Beranda » Khawatir Gejala Cerdas Emosional!
Definisi kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta pengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini banyak dari mereka yang salah melakukan mengontrolan dalam segi fisik maupun non fisik. Satu kajian ilmiah menemukan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting. Dalam buku Daniel Goleman yang berjudul Kecerdasan Emosional dijelaskan bahwa kecerdasan emosional bertanggung jawab atas keberhasilan sebesar 80%, dan 20% ditentukan oleh IQ.
Kecerdasan emosional didefinisikan oleh Peter Salovey dan John Mayer sebagai, “kemampuan untuk mengatur emosi diri sendiri dan orang lain yang mana kecerdasan ini bertujuan untuk membedakan antara emosi yang beragam dan memberi label secara tepat, serta menggunakan informasi emosional untuk mengatur pikiran dan perilaku.”
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni:
1. mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri,
2. memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain,
3. mampu merespons dan Kemampuan melakukan negosiasi dengan orang lain secara emosional,
4. serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri,
5. mudah dipercaya, dapat beradaptasi dengan baik, mudah bergaul dan bekerja sama dalam tim, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta memiliki motivasi yang tinggi.
Aspek Kecerdasan Emosional
• Salovey dan Mayer
Salovey dan Mayer mengungkapkan aspek-aspek yang ada dalam kecerdasan emosional yaitu mampu merasakan empati, berani mengungkapkan dan memahami perasaan, bisa mengendalikan amarah, mampu beradaptasi, mandiri, setia terhadap pertemanan, ramah, dan hormat kepada yang lain.
• Goleman
Menurut Goleman, seseorang yang memiliki kecerdasan emosi memiliki aspek untuk memotivasi diri sendiri, apabila frustasi lebih siap untuk bertahan, bisa menghadapi sesuatu yang sulit dan tetap percaya diri, serta memiliki empati yang tinggi.
• W.T Grant Consortium
Menurut W.T Grant Consortium kecerdasan emosional bisa dilihat dari cara mengungkapkan perasaan dan bisa mengidentifikasi perasaan tersebut. Perasaan tersebut selain bisa diungkapkan, juga bisa dikelola juga dikendalikan, serta bisa membedakan dan menyeimbangkan antara perasaan dan tindakan.
Sejarah
kekuatan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Abraham Maslow pada tahun 1950-an. Istilah “kecerdasan emosional” muncul pertama kali dalam makalah tahun 1964 oleh Michael Beldoch dan dalam makalah tahun 1966 oleh B. Leuner berjudul “Emotional intelligence and emancipation” yang muncul pada jurnal psikoterapi yang bernama Practice of Child Psychology and Child Psychiatry. istilah kecerdasan emosional baru dipopulerkan pada tahun 1995 oleh psikolog dan jurnalis ilmu perilaku Dr. Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul “Emotional Intelligence – Why it can matter more than IQ”. Selanjutnya, buku tersebut mendapatkan popularitas yang kemudian berakibat pada kepopuleran Daniel Goleman itu sendiri. Akhir tahun 1998, artikel Goleman di Harvard Business Review berjudul “What Makes a Leader?” menarik perhatian manajemen senior di Johnson & Johnson’s Consumer Companies (JJCC).
Kelompok emosi
• Marah
Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan ketidakstabilan emosi. Sebagai cirinya sering mengalami rasa cemas, sedih, takut, dan mengalami tingkat kemarahan yang tinggi. Marah adalah ekspresi emosi yang bersifat agresif. Marah bisa dipicu akibat frustasi, merasa kecewa, dan rasa kesal terhadap suatu hal. Dampak positif dari marah, bisa meredakan rasa kesal dan bisa membuat emosi tenang. Selain itu, marah juga bisa berdampak buruk apabila tidak bisa mengendalikan emosi marah tersebut.
• Rasa Takut
Rasa takut bisa menyebabkan stres gangguan emosional. Stres tersebut timbul karena adanya ancaman dan tekanan dan perubahan. Dampaknya akan menyebabkan respons tubuh, seperti napas dan detak jantung yang semakin cepat. Selain itu otot menjadi kaku, serta tekanan darah menjadi tinggi. Rasa takut bisa disebabkan oleh ancaman karena merasa diri dalam bahaya. Ancaman tersebut bisa ditimbulkan dengan ancaman fisik, psikologis, hal yang imajiner, serta emosional.
• Cinta
Cinta merupakan salah satu jenis emosi yang timbul karena rasa intim, menyebabkan gairah, dan komitmen. Cinta juga juga merupakan emosi yang dipengaruhi oleh kedekatan, rasa tertarik, juga rasa percaya terhadap satu sama lain. Selain itu, cinta juga bisa timbul karena reaksi biologis yang timbul pada diri manusia. Rasa cinta bisa diekspresikan dengan bentuk persahabatan, rasa percaya, rasa hormat terhadap seseorang, hingga rasa kasih sayang antar manusia.
• Terkejut
Terkejut merupakan salah satu emosi yang bisa terjadi dalam waktu yang singkat. Rasa terkejut bisa muncul karena menemukan sesuatu hal yang baru. Emosi terkejut bisa diekspresikan dengan rasa takjub, kejutan, muak, tertanam hingga rasa mual ingin muntah.
• Malu
Malu merupakan rasa yang tidak nyaman yang muncul karena kondisi sosial dalam menghadapi orang baru, yang terjadi karena kondisi interaksi sosial yang buruk. Rasa malu merupakan hal yang normal, karena dapat terjadi dalam beberapa kondisi saja. Rasa malu bisa berdampak negatif apabila disertai dengan rasa sepi, cemas, hingga frustasi. Rasa malu bisa diekspresikan dengan rasa bersalah, rasa hancur, kesal, hingga timbul karena adanya aib.
Cara Memaksimalkan Kecerdasan Emosional
1. Mengenali emosi diri
2. Mengelola emosi melalui mengekspresikan dengan tujuan yang jelas
3. tingkatkan rasa empati pada orang lain untuk mencegah gangguan narsistik
4. membangun relasi dengan orang sekitar
5. melatih kemampuan berkomunikasi
Dampak
Kecerdasan emosional memiliki dampak pada diri kita sendiri, dampak tersebut memiliki level tinggi dan rendah.
1. Tinggi
Dampak kecerdasan emosional kategori tinggi, pertama sulit memberi dan menerima kritik yang negatif. Hal ini dikarenakan orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki empati yang tinggi pula. Oleh karena itu, ketika akan memberikan kritik yang tajam, mereka selalu memikirkan dampak terhadap orang lain, hingga enggan memberikan kritik. Begitu pun saat menerima kritik negatif, orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi tidak akan merasa sedang dikritik.
2. Rendah
Dampak negatif kecerdasan emosional kategori rendah bisa mempengaruhi kesehatan fisik. Hal ini dikarenakan ujung dari gangguan emosional salah satunya stres. Dampaknya bisa menjadi penyakit kurangnya imun, jantung, hingga tekanan darah tinggi. Selain kesehatan fisik, juga mempengaruhi kesehatan mental. Misalnya bisa membuat depresi, hingga susah bersosialisasi dengan orang lain.
Kritik
Beberapa peneliti pernah mengangkat korelasi antara pengukuran kecerdasan emosional dengan dimensi kepribadian yang sesungguhnya. Umumnya, pengukuran kecerdasan emosional dan aspek-aspek kepribadian dianggap sebagai satu hal yang sama karena keduanya memiliki tujuan untuk mengukur sifat dari suatu kepribadian.
Bagikan Artikel Ini