Beranda » Efektivitas Program Tahfiz Al-Qur’an Madrasah Aliyah

Efektivitas Program Tahfiz Al-Qur’an Madrasah Aliyah

Tahfiz berasal dari bahasa arab hafidza – yahfadzu – hifdzan, yang memiliki arti menghafal. Sedangkan Al-Qur’an secara bahasa memiliki arti “bacaan”, dan menurut istilah adalah Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril, dan bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah.

Jadi pengertian dari Tahfiz Al-Qur’an adalah proses menghafal Al-Qur’an dengan membacanya berulang-ulang atau mendengarkannya berulang kali hingga hafal sehingga setiap ayat dapat dibaca tanpa melihat Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an memiliki banyak keutamaan, diantaranya:

  • Al-Qur’an sebagai pemberi syafa’at bagi mereka yang membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkannya.
  • Penghafal Al-Qur’an telah dijanjikan ditinggikan derajatnya di surga.
  • Al-Qur’an menjadi hujjah atau pembela bagi penghafal dan pembaca, sebagai pelindung dari azab api neraka.
  • Mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
  • Akan disematkan mahkota di akhirat kelak.

Madrasah Aliyah mengadakan suatu program yang bernama “Tahfiz Al-Qur’an” program tersebut bertujuan agar peserta didik mampu menghafal dan memahami isi kandungan Al-Qur’an serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari setelah lulus dari jenjang Madrasah Aliyah.

Pada saat ini hampir setiap Madrasah Aliyah melaksanakan “Program Tahfiz Al-Qur’an” yang dilakukan dengan metode yang berbeda-beda tergantung kebijakan dan target dari Madrasah Aliyah masing-masing. Berikut ini beberapa program Tahfiz Al-Qur’an yang sudah dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri pada wilayah DKI Jakarta:

  • Madrasah Aliyah Negeri 10 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri 10 Jakarta memiliki program Tahfiz Al-Qur’an, program ini menjadi salah satu mata pelajaran. Yang terdapat 3 kali pertemuan, setiap pertemuan memiliki waktu 1 jam/2 jam. Target hafalan yang diberikan oleh pihak madrasah kepada peserta didik yaitu peserta diwajibkan menghafal setengah juz selama 1 semester, yang berarti selama 2 semester diwajiibkan hafal 1 juz.

Madrasah Aliyah Negeri 10 Jakarta juga menggunakan guru pendamping, di setiap kelas memiliki 1 guru pendamping untuk program Tahfiz Al-Qur’an. Metode yang digunakan yaitu Tadarus secara bersama, kemudian peserta didik menghafal secara individu lalu menyetorkan kepada guru pendamping tersebut.

  • Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta memiliki program Tahfiz Al-Qur’an, program ini menjadi salah satu mata pelajaran. Yang hanya terdapat sekali pertemuan setiap minggu. Setiap kelas memiliki 1 guru pendamping untuk menyetorkan hafalannya. Metode yang digunakan yaitu menghafal secara individu lalu disetorkan setiap pertemuan.

  • Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta memiliki program Tahfiz Al-Qur’an, program ini menjadi salah satu mata pelajaran. Yang hanya terdapat sekali pertemuan setiap minggu. Setiap kelas mempunyai satu guru pendamping untuk program Tahfiz Al-Qur’an. Metode yang digunakan yakni mendapatkan Penghargaan bagi peserta didik yang mampu menghafal 1 juz selama 1 semester, yaitu mendapatkan sertifikat tahfidz. Bagi yang belum menghafal 1 juz hanya diberikan surat keterangan saja.

Itulah beberapa metode program Tahfiz Al-Qur’an yang terdapat di Madrasah Aliyah wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan metode Tahfiz Al-Qur’an yang dilakukan di Madrasah Aliyah tersebut dapat dikatakan bahwa program Tahfiz Al-Qur’an tersebut belum maksimal atau kurang efektif. Karena apabila metode tersebut tidak dilaksanakan dengan rutin, hanya dilakukan secara individu, maka banyak peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan tersebut sehingga hasil hafalannya menjadi tidak maksimal dan tidak dapat mencapai target yang harapkan oleh pihak Madrasah Aliyah.

Sebaiknya program Tahfiz Al-Qur’an yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah itu menggunakan metode yang lebih efektif, yaitu menggunakan metode-metode sebagai berikut:

  • Metode Wahdah adalah suatu metode menghafal Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara menghafal satu demi satu ayat yang ingin dihafalkannya. Untuk mencapai target hafalannya setiap ayat dibaca lima kali sampai sepuluh kali atau lebih, sehingga proses ini akan membentuk suatu pola bayangan dalam ingatan diri.
  • Metode Kitabah adalah suatu metode menghafal Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara menuliskan ayat-ayat yang akan dihafalkannya pada secarik kertas yang telah disediakan. Kemudian dibaca berulang-ulang sampai lancar dan benar lalu dihafalkannya.
  • Metode Sima’i adalah suatu metode menghafal Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara mendengarkan suatu bacaan ayat yang akan dihafalkannya. Metode ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu, yang pertama mendengarkan bacaan dari guru yang membimbingnya, yang kedua merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang dihafalkannya, kemudian didengarkan dengan seksama dan berulang-ulang.
  • Metode Gabungan merupakan metode yang terdiri dari metode pertama dan metode kedua atau metode Wahdah dan metode Kitabah. Dengan metode seperti ini para pengfahal menghafal ayat-ayat sampai hafal, lalu setelah berhasil menghafal para penghafal mencoba menuliskan ayat-ayat yang dihafal diatas selembar kertas.
  • Metode Jama’ ialah suatu metode menghafal Al-Qur’an dengan cara kolektif atau bersama-sama, dapat dilaksanakan dengan cara membentuk suatu kelompok kecil sekitar 5-7 peserta didik, kemudian salah satu peserta didik dikelompok tersebut yang sudah dinilai fasih oleh guru pendamping, ditunjuk sebagai tutor sebaya. Kemudian melakukan tadarus bersama, serta mengulang-ulang bacaan hingga hafal.

Metode memberikan penghargaan sertifikat tahfiz kepada peserta didik.  Seperti yang dilakukan oleh Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta termasuk metode yang dapat dikatakan efektif, karena akan meningkatkan semangat peserta didik dalam mencapai target hafalannya.

Dengan metode-metode yang disebutkan di atas insyaAllah akan mempermudah para peserta didik dalam menghafal dan mencapai target hafalannya. Dapat dikatakan metode-metode tersebut akan efektif dilaksanakan di Madrasah Aliyah apabila dilaksanakan dengan tekun oleh para peserta didik dan juga diberikan motivasi oleh para dewan guru yang akan memacu semangat para peserta didik.

Penulis : Ahmad Miladi Zikri, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagikan Artikel Ini