Beranda » Karakteristik Tradisi Mitoni Di Jawa Tengah Sebagai Sebuah Sastra Lisan

Karakteristik Tradisi Mitoni Di Jawa Tengah Sebagai Sebuah Sastra Lisan

Mitoni merupakan tradisi selametan yang diadakan pada ibu hamil di usia kandungan tujuh bulan. Tradisi Mitoni ini dilakukan agar ibu dan bayi yang terdapat dalam kandungan dapan selamat dan dilancarkan selama proses lahiran.

Secara etimologis mitoni dapat ditarik dari kata mitu atau pitu yang merupakan kata dalam bahasa jawa yang berarti tujuh. Dalam usia tujuh bulan, bayi yang terdapat dalam kandungan sudah mulai mempersiapkan diri untuk lahir ke dunia. Selain itu kata pitu juga dapat dikembangkan menjadi kata pitulung atau pitulungan yang memiliki arti pertolongan. Jadi tradisi mitoni tersebut masih dilakukan oleh masyarakat karena mereka memiliki keyakinan bahwa diusia kandungan tujuh bulan kita sebagai seorang manusia harus lebih rajin dalam meminta pertolongan kepada Gusti Pangeran atau dalam kepercayaan islam adalah Allah SWT.

Berdasarkan teori sastra lisan Ruth Finnegan, tradisi mitoni dapat dilihat sebagai suatu pertunjukan sastra lisan karena di dalam tradisi mitoni terdapat beberapa komponen yang memiliki korelasi dengan komponen sastra lisan. Komponen tersebut di antaranya adalah penutur, properti, partisipan, dan bacaan atau doa.

Penutur atau yang sering disebut sebagai pendoa, atau dalang, atau dukun, atau dalang konsep Ruth Finnegan merupakan pemain dalam pertunjukan sastra lisan, Dapat juga disebut sebagai porang yang memiliki peran penting dalam suatu pertunjukan sastra lisan mitoni karena penutur inilah yang akan memimpin jalannya pertunjukan sastra lisan. Baik atau tidaknya, berhasil atau tidaknya serta lancar atau tidaknya tradisi mitoni yang terdapat di masing-masing daerah tergantung dari si penutur tersebut.

Properti atau yang sering disebut sebagai perlengkapan atau media yang digunakan untuk melaksanakan suatu pertunjukan sastra lisan. Dalam hal ini, properti yang digunakan dalam tradisi mitoni adalah bungan tujuh rupa, tujuh buah jarit, tujuh buah telur jawa, tujuh buah kupat, pring sedapur, tujuh buah tumpeng, ayam ingkung, tujuh rupa jajan pasar.

Partisipan atau peserta adalah orang-orang yang terlibat atau menghadiri atau melihat atau menonton pertunjukan sastra lisan. Dalam hal ini partisipan dibagi menjadi dua, yaitu keluarga dekat dan tetangga.

Keluarga merupakan partisipan yang terlibat selama prosesi mitoni tahap pertama berupa persiapan, memandikan ibu hamil, melakukan persalinan dengan jarit, sampai pecah telur atau diganti dengan pecah cowek (tempat makan yang terbuat dari tanah liat). sedangkan tetangga merupakan partisipan yang lebih banyak terlibat dalam prosesi mitoni tahap dua yakni pada waktu kenduren berlangsung. Kenduren merupakan prosesi dimana tuan rumah akan mengundang tetangga untuk berdoa bersama.

Doa atau bacaan yang digunakan dalam tradisi mitoni adalah selamat. Doa selamat di sini merupakan doa yang digunakan untuk meminta keselamatan dan pertolongan terutama saat ibu hamil akan melahirkan.

Bagikan Artikel Ini