Beranda » Pengaruh Penggunaan Twitter terhadap Penggunaan Bahasa pada Generasi Muda

Pengaruh Penggunaan Twitter terhadap Penggunaan Bahasa pada Generasi Muda

Penggunaan media sosial diera modern ini tidak dapat dihindari, karena media sosial menjadi sarana berkomunikasi manusia terhadap sesamanya. Adanya media sosial menjadi bukti dari perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Pengguna aktif media sosial didominasi oleh generasi muda. Mereka sangat mudah beradaptasi dan menggunakan dengan media sosial. Biasanya mereka menggunakan media sosial untuk mengutarakan perasaan dan ekspresinya. Twitter menjadi salah satu media sosial yang digemari oleh generasi muda termasuk penulis.

Twitter merupakan media sosial yang berbasis mikroblog, yaitu media sosial yang membuat penggunanya dapat menulis dan menyebarkan aktivitas serta pendapatnya secara bebas. Twitter menjadi tempat untuk saling bertukar informasi lewat interaksi interpersonal dari sebuah utas yang dikirimkan oleh pengguna lainnya. Selain itu, pengguna juga bisa berkirim pesan, menemukan isu-isu hangat lewat tagar tertentu, dan juga menemukan promosi-promosi dagangan.

Tentunya semua kegiatan tersebut memerlukan bahasa. Menurut William A. Haviland, Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.

Bahasa menjadi modal utama yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, kita mudah untuk melakukan sosialisasi dan berinteraksi dengan sesama.

Sebagai warga negara Indonesia, kita harus menjunjung bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa yang baik harus sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Kaidah kebahasaan bahasa Indonesia telah tercantum dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Namun, penulis menemukan banyak pengguna twitter tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar. Mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul seperti bahasa alay dan multibahasa. Beberapa contoh dari bahasa gaul anak twitter yang penulis temukan yaitu JB (Join bersama), CMIIW (Correct Me If I Wrong), Nder, Ava, Spill, Thread, Flop, Rt, WDYT (What Do You Think), Rep, TIA (Thanks in Advance), dan masih banyak lainnya. Adapun contoh lain dalam penggunaan kalimat yaitu, “Please kasih aku honest review kalian tentang barang ini, sebagus itukah?” atau “Spill kemeja kalian yang bagus dong?” Dapat dilihat, bahwa mereka menggunakan multibahasa dalam berinteraksi maupun berkirim pesan.

Bahasa gaul tidak selamanya buruk, hal tersebut menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki kreativitas dalam menciptakan bahasa untuk komunikasi mereka. Jika penggunaan bahasa gaul tersebut dibiarkan terus-menerus, maka kedudukan bahasa indonesia di kalangan remaja dapat menurun akibat penggunaan bahasa gaul yang makin meluas karena mereka menganggap jika mengikuti tren itu keren.

Oleh karena itu, sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial, termasuk Twitter. Selain memiliki dampak positif untuk berinteraksi, berpromosi, belajar, dsb. Twitter juga memiliki dampak negatif, di antaranya banyak terdapat bahasa-bahasa gaul yang jika tidak disaring oleh pengguna, khususnya generasi muda maka mereka akan terbiasa menggunakan bahasa gaul tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, baik dalam lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

  1. Hal tersebut yang membuat hilangnya kebanggaan berbahasa Indonesia di generasi muda. Maka, sudah seharusnya kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media sosial dan menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang pendidikan untuk mengurangi dampak negatif akibat pengaruh bahasa gaul yang terdapat di media sosial, khususnya Twitter.
Bagikan Artikel Ini