Beranda » Nafkah Seorang Istri Untuk Keluarga

Nafkah Seorang Istri Untuk Keluarga

Secara etimologis kata perempuan berasal dari kata ‘empu’ yang berarti tuan, orang yang mahir/berkuasa, atau pun kepala, hulu, atau yang paling besar. Dalam subjektif perempuan terkesan lebih kuat bahkan bisa lebih tinggi kedudukannya dari laki-laki. Perempuan merupakan sosok yang pemberani dan bukan sosok yang bisa diremehkan.

Pada umumnya seorang suami adalah memberi nafkah lahir dan batin dalam keluarga. Itu merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan, karena kewajiban suami juga menjadi hak seorang istri.

Pada era modern di Indonesia, wanita mendapat akses penuh dalam pendidikan dan pekerjaan. Istilah wanita karier sudah sangat sering di dengar. Ketika sudah menikah, hak seorang wanita dibatasi oleh hak laki-laki yang menjadi suaminya. Tuntutan untuk bekerja sudah tidak lagi wajib bagi seorang wanita. Seorang laki-laki mengambil tanggung jawab itu selepas akad nikah terucap.

Namun, karena situasi dan kondisi, seperti PHK, pendidikan rendah, atau bahkan faktor kemalasan, suami memilih tidak bekerja dan membiarkan seorang istri yang mencari nafkah. Sehingga sekarang sudah tidak asing lagi ketika kita mendengar bahwa seorang istri menjadi tulang punggung dalam keluarga.

Fakta seorang istri yang menjadi tulang punggung keluarga, sudah hal yang tidak asing bagi kita. Banyak suami yang dinafkahi oleh istri. Di negara lain hampir 90% populasi wanita bekerja untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Bahkan dibeberapa negara jarang menemukan laki laki yang bekerja mayoritas para pekerja nya adalah wanita,sangat asing jika melihat wanita dirumah dan tidak bekerja.

Seperti yang kita lihat ketika seorang suami pulang bekerja, merasa menjadi orang yang paling lelah, tidak perduli anak apalagi membantu istri membereskan pekerjaan rumah. Dibalik itu semua ada sosok yang lebih lelah yaitu seorang istri yang bisa melakukan segala hal dengan sendirinya, mulai dari mengurusi anak, memasak, menyuci, mengepel dan lainnya tanpa dibantu oleh seorang suami.

Namun, bagaimana apabila sebaliknya seorang istri yang bekerja dan suami yang dirumah. Apakah seorang suami bisa mengatasi semua pekerjaan rumah?. Tetapi sekarang sudah banyak ketika seorang istri menjadi tulang punggung keluarga sedangkan sang suami hanya berdiam diri dirumah tanpa memikirkan istri yang mati matian banting tulang demi bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sekarang ini para pekerja mulai banyak diambil alih oleh wanita dalam hal ini adalah istri sebagai pencari nafkah utama. Sedangkan suami bisa jadi berpenghasilan lebih kecil atau tidak bekerja sama sekali. Ada beberapa faktor yang membuat istri menjadi tulang punggung dalam keluarganya, penyebab utamanya adalah karena keterpaksaan.

Kondisi setiap keluarga yang berbeda-beda. Masing-masing keluarga memiliki kebutuhannya sendiri, yang biasanya semakin banyak. Dengan berperannya istri sebagai tulang punggung keluarga, tentunya peran mereka di dalam keluarga semakin besar, karena pada dasarnya tugas utama seorang wanita yang sudah berkeluarga adalah menjadi istri atau ibu. Kondisi ini mengharuskan para istri pintar – pintar mengatur waktu untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah lainnya agar dapat menjalankan peran ganda tersebut dengan seimbang.

Seperti yang dialami salah satu narasumber saya S.M dia bekerja dengan alasan suaminya memiliki pekerjaan yang tidak tetap dan membuat dia untuk bekerja di pabrik. Karena memiliki dua orang anak laki-laki yang masih bersekolah, yang seharusnya dia berperan menjadi ibu rumah tangga tetapi diharuskan untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selain itu ada narasumber yang kedua yaitu I.S menjadi tulang punggung keluarga karena suami yang tidak memiliki pekerjaan, dengan alasan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang tetap sehingga membuat dia bekerja disebuah konfeksi baju tidak jauh dari rumah nya. Dimana seharusnya dia hanya menjadi seorang ibu rumah tangga tetapi harus menjadi tulang punggung untuk keluarganya.
Dari hasil wawancara kedua narasumber tersebut saya dapat beropini ketika seorang istri menjadi tulang punggung dalam keluarga mereka istri yang hebat. Karena bisa menyelesaikan semua permasalahan dengan membiarkan dirinya banting tulang demi bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Walaupun harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan ada anak- anak yang harus mereka perhatikan.

Seperti yang dialami kedua narasumber saya, mereka dapat berperan ganda walaupun suaminya hanya berdiam diri dirumah tanpa membantu apapun dia tetap menjalankan kehidupan keluarganya dengan baik. Mereka rela menggantikan peran utama suaminya sebagian pencari nafkah untuk keluarganya walaupun dengan pendapat yang tidak seberapa mereka tidak menyerah untuk mencukupi kebutuhan nya.

Berdasarkan data yang ditemukan di berbagai sumber, seorang istri menjadi tulang punggung dalam keluarga mempunyai kehebatan yang luar biasa mereka punya semangat pantang menyerah karena hidup tidak selalu mudah untuk dijalani. Terlebih bagi perempuan pencari nafkah, begitu banyak hal yang harus diurus dan ditangani sendiri. Karena menyadari tidak semuanya bisa selalu berjalan dengan mudah.

Mereka memilih untuk lebih banyak bersyukur, bahkan mereka pun bisa menemukan kebahagiaan dengan cara sederhana. Karena mensyukuri semua yang ada saat ini bisa menciptakan kebahagiaan bagi keluarga mereka. Dari beberapa opini menunjukkan bahwa dibalik laki–laki yang kuat ada sosok perempuan yang lebih kuat dan tidak bisa dikatakan bahwa perempuan itu lemah.

Bagikan Artikel Ini