Corona Virus Disease atau yang biasa kita kenal sebagai Covid-19 telah meyebar hampir selama 2 tahun di dunia ini membuat ruang gerak masyarakat menjadi terbatas. Semua peraturan baru di buat agar penyebaran virus tidak semakin luas. Pembatasan ruang gerak ini sangat berdampak terhadap semua sektor di dunia tak luput di Indonesia . Semua Perusahaan berusaha untuk pempertahankan keberlangsungan perusahaanya.
Para akuntan tidak bekerja di garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang terjadi. Tetapi mereka memastikan bahwa ribuan, puluhan ribu, hingga ratusan ribu pekerja yang ada di dalam perusahaan tempatnya bekerja, untuk dapat tetap hidup, dengan kerelaan mereka untuk bekerja semakin berat, agar perusahaan tempatnya ia bekerja mampu bertahan dalam menghadapi masa yang sangat sulit ini.
Salah satu tantangan bagi para akuntan dalam membantu proses pemulihan ekonomi melalui less contact economy adalah penguasaan teknologi digital, dimana teknologi informasi dibutuhkan sebagai tools (alat) pengambilan keputusan dan menjadikannya sebagai aset berharga untuk memastikan entitas tetap relevan dalam dinamika ekonomi global.
Masyarakat Indonesia sejatinya kreatif dan inovatif, namun perlu diberikan ruang dan jalan yang tepat. Hal ini dapat mempercepat perkembangan pemulihan ekonomi Indonesia. Akuntan milenial saat ini harus memiliki sertifikasi keahlian dan dapat diperoleh ketika masih berstatus mahasiswa, seperti Certified Accountant (CA), Registered Securities Analyst (RSA), dan lainnya.
(***)
