Beranda » Pabrik Tahu yang Tetap Bertahan di Masa Pandemi

Pabrik Tahu yang Tetap Bertahan di Masa Pandemi

Dampak pandemi covid-19 memang dirasakan banyak sektor ekonomi. Tapi banyak industri yang tetap berusaha bertahan di tengah pandemi ini.

Seperti cerita pemilik pabrik tahu, Pak Aji, asal Belotan, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.

Pabrik tahu yang berdiri sejak tahun 1998 ini kini mengalami penurunan sejak masa pandemi. Pak Aji mengatakan sejak pandemi covid-19 membuat produksinya menurun. Biasanya tiap hari Pak Aji memproduksi 5 kuintal tahu. Tetapi selama pandemi pabriknya hanya bisa memproduksi sekitar 3 kuintal tahu. “Ya turun dua kuintal. Banyak faktor yang membuat kami harus menurunkan produksi,” kata Pak Aji.

Ditambah lagi langkanya kedelai juga, kelangkaan ini membuat harga kedelai di awal tahun 2021 ini naik. Dan sesuai dengan permintaan pasar dan para pedagang-pedagang lainnya, sehingga membuat Pak Aji tidak memproduksi seperti biasanya. “Selama pandemi ini ditambah harga kedelai yang naik ikut berpengaruh pada produksi. Sekarang produksi sekitar 3-4 kuintal” katanya.

Kami sudah jatuh bangun dalam membangun pabrik tahu ini. Jadi pandemi ini kami anggap sebagai ujian. Kami berharap ujian ini segera berlalu”, tambahnya.

Pak Aji masih ingat bagaimana ia membesarkan pabrik tahunya itu. Berawal dari usahanya sendiri pada tahun 1998, kini pabrik tahu milik Pak Aji telah berkembang hingga memiliki puluhan karyawan.

Sebelumnya Pak Aji usaha penggilingan gabah, tapi karena keterbatasan modal akhirnya berhenti. Lalu Pak Aji punya teman yang produksi tahu, akhirnya Pak Aji tertarik untuk belajar cara membuatnya dan memutuskan untuk produksi sendiri. Waktu pun berlanjut, sampai akhirnya usaha tahu milik Pak Aji terus berkembang. Tahu produksinya makin digemari oleh konsumen. Memasuki 2007, usahanya berkembang pesat. Dalam sehari pabrik tahu Pak Aji rata-rata memproduksi 5 kuintal tahu.

“Produksi tahu sejak itu sudah setiap hari, tanpa ada hari libur, dengan dibantu 20 pegawai. Tahu dijual per ember seberat 4,9 kg seharga Rp 65 ribu untuk grosir dan Rp 70 ribu untuk eceran”, kata Pak Aji.

Sukses dengan tahu, Pak Aji mengembangkan bisnisnya. Sejak tahun 2008, Pak Aji mulai beternak sapi satu ekor. Saat ini dia mampu mengembangkan usaha ternaknya hingga kurang lebih 250 ekor sapi dengan 10 karyawan. Penjualan sapi-sapinya sampai keluar daerah seperti Madiun dan Jawa Tengah.

Kata Pak Aji usaha tahu bersama sapi ini sebenarnya menguntungkan. Karena ampas tahu bisa dijadikan pakan sapi. Karena proteinnya yang tinggi sapi Pak Aji terkenal sehat.

Dengan semangat dan dukungan dari keluarga serta karyawan-karyawannya, Pak Aji pantang menyerah demi usahanya yang banyak rintangan. Sekarang Pak Aji sukses dan usahanya masih terus berlanjut.

Bagikan Artikel Ini