Beranda » Peran Bahasa dan Sastra dalam Pendidikan

Peran Bahasa dan Sastra dalam Pendidikan

Bahasa merupakan alat komunikasi sebagai sarana untuk merumuskan maksud kita, melahirkan perasaan kita, dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan orang lain.  Saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita pasti sudah memiliki tujuan tertentu. Ingin dipahami dan ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain, membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti kita memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang.

Sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain untuk berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat atau media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol, isyarat dan kode, setelah itu diterjemahkan ke dalam bahasa manusia.

Pendidikan bahasa  terus berkembang, pandangan terhadap bahasa mengalami perubahan. Bahasa tidak dipandang sebagai unsur-unsur, tetapi dipandang sebagai satu keutuhan dalam berbagai ranah penggunaannya. Berbagai macam pendekatan dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa telah diterapkan pada tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi. Upaya perbaikan mutu pengajaran dan pembelajaran bahasa dilakukan secara rutin, baik di kalangan pemerintah, kalangan akademisi maupun kalangan pelaku pendidikan di sekolah. Peningkatan itu terutama ditujukan pada aspek kemampuan berbahasa. Meskipun demikian, penguasaan pengetahuan bahasa tidaklah mungkin diabaikan karena bahasa pada dasarnya adalah seperangkat sistem lambang yang meliputi kosa kata dan kaidah penggunaannya pada tataran frasa, klausa, kalimat, ataupun wacana.

Pada pendidikan dasar, aspek kebahasaan memperoleh porsi lebih kecil daripada aspek keterampilan. Sebaliknya, aspek keterampilan memperoleh porsi lebih besar. Makin tinggi jenjang pendidikan, makin besar aspek kebahasaan sehingga pada jenjang pendidikan menengah aspek kebahasaan dan aspek keterampilan itu berbanding seimbang. Terkait dengan pengetahuan tentang bahasa, aspek tersebut harus dikemas dalam empat aspek belajar bahasa: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis secara terintegrasi. Materi itu tidak menjadi topik pembahasan tersendiri atau berdiri sendiri, tetapi menyatu pada proses belajar bahasa tersebut dalam mencapai kompetensi tertentu.

Bagikan Artikel Ini