Beranda » Penyebaran Berita Hoax Lewat Aplikasi WhatsApp Melanggar Etika

Penyebaran Berita Hoax Lewat Aplikasi WhatsApp Melanggar Etika

Penulis: Niko Wahyudi

Mahasiswa MKom Universitas Budi Luhur

Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi saat ini mempengaruhi semua lini kehidupan masyarakat. Tidak ketinggalan kehidupan sosial, salah satunya terkait dengan cara masyarakat dalam mengakses dan mendapatkan berita. Berita dan informasi dapat diperoleh dan diakses dari mana saja dan kapan saja.  Didukung dengan jaringan komunikasi internet yang sudah menyebar keseluruh pelosok negeri, semua kalangan dari segala usia dapat dengan mudah berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Ditambah lagi dengan semakin murahnya biaya untuk memiliki sebuah perangkat komunikasi seperti smartphone. Kabar berita yang terjadi setiap waktunya dapat tersebar dan tersampaikan keseluruh penjuru negeri dengan cepat. Salah satu aplikasi smartphone yang paling banyak digunakan sebagai aplikasi pesan dan bertukar informasi adalah aplikasi WhatsApp.

WhatsApp adalah aplikasi pada ponsel pintar atau smartphone yang memungkinkan kita untuk bertukar pesan tanpa pulsa, namun pada saat menggunakan aplikasi ini dibutuhkan paket data internet. Pada awalnya, WhatsApp sebagai aplikasi alternatif pengiriman pesan SMS. Pada perkembangannya aplikasi ini sekarang sudah memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan menerima berbagai media: teks, foto, video, dokumen, dan lokasi, juga panggilan suara.

Setiap orang yang menggunakan smartphone dipastikan juga sebagai pengguna aplikasi WhatsApp. Sehingga aplikasi ini merupakan aplikasi bertukar pesan paling banyak digunakan secara global dengan jumlah pengguna aktif  2 miliar pengguna hingga Januari 2022 termasuk di Indonesia berdasarkan laporan Statista (www.statista.com). Dengan jumlah pengguna yang besar tersebut, aplikasi WhatsApp sering digunakan sebagai sarana penyebaran berita dan informasi secara massal. Jika berita dan informasi tersebut baik dan bermanfaat buat penerimanya, maka itu akan sangat membantu sekali buat kecepatan penyebaran berita. Namun jika berita yang disebarkan melalui aplikasi WhatsApp tersebut adalah berita hoax atau berita bohong, maka bisa berdampak buruk bagi penerimanya. Bahkan dampak berita hoax tersebut bisa menimbulkan keresahan dan kekacauan di dalam lingkup yang lebih besar di masyarakat. Ini terjadi karena berita yang diterima melalui aplikasi WhatsApp sangat mudah untuk dibagikan ke orang lain, baik secara langsung dari satu akun ke akun lain maupun lewat grup-grup WhatsApp.

Dampak dari berita hoax di WhatsApp antara lain adalah :

  1. Menimbulkan kepanikan dalam masyarakat

Suatu isu yang dilebih-lebihkan dapat menggangu emosi  serta mendatangkan pemikiran yang berlebihan terhadap suatu masalah yang dibahas dalam berita tertentu.

  1. Memanipulasi suatu fakta

Jika suatu fakta yang dimanipulasi terus menerus ditampikan maka akan mengubah persepsi publik tentang fakta tersebut ke arah yang salah sehingga fakta manipulatif tersebutlah yang dianggap benar dan valid.

  1. Menjatuhkan orang lain yang diberitakan

Berita hoax yang melibatkan nama orang lain dapat memberikan pengaruh buruk terhadap orang tersebut bahkan sampai menjatuhkan kehormatannya.

  1. Minimbulkan perpecahan dalam masyarakat

Berita yang beredar bisa diterima oleh bermacam-macam kalangan masyarakat, menimbulkan pro dan kontra sehingga berpotensi menimbulkan perpecahan atau dapat menimbulkan kubu-kubu yang berbeda di tengah masyarakat.

Melihat dampak yang ditimbulkan dari berita hoax, maka dapat dipastikan bahwa perilaku menyebarkan berita-berita hoax di aplikasi WhatsApp adalah perilaku yang melanggar etika dalam penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi khususnya “prinsip kebenaran (truth)” yang seharusnya ada dalam etika teknologi informasi.

Adapun kalangan masyarakat yang rentan terpapar berita hoax dan rentan melakukan penyebaran berita hoax lewat aplikasi WhatsApp adalah:

  1. Kalangan Orang tua

Berdasarkan analisa dari Kementerian Kominfo kalangan orang tua dengan usia diatas 45 tahun sebagai pelaku penyebar berita hoax karena umumnya mereka sering tidak membaca isi berita hanya melihat judulnya saja, lalu mereka mengirimkan ke orang lain, begitu seterusnya.

  1. Kalangan masyarakat yang minim sumber berita

Anggapan bahwa semua berita yang diterima dari aplikasi WhatsApp adalah berita yang benar karena tidak ada berita penyeimbang dan karena jalur berita satu-satunya yang mereka miliki.

  1. Kalangan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah

Ketidakmampuan menganalisa kebenaran berita karena kurangnya pengetahuan dan wawasan.

  1. Kalangan masyarakat dengan fanatisme berlebihan

Biasanya berita yang diterima anggota  grup WhatsApp yang berafiliasi dengan kelompok fanatisme tertentu dimana penerima berita sebagai salah satu anggotanya.

Cara terhindar dari jebakan perilaku meneruskan berita hoax yang masuk dari aplikasi WhatsApp antara lain adalah dengan :

  1. Rajin mengikuti perkembangan berita terupdate dari sumber berita yang terpercaya

Dengan rajin membaca ataupun mengikuti berita terupdate dari sumber yang dapat dipercaya diharapkan kita tidak terhasut oleh berita-berita hoax yang masuk lewat WhatsApp sehingga kita juga terhindar dari keinginan untuk mempostingtingnulang maupun menyebarkan berita hoax tersebut ke akun dan grup WhatsApp lain.

  1. Teliti membaca judul dan isi berita

Seringkali berita hoax dibungkus dengan judul yang memancing daya tarik, memprovokasi serta menimbulkan penasaran pembaca untuk membagikan nya dengan teman atau kelompoknya melalui aplikasi WhatsApp. Untuk itu diperlukan kejelian dalam menyaring dan memahami isi berita yang diterima.

  1. Cari keaslian konten berita

Bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Jadi perlu dilakukan pencarian informasi terkait konten berita yang diterima. Pencarian bisa dilakukan dengan mesin pencari seperti Google, dengan itu bisa didapatkan berita pembanding sehingga bisa memberikan pencerahan dari berbagai sisi terkait konten berita yang diterima melalui aplikasi whatApp.

  1. Konfirmasi kebenaran berita dari pengirim

Berita pada aplikasi WhatsApp terkadang perlu dilakukan konfirmasi kepada akun pengirim langsungnya. Hal ini bisa menghindari dari salah tafsir dan salah dalam membagikan kembali berita-berita hoax.

Dengan demikian, pengguna teknologi berbagi pesan dan informasi menggunakan aplikasi WhatsApp harus lebih waspada, bijak dan tetap menerapkan etika teknologi informasi dan komunikasi. Jangan sampai teknologi informasi dan telekomunikasi dimanfaatkan untuk hal-hal yang berdampak buruk bagi masyarakat. Saring sebelum sharing.

Bagikan Artikel Ini