Beranda » Etika Komunikasi pada Media Sosial

Etika Komunikasi pada Media Sosial

oleh : Khadafi Sinaga, Mahasiswa M.Kom, Universitas Budi Luhur

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan menjadi konsumsi sehari-hari di era digitalisasi belum ada kontrol secara system pada media sosial yang dapat memilah informasi tersebut benar atau tidak yaitu masih perlu adanya admin (sesseorang) analis untuk melakukan banned(blokir/hukuman/penolakan) melakukan posting dari pengguna media sosial.

Karena tidak ada kontrol tersebut, pengguna media sosial lainnya akan melihat posting yang ada di media sosial lalu di konsumi informasi tersebut dan menjadi pemikiran sendiri. Informasi yang di dapat jika di konsumi sendiri tidak terlalu bermasalah, celakanya jika informasi yang belum tentu benar walaupun konten tersebut viral di teruskan kembali atau di share akan ber-impact kepada orang lain bahkan bisa masuk ke ranah hukum

Beberapa oknum di media sosial lebih mementingkan rating atau popularitas bahkan konten kreator pun membuat cerita yang tidak sebenarnya untuk mendapatkan perhatian public atau biasa di sebut gimmick. Banyak masyarakat yang belum paham di industri digital saat ini tidak semua konten dan informasi yang di beritakan adalah benar, bisa saja konten dan informasi tersebut hanya untuk hiburan semata selama konten atau posting-an tersebut tidak melanggar UU ITE.

A. Pengertian Etika dalam Komunikasi pada Media Sosial

Etika

Ilmu yg membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moral. Etika merupakan ilmu yang menyelidiki tentang tingkah laku moral. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada masyarakat.(Bertens, 2011) 2.

Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama. Yaitu menyampaikan pesan(informasi), menerima pesan dan merespon. Komunikasi  yang baik adalah aktifitas dua arah dimana ada yang menyampaikan dan ada yang mendengerkan atau menyimak informasi tersebut.

Media Sosial

Media berbasis online yang penggunanya bisa berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi tanpa Batasan ruang, waktu, dalam gengaman

Etika Komunikasi pada Media Sosial

  • Pada prinsipnya berkomunikasi di media sosial memilik etika yang tidak jauh berbeda dengan komunikasi langsung di ranah publik.
  • Ada aturan umum (UU ITE), ada aturan per kanal (Community guideline) dan ada aturan institusi
  • Jika melanggar UU ITE ada kosekuensi hukum, jika melanggar aturan perkanal (community guideline) konsekuensinya : konten dihapus atau tidak bisa ditayangkan, akun di suspend atau dihapus.
  • Gunakan kalimat dan gambar yang layak untuk dikosumsi publik
  • Jangan membocorkan informasi internal menjadi konsumsi publik.
  • Semua postingan menjadi jejak digital yang abadi, hati-hati.

Seteleh membahas pengertian dari Etika dalam Komunikasi pada Media Sosial, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menggunakan media sosial kita perlu memahami etika sehingga dalam menyampainkan informasi kita bisa mentelaah terlebih dahulu apakah infromasi yang di sampaikan benar atau tidak sesuai fakta. Etika dalam dunia informasi juga di perlukan sebagai peranan apa saja yang perlu disampaikan dan tidak boleh disampaikan ke orang lain maupun public yaitu yang sifatnya pribadi(privacy) tidak di konsumsi orang lain, hal tersebut berpotensi penyalah gunaan data dan informasi.

B. Manfaat Etika dalam Komunikasi pada Media Sosial

1. Sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan

Berbagai aplikasi media sosial dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui beragam informasi, data, dan isu yang termuat di dalamnya. Pada aspek lain, media sosial juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan berbagai informasi kepada pihak lain.

2. Sarana dokumentasi, administrasi, dan integrasi

Beragam aplikasi media sosial pada dasarnya merupakan gudang dokumentasi beragam konten, dari yang berupa profil, informasi, reportase, kejadian, rekam peristiwa, sampai pada hasil riset-riset kajian. Beberapa hal yang bisa dilakukan media sosial, antara lain membuat blog organisasi, mengintegrasikan berbagai lini di perusahaan, menyebarkan konten yang relevan sesuai target di masyarakat atau memanfaatkan media sosial sesuai kepentingan visi, misi tujuan efisiensi dan efektifitas operasional organisasi.

3. Sarana perencanaan, strategi, dan manajemen

Media sosial di tangan para pakar manajemen dan marketing dapat menjadi senjata yang dahsyat untuk melancarkan perencanaan dan strateginya. Misalnya, melakukan promosi, menggaet pelanggan setia, menghimpun loyalitas customer, menjajaki market, mendidik publik sampai menghimpun respon masyarakat.

4. Sarana kontrol, evaluasi, dan pengukuran

Media sosial berfaedah untuk melakukan kontrol organisasi dan juga mengevaluasi berbagai perencanaan dan strategi yang telah dilakukan. Ingat respons publik dan pasar menjadi alat ukur, kalibrasi dan parameter untuk evaluasi.

Adapun situs untuk untuk menampung aduan hoax dari netizen

Situs ini merupakan arsip hasil diskusi grup Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax (FAFHH) di Facebook. Untuk menanyakan keabsahan suatu berita/gambar silakan bergabung di FB Grup FAFHH (syarat dan ketentuan posting berlaku) http://turnbackhoax.id/

C. Aturan yang Perlu di Perhatikan dalam Komunikasi pada Media Sosial

1. Hindari Menggunakan Bahasa yang Kasar dan Intimidatif

Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi, tak terkecuali komunikasi di media sosial. Dalam beberapa kasus, seorang pengguna media sosial sering kali menggunakan bahasa yang kasar atau menyinggung, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, ketika berkomunikasi dengan pengguna media sosial lain.

Bahasa yang kasar atau menyinggung mampu membuat pengguna media sosial merasa tertekan, terintimidasi, dan terhalangi kebebasannya. Hal tersebut kemudian berimplikasi pada menyusutnya ruang publik yang sebelumnya telah dihadirkan oleh media sosial.

2. Jangan Menyebarkan Isu-Isu Sensitif

Media sosial memang membawa kebebasan bagi para penggunanya. Berbagai substansi konten bisa langsung tampil di beranda media sosial tanpa melalui filter-filter tertentu. Namun, hal tersebut bisa menjadi masalah ketika pengguna media sosial justru memanfaatkan kebebasan tersebut untuk mengunggah konten-konten sensitif, seperti pornografi, rasisme, hingga kekerasan. Konten-konten sensitif tersebut berpotensi untuk memicu konflik, baik di media sosial maupun konflik nyata.

3. Rajin-Rajin Memeriksa Validitas Informasi

Kebebasan yang ditawarkan media sosial memang nyata adanya. Hampir semua informasi dapat dibagikan melalui media sosial tanpa melalui filter-filter tertentu. Namun, kebebasan tersebut membawa dampak buruk, yakni mudahnya seorang pengguna sosial media dalam menyebarkan berita atau informasi palsu.

Refrensi

https://tekno.tempo.co/read/1525609/aktif-di-media-sosial-kenali-3-etika-penting-dalam-bermedia-sosial-berikut

https://www.kompasiana.com/patricia78603/62c23ac62b6a4619416c16d2/etika-dalam-penggunaan-teknologi-informasi-dan-komunikasi

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media

Bagikan Artikel Ini