Beranda » Kolerasi Pengobatan Nabi Dalam Ilmu Kedokteran Modern

Kolerasi Pengobatan Nabi Dalam Ilmu Kedokteran Modern

Ada beberapa jenis sunah nabi yang berkaitan dengan ilmu kesehatan, di antaranya adalah yang berkaitan dengan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan sosial. pembahasan kali ini hanya akan memperkenalkan bagaimana pola makan yang sehat dengan sunah nabi. Hal ini disebabkkan karena banyak sekali orang yang tidak mengetahui bagaimana cara makan yang baik. Adapun jenisnya yang dapat kita bagi :
1. KESEHATAN FISIK
 
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
Nabi adalah teladan yang patut kita ikuti karena segala yang dilakukan beliau adalah bernilai positif, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Di antaranya adalah anjuran beliau untuk membasuh tangan sebelum makan. Telah menjadi pemahaman umum jika kulit merupakan pembatas antara kita dan lingkungan luar yang memproteksi tubuh dari berbagai ancaman eksternal (kuman, racun, dan radiasi). Fungsi lain kulit adalah mengatur suhu tubuh, melakukan fungsi eksresi, dan menjadi pancaindra yang menjadi media komunikasi antar sel saraf untuk rasa nyeri, panas, sentuhan serta tekanan. Lebih spesifiknya adalah kulit tangan.
Kemampuan motorik dan sensorik dari tangan begitu kompleks karena telapak tangan manusia merupakan bagian tubuh yang paling fleksibel dan memiliki interaksi terbanyak dengan dunia luar. Seperti ketika bersalaman, menggenggam, menyentuh sesuatu, tentu tangan manusia akan kontak langsung dengan benda-benda disekitarnya. Dalam dunia medis, lebih dari 70% penyakit infeksi seperti influenza, (dan yang disebabkan virus, bakteri, jamur, atau cacing) disebabkan oleh kontaminasi lewat kontak dengan tangan. Jadi sudah menjadi anjuran dan perhatian nabi untuk mencuci tangan sebelum makan.
Mencuci tangan memakai pembersih akan menurunkan kejadian terjadinya penyakit seperti, diare, infeksi pernapasan, dan flu dapat dicegah dengan mencuci tangan secara benar.
b. Duduk lurus ( tidak bersandar atau tiduran)
Manfaat larangan nabi untuk duduk tegak dan tidak bersandar secara ilmiah ada beberapa macam, diantaranya karena pada saat duduk dengan posisi tegak saraf pencernaan berada dalam keadaan tenang, dan perlahan sehingga tercipta keseimbangan organ pencernaan. Dalam keadaan duduk tegak tidak akan menyebabkan perut terlipat dan diafragma lebih terdorong ke bawah sehingga tidak akan berbahaya bagi lambung. Rongga dada sebagai wadah membantu pernafasan juga akan lebih lapang.
Sebagaimana penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menyebutkan bahwa makan sambil berbaring bisa menimbulkan makanan yang sudah masuk ke dalam lambung keluar lagi, lambung mengalami penurunan fungsi dalam waktu yang lama terkait dengan kebiasaan ini.
c. Menutup makanan dan minuman
Anjuran nabi untuk menutup makanan dan minuman sangat bermanfaat untuk kesehatan. Anjuran itu dilakukan karena akan melindungi dari polusi udara dan zat-zat berbahaya yang bisa menempel pada makanan, seperti terlindungi dari tikus atau kucing yang terkandung dalam mulutnya virus berbahaya.
d. Bersiwak (sikat gigi)
Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan terjadi terganggu maka hal ini sangat dianjurkan nabi, terutama jika setelah makan dimana sisa-sisa makanan akan menempel di gigi yang dapat membentuk zat gula sehingga bisa mengakibatkan sakit gigi karena ada kuman yang hinggap di gigi dan membentuk lubang. Di samping beberapa manfaat tersebut, sebenarnya membersihkan area mulut yang dihuni jutaan mikroorganisme juga dapat mencegah dari infeksi oportunistik bila daya tahan tubuh kita menurun.
Area mulut memang sangat rentan untuk masuknya kuman ke dalam anggota pencernaan lainnya, sehingga akan bahaya jika tempat pertama yang dilalui makanan tidak bersih. Di antara penyakit yang bersumber dari tidak bersihnya mulut adalah sakit gigi, radang tenggorokan, dan radang di daerah faring
e. Tidak meniup makanan
Nabi melarang kita meniup makanan seperti halnya bernafas saat minum. Dalam proses pernapasan udara yang kita hirup adalah oksigen (O2), sedangkan udara yang kita keluarkan adalah karbondioksida (CO2), dan makanan yang kita tiup pasti mengandung air (H2O) dari perpaduan keduanya menjadi H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah.
Jadi, jika makanan ditiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah sehingga akan menyebabkan sesuatu keadaan dimana darah akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
Maka kalau pun terpaksa harus makan hidangan panas, maka sebaiknya tidak didinginkan dengan cara ditiup, tapi cukup dikipas saja.
f. Membagi porsi lambung menjadi tiga bagian, sepertiga untuk udara, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman.
Pada masa nabi tidak ada penjelasan tentang tauladan beliau dijelaskan secara medis, namun dengan seiring waktu manusia mulai sadar dan penasaran akan hikmah apa yang tersembunyi dibalik anjuran-anjuran beliau, diantaranya tentang adalah hendaknya manusia mampu membagi lambungnya menjadi tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara.
Maksud nabi adalah agar manusia tidak makan secara berlebihan, cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Adapun relevensi dibalik anjuran beliau ini dilihat dari sisi kesehatan adalah makan terlalu banyak akan memberatkan kerja lambung, hati, usus besar, dan ginjal, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi organ, dan pada akhirnya metabolisme terganggu. Selain daripada itu, makan dalam porsi besar akan membuat pH tubuh menjadi asam dan bila tubuh tidak bisa mengatasi cadangan asam yang terlalu lama, maka akan terjadi penumpukan karbondioksida sehingga kadar oksigen menurun dan akan mengakibatkan sulitnya pernapasan serta sel-sel akan rusak. Yang nantinya akan berdampak pada munculnya penyakit pada alat pencernaan (seperti: kesulitan mencerna, pengasaman, dan radang kantong empedu), pernapasan, peredaran darah (seperti: tekanan darah tinggi, penyakit pembuluh otak, yang mengakibatkan stroke, pembekuan darah, dan lain sebagainya), jantung, penyakit kelenjar endoktrin, serta terputusnya haid pada wanita.
g. Menjilati jari setelah makan
Hal yang menjadi contoh dari diri nabi dalam hal tata cara makan diantaranya adalah menjilat jari setelah makan, demikian dapat dikaji dari sisi kesehatan yang menjelaskan bahwa jari-jari yang digunakan untuk makan dapat mengeluarkan enzim amilase yang dapat membantu bagi kelancaran pencernaan.
h. Makan menggunakan tangan kanan, dan larangan menggunakan tangan kiri
Adapun hikmahnya secara kesehatan dapat disimpulkan bahwa penggunaan tangan kanan saat makan memiliki relevensi dengan penggunaan otak kiri dalam memutuskan sesuatu.
Enzim yang ada di jari-jari tangan kanan ternyata bersatu dengan enzim amilase yang terdapat dalam air liur. Sehingga proses pemecahan makanan di dalam mulut lebih cepat. Begitu pula proses penyerapan zat-zat penting dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik dengan adanya enzim tersebut.
i. Tidak mencela makanan
Jika dilihat secara kasat mata, makanan adalah benda mati yang tidak bernyawa. Namun, penelitian telah telah membuktikan bahwa makanan dan minuman terpengaruh oleh ucapan kita, baik yang buruk maupun itu yang baik.
Celaan terhadap makanan yang sebagian besar mengandung unsur air akan berpengaruh terhadap struktur kristal air yang terdapat dalam makanan tersebut. Celaan terhadap makanan akan mengurangi keberkahan yang Allah tebarkan dalam makanan tersebut dan sangat mungkin justru akan berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh setelah mengkonsumsinya.
2. KESEHATAN MENTAL
 
a. Membaca doa sebelum makan, dan membaca doa setelah makan
Dalam hubungannya antara doa dan kesehatan, para ahli menemukan bahwa doa erat kaitannya dengan spiritualitas seseorang. Hal ini bisa dipahami bahwa syarat seorang hamba memohon dalam keadaan tenang. Ketika dalam keadaan berdoa, maka seluruh jiwa raga dalam keadaan tunduk, tenang. Peredaran darah akan bekerja secara normal tanpa ada tergesa-gesa yang mengakibatkan jantung menompa lebih kencang, sehingga jelas juga bahwa doa, seseorang akan terhindar dari sakit hipertensi (tekanan darah tinggi).
b. Menjauhi sikap rakus dan berlebih-lebihan
Makan adalah sarana untuk menjaga kesehatan fisik dan syarat menjalankan ibadah. Dalam makan, hendaknya bukan saja kualitas makanan yang diperhatikan. Namun, sikap atau tata caranya juga harus benar. Tata cara makan yang diharapkan di antaranya adalah menghindari dari sikap rakus atau berlebih-lebihan. Adapun anjuran ini sangat erat kaitannya dengan kesehatan secara mental. Sikap berlebih-lebihan merupakan indikasi perbuatan setan. Sedangkan secara terang Allah memerintahkan untuk menjauhkan diri dari perbuatan setan.
3. KESEHATAN SOSIAL
a. Mengambil makanan yang terdekat
Nabi adalah seseorang yang sangat memperhatikan adab, baik dalam keadaan apapun, tak terkecuali dalam keadaan makan. Satu hal yang dianjurkan beliau adalah makan dari sisi yang paling dekat dengan kita karena meraih makanan yang ada di dekat orang lain dapat mengakibatkan orang lain menjadi terganggu. Adab ini walaupun ini kelihatannya sepele, namun sangat mengandung pesan untuk dapat berbuat sopan didepan orang lain.
b. Makan dengan bersama-sama
Apa yang dianjurkan nabi tersebut memiliki relevansi dengan kesehatan sosial karena tindakan yang dapat mendatangkan berkah dan menanamkan cinta, kasih sayang sesama manusia, dan khususnya sesama umat islam. Adab makan ini juga dapat diartikan sebagai bentuk realisasi dari perwujudan manusia sebagai mahkluk sosial.
 
Rasulullah saw. telah memeperkenalkan beberapa jenis makanan dan cara bagaimana memberikan cara pola makan yang sehat yang terbukti secara medis dapat memulihkan serta mempertahankan kondisi tubuh dari serangan berbagai penyakit ringan maupun penyakit kronis sekalipun.
Kolerasi antara sunah nabi dengan kesehatan dibuktikan melalui studi-studi dan penelitian-penelitian terhadap kedokteran nabi. Pola makan nabi terbukti secara klinis dapat mencegah dan mengobati penyakit-penyakit tertentu. Hal ini karena sunah nabi tidak sekedar mengurangi rasa sakit, menenangkan sel saraf, tetapi memperbaiki organ-organ penting tubuh manusia dengan cara menyuplai nutrisi-nutrisi penting dalam kadar yang cukup tinggi sehingga tubuh dapat memperbaiki kondisinya kembali hingga mencapai taraf prima. Tubuh yang prima pastinya sangat membantu aktivitas sehari-hari. Sunah nabi, sesungguhnya dapat tetap eksis di tengah dinamika kehidupan modern jika dipraktekkan secara intensif di dalam kehidupan sehari-hari.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Hashman Ade. 2012. Rahasia Kesehatan Rasulullah :Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi Muhammad Saw. Jakarta: Noura Books., Halaman 72.
Hashman Ade. 2012. Rahasia Kesehatan Rasulullah :Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi Muhammad Saw. Jakarta: Noura Books., Halaman 76.
http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-meniup-makanan-minuman-panas-sunah-rosul/, diakses pada tanggal 30-12-2020
Basith, Abdul MA. 2006. Pola Makan Rasulullah: Makanan Berkualitas Menurut Al-Qur’an Dan As-Sunnah. Jakarta: Alfa.Halaman 51-52.
Majid, Abdul,2007 Ensiklopedia Adab Islam Menurut Al-Qur’an Dan as-Sunnah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Halaman 117.
Bagikan Artikel Ini