Beranda » Belajar Kok Sulit?

Belajar Kok Sulit?

Ilustrasi - Sumber Foto : Dokumentasi Penulis

Sebelum tahu alasan kenapa belajar sulit dilakukan, lebih baik kita mengetahui terlebih dahulu apasih belajar itu? Menurut tulisan Pane dan Dasopang pada tahun 2017 dalam Belajar dan Pembelajaran, belajar dapat didefinisikan sebagai proses berubahnya perilaku yang dihasilkan dari interaksi individu dengan lingkungannya, dengan terjadinya proses belajar, pemahaman seorang individu bisa bertambah.

Belajar mungkin menjadi salah satu kata yang terkesan menakutkan di kalangan pelajar. Sebenarnya bukan menakutkan, tetapi rasanya sangat sulit untuk dilakukan. Kenapa ya sulit untuk belajar? Apa saja kira-kira alasan yang melatarbelakangi timbulnya rasa sulit tersebut? Dan bagaimana ya agar membuatnya mudah? Mari kita simak di bawah ini!

Belajar biasanya tampak sulit, karena rasa bosan dan malas datang dengan presentase yang lebih besar dibandingkan rasa ingin belajar itu sendiri. Berdasarkan Caldwell, dkk. dalam El-Hafiz (2017) yang meneliti kebosanan dari beberapa sumber eksternal dan internal, membuktikan bahwa tingkat kebosanan rendah saat tingginya motivasi intrinsik.

Tingkat kebosanan juga menjadi rendah apabila kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sesuai dengan kemauan individu itu sendiri tanpa merasa terpaksa atau terbebani. Menurut Fisher dalam El-Hafiz (2017) salah satu kondisi yang menyebabkan bosan disebut qualitative overload, yang terjadi saat seorang individu menganggap berat suatu kegiatan, dan melakukan kegiatan lain yang dianggapnya lebih menyenangkan dan mudah.

Stres juga bisa disebut sebagai salah satu alasan merasa sulit belajar. Stres dibedakan menjadi dua menurut Sukoco dalam Kresna (2019).

1. Eustres, yang merupakan stres bersifat positif, dan dapat memotivasi untuk lebih semangat.

2. Distres, adalah stres yang sifatnya negatif, membuat individu semakin malas.

Jadi, tergantung bagaimana kita menganggapnya, stres juga bisa menjadi hal yang baik. Seperti contohnya saat kamu mendapat nilai ulangan kecil yang membuat stres, tetapi dengan stres tersebut kamu malah semakin termotivasi untuk bisa lebih baik kedepannya.

Malas belajar, tidak heran alasan ini pun mempengaruhi anggapan bahwa belajar itu sulit. Terkadang malas ini dipengaruhi lingkungan. Jika berada di lingkungan yang suportif, bukannya malas tetapi akan semakin termotivasi. Namun sebaliknya, jika berada di lingkungan yang tidak suportif, rasanya belajar akan semakin sulit untuk dilakukan, seperti semakin ada beban untuk mulai belajar.

Setelah tau beberapa alasan tadi, apa saja ya hal yang bisa dilakukan untuk menghilangkan perspektif belajar sulit? Untuk menghilangkannya ada dua faktor :

Faktor eksternal :
• Persuasi verbal kepada anak untuk meningkatkan efikasi diri. Efikasi diri adalah keyakinan untuk menguasai suatu hal, dan dapat menghasilkan hal positif (Santrock dalam Aqmari dan Soerjoatmodjo (2020)). Anak dengan efikasi diri tinggi bisa lebih sukses, karena yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Persuasi verbal ini juga dapat menghilangkan ragu pada diri individu tersebut (Papalia, Olds, dan Feldman dalam Aqmari dan soerjoatmodjo (2020)).

• Menggunakan teori operant conditioning untuk meningkatkan motivasi. Yaitu dengan memberi hadiah ketika mereka sudah memberikan usaha yang terbaik. Tidak hanya berupa barang, bisa juga dengan perlakuan dan kata-kata yang baik (Arumsari dalam Puspitoningrum, dkk. (2021)).

Faktor Internal atau dari diri sendiri :
• Memiliki motivasi kuat untuk selalu semangat, karena dengan ini kamu semakin yakin dengan yang kamu tuju, dan salah satu caranya dengan mempelajari hal tersebut lebih giat.

• Berada di tempat yang kondusif agar konsentrasi tidak terganggu, carilah lingkungan kondusif yang bisa membantumu tenang untuk mulai belajar.

• Menyukai terlebih dahulu hal yang akan dipelajari, apapun itu kalau kita tidak menyukainya, pasti kita tidak akan mau walau hanya untuk melihatnya. Oleh karena itu, sukai dahulu hal yang akan kamu pelajari, misalnya dengan mencari aspek positif dari mempelajari hal tersebut.

• Melakukannya dengan ikhlas tanpa perasaan terpaksa, segala sesuatu yang dikerjakan secara terpaksa tidak akan membuahkan hasil bagus loh, cobalah mulai belajar dengan ikhlas.

• Melakukan sesuai dengan metode belajar yang sesuai dengan diri, setiap individu memiliki kepribadian dengan ciri tersendiri yang berbeda. Sesuaikan dirimu dengan cara belajar yang menurutmu lebihb efektif dan menyenangkan, sehingga bisa membuatmu menganggap kalau belajar itu tidaklah sulit.

• Buatlah diri senyaman mungkin jangan merasa terbebani, mulai dengan perasaan nyaman dan buang pikiran buruk yang membuatmu tertekan. Belajar tidak harus di ruang sepi dan sempit, tetapi belajar harus di tempat yang membuatmu nyaman dan tenang. Ingat bahwa dirimu yang memegang kendali atas dirimu sendiri, jangan biarkan apapun membuatmu merasa buruk dan tertekan.

Belajar ini tidak harus dilakukan terus menerus tanpa istirahat ya, tetapi dilakukan secara rutin dengan tidak melupakan waktu istirahat. Saat kamu mulai merasa stres atau bosan, coba hilangkan rasa itu dengan distraksi sejenak dari belajar, misalnya bermain game sebentar dan beristirahat. Lakukan sesuai dengan porsi dan kemampuan ya. Mulai terapkan beberapa cara tadi, dan semoga belajarmu bisa lebih mudah, semangat!

Referensi

Aqmari, D. & Soerjoatmodjo, G.W.L. Ayah, dan Ibu Jangan Hancurkan Semangat Belajarku, 6(1). Diakses pada 29 Oktober 2021, dari http://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/518-ayah-dan-ibu-jangan-hancurkan-semangat-belajarku

El-Hafiz, S. (2017). Kenapa Kita Bosan? dan Bagaimana Mengatasinya?, 3(4). Diakses pada 29 Oktober 2021, dari http://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/170-kenapa-kita-bosan-dan-bagaimana-mengatasinya

Kresna, I.M. (2019). Sekolah Kok Jadi Sumber Stres?, 5(15). Diakses pada 29 Oktober 2021, dari http://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/445-sekolah-kok-jadi-sumber-stres

Pane, A. & Dasopang, M.D. Belajar dan Pembelajaran, 3(2). Diakses pada 29 Oktober 2021, dari http://jurnal.iain-padangsimpuan.ac.id/index.php/f/article/view/945

Pupitoningrum, D.P., dkk. Implementasi Pemberian Reward Pada Siswa di Masa Pandemi Covid-19, 7(14). Diakses pada 29 Oktober 2021, dari http://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/863-implementasi-pemberian-reward-pada-siswa-di-masa-pandemi-covid-19

Bagikan Artikel Ini