Beranda » Eksistensi Seni Pertunjukan Lenong Dalam Kemajuan Kota Metropolitan

Eksistensi Seni Pertunjukan Lenong Dalam Kemajuan Kota Metropolitan

Seni pertunjukan Lenong sudah menjadi hal yang popular dari zaman dulu kala dimana masyarakat masih sangat minim peminat dan juga minim dalam hal pemahaman tentang seni pertunjukan lenong. Seni pertunjukan Lenong memiliki beramacam – macam penampilan mulai dari cara penyajian, cara pengemasan dan cara menarik minat bagi semua orang yang ingin menyaksikan.

Seni pertunjukan lenong pada zaman dulu memiliki banyak sekali daya Tarik tersendiri dan selalu menjadi suatu acara yang sangat dinantikan bagi para masyarakat yang ingin menyaksikannya. Lalu bagaimanakan eksistensi seni pertunjukan lenong hingga saat ini? dan bagaimanakah perjalanan seni pertunjukan lenong? Berikut sedikit penjelsan mengenai eksistensi seni pertunjukan lenong dalam kemajuan kota metropolitan.

Seni pertunjukan lenong merupakan karya seni pertunjukan yang bersal dari budaya betawi dan budaya betawi merupakan budaya yang berasal dari Kota Jakarta yang kita kenal sebagai ibu kota negara Indonesia. Seni pertunjukan lenong sudah ada pada masa kolonialsime dimana pada saat itu Indonesia masih diduduki oleh jajahan Belanda.

Pada masa itu Jakarta masih Bernama Batavia. Dari awal kemunculan seni pertunjukan lenong di lakukan di emperan – emperan jalanan kota Batvia. Dimana pada masa itu dalam seni pertunjukan ini hanya dilakukan dipinggir – pinggir jalan saja karena pada masa itu dikenal hanya untuk hiburan para pejaalan dan masyarakat asing yang lalu Lalang dikota Batavia.

Pada masa itu bukan hanya msayrakat budaya betawi saja yang senang menyaksikan lenong pinggir jalan melainkan banyak sekali masyarakat yang menjajah dan juga bangsa tionghoa yang menyaksikan. Selain itu juga hal yang menjadi daya tari tesrsindiri masyarakat terhadap lenong karena acara satu – satunya yang dapat disaksikan dan tidak mnegeluarkan uang besar yaitu menyaksikan seni pertunjukan lenong.

Namun, Pada awal tahun 1950an Masyarakat sudah mulai banyak berkurang untuk menyaksikan seni pertunjukan lenong. Bukan karena kurang ketertarikannya terhap lenong akan tetapi pada masa itu bangsa Indonesia sudah memasukin lembar baru kemerdekaannya dan melepas jajahannya dari belanda. Dimana pada masa itu Sebagian besar masyarakat Indonesia khusunya Jakarta sudah mulai disibukan dengan aktivitas pembangun dan juga pekerja serta perkembangan media lainnya.

Dibalik itu semua masih banyak pula yang yang tetap konsisten dan terus menyakisak dan melesatrikan seni pertunjukan lenong. Seiring perkembangan ibukota yang semakin pesan dan semakin canggihnya teknologi, seni pertunjukan lenong mulai semakin meredup ditambah lagi media televisi sudah menjadi kegemaran yang sangat mendominasi. Selain bisa disaksikan dari rumah dan juga lebih praktis, televisi juga menjadi suatu media yang dapat mengahadirkan berbagai macam acar yang dapat dipilih sesuka cita oleh para penonntonya.

Seni pertunjukan lenong semakin meredup Kembali di abad 20 hingga saat ini, dimana seni pertunjukan ini harus menerima nasib karena dilahirkan ditanah yang menjadi ibukota yang akan menimbulkan perkembangan dan juga kemjuan teknolgi di era digital.

Walaupun seni pertunjukan lenong semakin sedikit penonton hingga peminatnya, akan tetapi tekad masayarakat betawi yang diregenerasi hingga penerusnya masih terus menjada dan melestarikan seni pertunjukan lenong tersebut walau dihimpit perkembanagan kota metropolitan ini.

Bagikan Artikel Ini