Beranda » Politik Sudah Ada Sejak Zaman Manusia Kuno

Politik Sudah Ada Sejak Zaman Manusia Kuno

Foto Dokumentasi Penulis

Ilmu politik, ilmu yang satu ini memang tidak ada mata pelajarannya dan bahkan tidak kita pelajari secara gamblang ketika di bangku sekolah, mulai dari sekolah dasar, atau sampai kita berada di sekolah menengah atas. Akan tetapi, disadari atau tidak, ilmu yang satu ini tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sedari awal kita membuka mata untuk pertama kali. Mengapa bisa demikian dan apa buktinya?

Tangisan yang dilakukan oleh seorang bayi adalah salah satu cara untuk mendapatkan apa yang dia mau. Begitu juga rayuan anak kecil kepada orangtuanya untuk mendapatkan uang jajan yang lebih. Atau dalam lingkup yang lebih besar lagi yakni ketika kita dewasa nanti, saat berusaha menjadi pemimpin OSIS atau menggerakan teman-teman tongkrongan untuk mengikuti apa yang kita perintahkan. Itu semua dipelajari di sini, di ilmu tentang bagaimana caranya kita mendapatkan kekuasaan, bagaimana caranya kita mengatur kelompok orang dengan beragam kebutuhan dan personality yang berbeda agar semuanya bisa senang.

Ilmu politik selalu ada di sekitar kita, dimanapun dan kapanpun.  Bukan hanya tentang suatu kesatuan negara, ataupun badan pemerintahan, tapi juga tentang setiap individu satu dengan yang lainnya. Politik juga tidak lahir hanya ketika suatu negara merdeka, akan tetapi juga sudah ada jauh sejak awal zaman peradaban manusia. Bahkan bisa dikatakan, ilmu politik adalah salah satu ilmu sosial tertua yang ada di dunia. Ya, dimulai ketika manusia kuno yang satu dengan yang lainnya menjalin interaksi.

Manusia kuno pada zaman dahulu sudah terbiasa hidup berkelompok yang tentunya di dalam kelompok tersebut ada seorang ketua. Seorang ketua ini tentunya harus memiliki kecakapan dalam memimpin kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, dalam mencari makanan misalnya. Untuk memiliki kecakapan dalam memimpin, maka seorang ketua kelompok atau koloni haruslah mengerti cara mengatur rakyatnya, dan ini adalah salah satu bukti kalau ilmu politik sudah ada sejak zaman dahulu.

“Politik sudah ada sejak manusia kuno yang satu dengan yang lainnya saling berebut makanan dan wilayah”

-Diri sendiri

Mari kita beralih ke sebuah peradaban manusia terkuno yang pernah tercatat oleh sejarah, yakni peradaban Mesopotamia. Peradaban kuno yang berdiri dari tahun 3.300 SM sampai 750 SM ini sudah dikenal dengan peradaban dan sistem pemerintahan cukup baik. Dimulai dari sistem pembagian kekuasaan yang sudah tertata rapih pada zamannya tersebut. Dimana pada zaman itu, pembagian kekuasaan dibagi menjadi beberapa provinsi yang masing-masing provinsi tersebut dikuasai oleh seorang gubernur. Pembagian kekuasaan ini bertujuan untuk memudahkan tugas dan juga pengendalian negara yang dipimpin oleh kaisar.

Dari hal tersebut bisa terlihat bahwa pembagian kekuasaan pada peradaban Mesopotamia sudah cukup maju, yang juga berarti bahwa sistem perpolitikan pada zaman itu sudah terlaksana dengan baik.

Kita akan maju beberapa abad setelah peradaban Mesopotamia, yakni peradaban Yunani kuno. Dalam peradaban ini, muncul berbagai tokoh dari macam-macam ilmu pengetahuan, dan salah satunya adalah ilmu politik. Tokoh-tokoh terkenal seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles mulai berpikir dan merumuskan gagasannya tentang ilmu politik. Mereka bisa dikatakan sebagai para pencetus lahirnya ilmu politik karena ada mereka, ilmu politik menjadi kian dikenal dan berkembang pesat seperti sekarang ini.

Mereka berpikir tentang bagaimana caranya memimpin sekelompok rakyat dengan baik, bagaimana caranya menjalani pemerintahan yang baik, dan bagaimana kelembagaan negara bisa berjalan dengan baik. Melalui pendekatan teoritik dan filsafat, mereka mulai merumuskan dan memberikan gagasannya mengenai ilmu politik.

Diawali oleh seseorang filsuf bernama Socrates. Melalui pendekatan filsafat yang sudah tidak bisa diragukan lagi kehebatannya, dia mulai mencari tahu tentang pemerintahan yang cocok dan menurutnya baik. Pemikirannya sangat banyak dan juga terbilang penting bagi perkembangan ilmu politik dan pemerintahan. Menurutnya, hukum harus ditaati yang dimana hukum tersebut berasal dari penguasa yang telah dipilih oleh rakyat. Hal ini terlihat seperti proses berdemokrasi di negara republik, contohnya negara Indonesia kita ini. Akan tetapi karena banyaknya pemikiran dan gagasan tentang politik itulah, dia dianggap menentang pemerintahan dan dihukum mati dengan cara meminum racun.

“Mati satu, tumbuh seribu” itulah kiasan yang tepat untuk Socrates. Setelah kematiannya yang mengenaskan, mulai lahir tokoh-tokoh filsafat serta pemikir politik lain yang juga tak kalah hebat serta penting dalam perkembangan ilmu politik. Dia adalah Plato, salah satu murid Socrates.

Sebagai murid teladan dari Socrates, kepintaran Plato sepertinya menurun dari sang gurunya yang hebat. Dia menulis salah satu buku berjudul Politeia yang menjadi salah satu warisan berharga dari peradaban Yunani Kuno. Di dalam buku ini berisi tentang 5 macam bentuk negara mulai dari aristokrasi, timokrasi, oligarki, demokrasi, dan tirani, yang dimana 5 istilah bentuk negara tersebut masih dipakai hingga saat ini.

Setelah Plato, ada filsuf lain yang juga berkutat pada ilmu politik. Dia adalah Aristoteles, yang merupakan murid dari Plato. Seperti Socrates yang mewariskan kecerdasannya kepada Plato, maka begitu pula dengan Plato yang mewariskan kecerdasannya kepada Aristoteles. Menurut saya, mereka cocok dijuluki dengan  “Tiga generasi penting dalam perkembangan ilmu politik”

Walaupun Aristoteles merupakan murid dari Plato, namun pemikiran-pemikirannya cukup berbeda dengan gurunya tersebut. Bahkan bisa saya katakan, sebagian besar pemikirannya adalah perlawanan terhadap pemikiran Plato. Akan tetapi, perbedaan pemikiran ini bukan menjadi suatu perpecahan, karena pada dasarnya pemikiran Aristoteles ini adalah penyempurna pemikiran Plato.

Arisoteles adalah seorang filsuf serta pemikir politik yang juga melahirkan banyak pemikiran hebat. Seperti dalam bukunya yang berjudul Ethics, di dalamnya membahas mengenai etika dan politik, yang kedua hal tersebut membahas tentang masyarakat dan kenegaraan yang terikat dan tidak bisa dipisahkan.

Ya memang, menurut saya etika dan politik tidak dapat dipisahkan karena tanpa etika, politik dikhawatirkan akan membawa kepada kejahatan. Bayangkan kalian dipimpin oleh seorang penguasa yang tidak memiliki etika dan bersikap otoriter serta kejam pada rakyatnya. Pasti tidak mau kan? Itulah mengapa pemikiran Aristoteles di dalam bukunya yang berjudul Ethics sangatlah penting.

Selain itu, dia juga merumuskan pemikirannya tentang negara ideal yang berangkat dari kodrat manusia sebagai mahluk sosial. Dalam menyampaikan pemikirannya tentang negara ideal, dia menggunakan berbagai perumpamaan cerita yang sekiranya bisa diterima oleh kaum awam seperti kita. Di dalam pemikirannya ini beliau semakin memperjelas pemikirannya tentang demokrasi.

“Mereka adalah pemikir klasik yang pemikirannya menjadi pegangan dalam lahirnya pemikiran lain.”

-Diri sendiri

Mereka bertiga menjadi tokoh penting dalam perkembangan ilmu politik untuk ke depan, untuk zaman yang jauh berada di depan mereka. Ini karena pemikiran-pemikiran mereka menjadi pilar dan tumpuan dalam lahirnya pemikiran-pemikiran politik yang lain. Meskipun ada pertentangan pemikiran, hal tersebut justru menjadi pelengkap dan penyempurna ilmu politik. Pertentangan dan perbedaan ini juga yang melahirkan paham-paham baru mengenai negara ideal yang pastinya juga berbeda dengan paham negara ideal menurut Socrates, Plato, maupun Aristoteles.

Tanpa ada perbedaan dan pertentangan pemikiran, mungkin kita tidak akan mengenal adanya penyatuan politik dengan agama yang kemudian menjadi peraturan negara seperti yang dilakukan Santo Agustinus. Mungkin juga tidak akan ada pemisahan agama dengan politik dan perumusan yang lebih detail serta ilmiah seperti yang dilakukan oleh Machiavelli dalam bukunya yang berjudul El Principe. Dan juga mungkin kita tidak akan mengenal paham Marxisme dengan pemikiran komunis dan sosialisnya.

Semua penjelasan saya di atas semakin kuat memperjelas bahwa ilmu politik memang sudah ada sejak zaman peradaban manusia kuno. Karena pada dasarnya, manusia adalah mahluk sosial yang bukan hanya saling membutuhkan satu sama lain, tetapi juga saling mempengaruhi satu dengan yang lainnnya. Contoh kecil seperti ini sebenarnya adalah bagian kecil dari pembelajaran ilmu politik.

(***)

Bagikan Artikel Ini