Beranda » Pentingnya Balanced Scorecard Pada Dunia Pendidikan

Pentingnya Balanced Scorecard Pada Dunia Pendidikan

Pendidikan saat ini sudah mengarah pada proses industrialisasi. Dunia pendidikan tidak bisa dianggap lagi sebagai lembaga sosial, tetapi harus diperlakukan secara industri yang harus dikelola secara profesional. Menurut Sallis (1995) salah satu tantangan penting yang dihadapi institusi pendidikan adalah bagaimana mengelola sebuah mutu atau kualitas, terutama dalam dunia persaingan global dan industri massal.

Tantangan sekolah swasta menjadi kian berat karena dihadapkan oleh kebijakan pemerintah yang cenderung tidak memihak pada sekolah swasta, sebagai contoh kebijakan sekolah gratis. Dalam kondisi tersebut, manajemen pendidikan harus dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat umumnya dan objek pendidikan (peserta didik dan orang tua) khususnya. Dengan kata lain dunia pendidikan dituntut untuk mengembangkan sebuah manajemen strategis guna mencapai posisi bersaing.

Penerapan Balance scorecard dalam lembaga pendidikan akan membantu sekolah dalam mewujudkan visi dan misi, serta menerjemahkan sasaran yang operasional.

Dengan demikian Balanced scorecard menjadi pembahasan penting dalam memperbaiki kualitas manajemen pendidikan. Balanced scorecard dapat menjawab tantangan permasalahan manajemen pendidikan di Indonesia dan akan sangat bermanfaat bagi sekolah swasta yang terus dihadapkan pada tantangan industrialisasi di bidang pendidikan.

Balance scorecard adalah sebuah alat manajemen yang dapat difungsikan dalam pengukuran kinerja dan manajemen strategis melalui pendekatan empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Penerapan balance scorecard dalam Pendidikan:

1. Perspektif keuangan

Perspektif paling utama adalah tentang tujuan keuangan dan meraih keuntungan secara berkelanjutan. Dalam hal keuangan, sekolah diharapkan dapat mengelola keuangan secara baik dan maksimal. Pendapatan keuangan dari siswa (SPP) dan dari pemerintah (BOS) harus dikelola dengan baik bagi kepentingan siswa, guru dan juga sekolah itu sendiri.

2. Perspektif pelanggan

Jika sekolah ingin mencapai tujuan keuangan, maka sekolah membutuhkan pelanggan. Dalam hal ini pelanggan adalah siswa, maka dari itu guru harus membuat rumusan pembelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga terciptanya proses kegiatan belajar mengajar yang baik.

3. Perspektif proses internal

Selanjutnya proses apa yang perlu sekolah lakukan untuk mencapai tujuan terkait pelanggan dan keuangan?

Terciptanya suasana yang baik dalam kegiatan belajar mengajar merupakan tujuan dari proses. Maka dari itu guru sebagai tenaga pendidik harus dibekali ilmu yang baik dan kompeten. Guru dapat melakukan kegiatan pelatihan atau pre teaching untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

Perspektif terakhir ini mempertimbangkan pendorong kinerja yang lebih tidak berwujud. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan informatika, dua hal yang tidak dapat dipungkiri peran pentingnya dalam pendidikan. Maka dari itu guru, siswa dan orang tua harus saling bekerjasama menghadapi perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Bagikan Artikel Ini