Beranda » Menilik 7 Situs Batu Lingga Baros

Menilik 7 Situs Batu Lingga Baros

Situs Batu Lingga ini berlokasi di Kampung Lingga, Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang. Situs batu lingga ini merupakan peninggakan sejarah pada masa prabu pucuk umun. Letak batu-batu berada di tengah pesawahan yang berjarak 100 meter dari kp. Lingga.

Kerajaan Banten Girang

Banten Girang merupakan kerajaan Sunda, sebelum berdirinya kerajaan di Jawa Barat. Banten Girang merupakan awal kerajaan Banten yang sebelumnya mendapat kebesaran nama kerajaan Sunda Wahanten.

Keturunan Pajajaran dan kerajaan Galuh Pakuan yang bernama Prabu Jaya Dewata (Prabu Pucuk Umun) dan Mas Jong dan Agus Ju mendirikan kerajaan Sunda (Banten) di Banten Girang, yang dahulu bekas kerajaan Sunda Wahanten yang ditinggalkan Prabu Jaya Bupati pada tahun 1030.

Selanjutnya Prabu Jaya Dewata menjadi penguasa di kerajaan Sunda Banten pada tahun 1480, perkembangannya ramai dikunjungi pedagang lokal dan Cina. Pucuk Umun, Ajar Jong dan Ajar Ju membangun pelabuhan, jalan, memperluas keraton Banten Girang, kolam penampung air, menara pengintai, sehingga kerajaan Sunda Banten mengalami kemajuan.

Sejarah Awal

Situs Batu lingga ini bermula pada zaman kerajaan pucuk umun dengan Sultan Maulana Hasanudin. Sultan Maulana Hasanuddin merupakan cucu dari raja Syarif Abdullah (kerajaan Mesir) dari pihak bapak, dan sebagai cucu dari Prabu Siliwangi (Dewata Wisesa) sebagai raja Pajajaran dari pihak Ibu. Sultan Maulana Hasanuddin adalah waliyullah sekaligus raja yang arif dan bijaksana. Putra Sunan Gunung Jati Cirebon datang ke Banten atas perintah ayahnya untuk menyebarkan agama Islam di bagian barat pulau Jawa yaitu wilayah Banten yang kala itu dipimpin oleh Raja Saka Domas (Pucuk Umun) dibantu oleh Mahapatihnya Ajar Jong dan Ajar Jo sebagai pemeluk Animisme.

Pucuk umun merupakan raja yang kaya raya dan sombong yang tidak menganut agama islam. Dalam kesehariannya, beliau dengan rakyatnya melakukan tradisi sabung ayam. Sultan Maulana Hasanuddin atau yang biasa dikenal pangeran sabrang lor saat itu melihat tradisi tersebut dan ingin menyebarkan agama islam tanpa pertumpahan darah.

Oleh karena itu, beliau mengikuti tradisi tersebut agar diterima masyarakat, hingga suatu hari Pucuk Umun melakukan sayembara bagi yang dapat mengalahkannya dalam sabung ayam maka akan mendapat hadiah.

Sultan Maulana Hasanuddin tertarik dengan sayembara tersebut bukan pada hadiahnya namun ingin mengajak masyarakat untuk masuk islam dan menghentikan sabung ayam karena hal tersbut dilarang oleh islam. Oleh karena itu beliau membuat perjanjian dengan Pucuk umun, dimana isi perjanjiannya yaitu apabila ayam miliknya kalah maka beliau siap menaruhkan nyawanya. Namun apabila ayam miliknya menang maka beliau meminta kegiatan sabung ayam ini ditinggalkan. Kemudian Pucuk Umun mengalami kekalahan dalam perlombaan, ternyata ayam pucuk umun merupakan jelmaan dari benda pusakanya. Karena malu akibat kekalahannya, pucuk umun pun melarikan diri. Masyarakat pun merasa dibohogi dan merasa ragu akan kesaktian pucuk umun, oleh karena itu pada akhirnya masyarakat pun masuk ke dalam ajaran islam.

Kondisi Batu Saat Ini

Batu ini terdapat di salah satu areal sawah dengan posisi terpisah menjadi 5 bagian yang dipagari oleh pagar besi dengan luas 3 x 3 meter. Keadaan batu lingga saat ini sudah terawat, diberi pagar dan atap agar batu tersebut terlindungi dari sinar matahari, hujan dan juga perusak peninggalan tersebut. Akses jalan menuju batu tersebut cukup memadai karena sudah tersedianya jalan walaupun jalan tersebut tidak terlalu besar dan di samping kanan-kirinya masih wilayah persawahan.

Di situs batu lingga Baros terdapat tujuh batu dengan ketinggian yang bervariasi yaitu mulai dari ketinggian 110cm hingga 195cm. Berikut tinggi dan diameter dari masing-maisng batu :

  • Batu 1 dengan ketinggian 157cm dengan diameter 195cm.
  • Batu 2 dengan ketinggian 110cm dengan diameter 170cm.
  • Batu 3 dengan ketinggian 123cm dengan diameter 180cm.
  • Batu 4 dengan ketinggian 116cm dengan diameter 175cm.
  • Batu 5 dengan ketinggian 140cm dengan diameter 152cm.
  • Batu 6 dengan ketinggian 122cm dengan diameter 148cm.
  • Batu 7 dengan ketinggian 195cm dengan diameter 191cm.

Larangan dan Mitos di Situs Batu Lingga Baros

  1. Wanita yang sedang berhalangan dilarang masuk.
  2. Pada waktu sholat seperti dzuhur, ashar dan maghrib dilarang mengunjungi situs.
  3. Harus menjaga sikap dan kesopanan; tidak berbicara kasar serta harus mengucapkan salam ketik memasuki kawasan situs batu lingga baros.

Adapun mitos yang diyakini oleh masyarakat sekitar bahwa banyak harta karun yang tersebar di sekitar area pesawahan situs batu ini. Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber (warga sekitar), dikatakan pernah ada masyarakat yang sedang bertani lalu tidak senagaja menemukan harta karun berupa gelang, kalung, cincin, dan perhiasan emas lainnya. Tetapi ketika warga sengaja datang dan mencari harta karun tersebut hasilnya nihil, karena harta tersebut tidak semudah itu muncul pada sembarang orang.

Dari kisah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sultan Maulana Hasanuddin merupakan pemimpin yang bijaksana, pantang menyerah dan tidak pernah membenarkan adanya peperangan. Ia juga merupakan anak yang berbakti karena ia berpegang teguh pada keyakinannya untuk melanjutkan dakwah dalam penyebaran agama islam.

Bagikan Artikel Ini