Beranda » Apa Benar Emosi Berlebih Dapat Menyebabkan Stres? Begini Cara Mengatasinya

Apa Benar Emosi Berlebih Dapat Menyebabkan Stres? Begini Cara Mengatasinya

Pernahkah Anda merasa sedih atau kesepian dalam jangka waktu yang berlebihan atau bahkan suasana hati yang sering mengalami perubahan secara tidak teratur? Berhati-hatilah, ternyata itu berarti tandanya stres.
Perkembangan psikologis dikaitkan dengan emosi remaja dan sering ditandai dengan ketidakstabilan mental dan kebingungan. Dalam sebuah penelitian tahun 1984, Mihalyi dan Reed Larson menunjukkan bahwa remaja hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk mengubah suasana hati mereka dari yang tadinya “sangat senang” berubah “sangat sedih” sedangkan orang dewasa membutuhkan waktu beberapa jam untuk memulihkannya.
Stres adalah respons seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/spiritual) terhadap suatu perubahan lingkungan yang menuntut seseorang untuk beradaptasi. Stres juga merupakan bagian alami dan penting dari kehidupan. Akan tetapi, jika parah dan berkepanjangan maka akan berbahaya bagi kesehatan kita. Remaja menanggapi stres dengan cara yang berbeda. Sementara, stres dapat membantu Anda lebih waspada, stres juga dapat menyebabkan tekanan mental dan fisik. Beberapa berpendapat bahwa stres merupakan tekanan psikologis dan fisik, dalam menanggapi situasi yang dianggap berbahaya. Dengan istilah lain, stres merupakan cara tubuh Anda merespons segala jenis kebutuhan, ancaman, atau tekanan Stres emosional akibat perubahan fisik yang cepat dan meluas yang dirasakan setiap saat. Sebuah uji baru-baru ini oleh American Psychological Association (APA) menemukan bahwa remaja saat ini lebih rentan terhadap stres karena perilaku dan gaya hidup orang dewasa. Masa remaja adalah periode perkembangan di mana masalah pertumbuhan dan perkembangan seperti emosi dan pola pikir yang umumnya. Perkembangan dan pertumbuhan ini berkaitan dengan adaptasi remaja terhadap tuntutan keluarga, sosial, dan lingkungan. Masalah lainnya adalah ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja. Kemampuan intelektual remaja telah dipupuk sejak dini melalui berbagai sarana prasarana di rumah dan sekolah. Perkembangan emosional pendidik, orang tua dan guru sering diabaikan.

Faktor Penyebab Stres

Banyak penyebab yang dialami oleh seseorang akibat stres salah satunya pada remaja yang sedang kuliah, dan kerja. Akan tetapi, tidak hanya pada remaja saja hampir semua orang yang memiliki masalah mengalaminya. Berikut ini
• Terlalu banyak tekanan
• Khawatir tentang sesuatu
• Sedikit atau tidak ada kendali atas situasi
• Kewajiban dianggap sangat sulit
• Larangan bekerja, dan beraktivitas
Kita tahu bahwa, ada banyak alasan mengapa orang mengalami emosi secara berlebihan, Hal ini biasanya disebabkan oleh pengalaman atau peristiwa tertentu. Emosi negatif bisa berupa reaksi jangka pendek terhadap peristiwa tertentu, atau bisa juga berasal dari masalah mendasar yang pernah menimpanya.

Tanda Emosional Yang Muncul Akibat Stres

Stres terbagi dalam stres akut dan kronis. Stres akut memiliki jangka yang pendek dan mudah ditangani. Stres kronis, disisi lain, berlangsung lebih lama dan dapat menyebabkan masalah kesehatan jika tidak ditangani. Stres dapat ditandai dengan adanya perubahan fisik dan mental. Gejala yang dialami seseorang ketika mengalami stres bergantung pada bagaimana mereka bereaksi terhadapnya. Berikut beberapa tanda emosional yang muncul akibat stres :
1. Gangguan Mental / Depresi
Gangguan mental / Depresi merupakan emosional yang ada pada diri sendiri dan berada dalam suasana hati yang buruk untuk waktu yang lama. Banyak peneliti telah menghubungkan tingkat stres yang berlebihan dengan perkembangan depresi. Sebuah penelitian terhadap 800 responden wanita yang diterbitkan dalam depresi pada Agustus 2009 menunjukkan hubungan antara berbagai jenis stres dan depresi berat individu. Selama penelitian, para peneliti mengukur bahwa peristiwa stres berkontribusi pada memburuknya gangguan depresi pada wanita. Demikian pula, dalam kaitannya dengan tingkat stres / depresi lebih sering dirasakan pada seseorang yang kuliah dan kerja daripada orang normal.
2. Kecemasan
Kecemasan tentunya berbeda dengan depresi. Sekarang, kecemasan ini ditandai dengan perasaan khawatir yang berlebihan. Namun, depresi jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kecemasan.
3. Gampang Marah
Karakteristik orang-orang yang marah secara emosional ditandai dengan stres. Sebuah uji Januari 2015 yang diterbitkan dalam American Heart Journal menunjukkan bahwa peningkatan kepekaan terhadap kemarahan terkait erat dengan stres psikologis. Oleh karena itu, stres dapat mengakibatkan serangan jantung yang sangat berbahaya.
4. Gairah Seks Rendah
Penurunan gairah seksual bagi sebagian orang, stres yang berlebihan berdampak negatif pada libido dan keintiman romantis. Stres kronis berdampak negatif pada gairah seksual. Sebuah studi berjudul “Stres Sosial Kronis di Usia Pubertas, Perilaku Seksual Pria Bernafsu dan Aktivitas Metabolik Saraf ” yang diterbitkan dalam jurnal Hormones and Behavior, menemukan bahwa kadar kortisol yang dihasilkan stres dikaitkan dengan penurunan gairah seksual pada pria.
5. Gangguan Ingatan / Kesulitan berkonsentrasi
Jika Anda merasa memiliki masalah dengan konsentrasi, maka Anda mungkin menderita stres. Para peneliti menemukan bahwa jalur respons stres di otak mempengaruhi kinerja memori jangka panjang.
6. Perilaku Kompulsif
Kompulsif adalah perilaku yang dilakukan secara spontan, seringkali di lakukan tanpa berpikir sebelumnya. Misalnya, tindakan pecandu narkoba seringkali tidak tertahankan dan harus dilakukan. Sejauh ini, ada hubungan antara stres dan perilaku kecanduan. Uji psikologis menunjukkan bahwa hormon stres di otak memainkan peran utama dalam pengembangan perilaku adiktif. Stres kronis dapat mengubah sifat fisik otak, mendorong perilaku kebiasaan dan kecanduan.
7. Perubahan Suasana Hati
Perubahan suasana hati merupakan reaksi emosional, salah satu gejalanya adalah perubahan suasana hati yang mudah berubah. Sebuah peneliti menunjukkan bahwa stressor sosial, atau kondisi penyebab stres, memiliki dampak signifikan pada kesehatan emosional dan suasana hati seseorang.

Cara Mengatasi

Stres dapat diatasi secara mandiri. Namun, manajemen stres bukan bertujuan untuk menghilangkan stres sepenuhnya, Akan tetapi, hanya mengelola agar aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
Manajemen stres yang dapat dilakukan, yaitu:
• Identifikasi penyebab stres
Cara ini dilakukan dengan mencari tahu apa yang memicu stres, seperti masalah pekerjaan, situasi rumah, atau hubungan dengan orang lain.
Cari pemecahan masalahnya, Jika penyebab sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengatasi masalah tersebut, kemudian susunlah rencana untuk mengatasi masalah tersebut mulai dari rencana yang mudah diselesaikan.
• Konsultasi dengan dokter.
Kemudian, Jika Anda tidak dapat mengidentifikasi dan menemukan jalan keluar, konsultasi dengan dokter diperlukan. Dokter dapat menyarankan konseling, terapi perilaku kognitif, atau terapi Emotional Freedom Technique (EFT). Dokter juga dapat meresepkan obat jika stres menunjukkan gejala medis.
Stres dapat juga dicegah dengan menjalani pola hidup yang sehat. Cara yang bisa dilakukan adalah:
• Tidur Serta istirahat yang cukup
• Lakukan sesuatu yang positif diwaktu luang Anda, seperti membaca buku, menikmati secangkir teh hangat, mendengarkan musik favorit Anda, atau menonton film yang membangkitkan semangat.
• Mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi dan seimbang
• Berolahraga secara teratur minimal 30 menit sehari
• Bergaul dengan orang-orang yang menyenangkan dan positif
• Berlatih meditasi dan teknik relaks
Dari beberapa pernyataan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa stres adalah bagian terpenting dari kehidupan kita sehari-hari. Ada orang yang pandai dalam menggunakan emosinya, namun ada juga yang kurang pandai dalam mengekspresikan emosinya, hal ini dikarenakan pengendalian diri yang tidak menggunakan emosinya sehingga berujung pada depresi. Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan kemampuan ini untuk meminim terjadinya hal tersebut. Kita tidak selalu dapat mengontrol emosi kita sendiri, tetapi setidaknya Anda dapat merespons emosi tersebut dengan baik dan menghindari konsekuensinya. Untuk mengelola stres dan emosi secara berlebihan tentunya kita harus mengubah pola hidup sehat yang lebih baik, pola hidup yang baik adalah dambaan setiap orang bukan? Maka mulailah dengan kebiasaan yang baik dengan mengelola stres dan emosi dengan cara yang lebih tersusun rapi. Segala sesuatu yang dilakukan untuk diri sendiri merupakan bentuk mencintai diri sendiri. Jika Anda mencintai diri sendiri, maka lakukan apa yang kita bisa. Karena apa yang Anda lakukan adalah bentuk peningkatan gaya hidup yang baik.
Bagikan Artikel Ini