Beranda » Dinamika Pembelajaran Tatap Muka

Dinamika Pembelajaran Tatap Muka

Setelah hampir kurang lebih 2  tahun pembelajaran Sekolah melalui online di SMP Muhammadiyah 5, kini sekolah sudah bisa melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).

Artinya saat ini kita telah berada pada situasi yang baru karena biasanya seluruh siswa masuk 100% (persen), tapi tidak dengan sekarang yang mana siswa hanya diizinkan masuk 50% (persen) dari total jumlah per kelasnya, dan dilakukan dua sesi. Awalnya diiziinkan 30% (persen) namun dengan berjalannya program vaksinasi pelajar, maka pembelajaran sudah bisa masuk tahap 50% (persen).

Dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) tentunya banyak terjadi perubahan dalam jadwal pembelajaran yang mengakibatkan jadwal pelajaran berubah setiap pekannya.

“Perubahan jadwal ini supaya tiap Mata Pelajaran mendapat jatah tatap muka, dengan begitu semua guru Mata Pelajaran dapat bertatap muka langsung dengan Siswa-siswi.” Ungkap Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMP Muhammadiyah 5 Kota Tangerang, Nur Efawanti, S.Pd. MM. Saat wawancara secara langsung. (22/11/2021).

Menurut saya, Sekolah tatap muka kali ini bukanlah menjadi sekolah normal seperti biasa sebelum pandemi merebak di Indonesia, akan tetapi dengan Sekolah tatap muka ini harus melengkapi prosedur yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, yaitu dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat agar tidak terjadinya penularan Covid-19 di Sekolah.

Hal ini harus dipahami baik dari para guru pengajar dan para orang tua Siswa, karena PTMT ini juga harus memenuhi berbagai persyaratan yang dipantau melalui Instrument PTMT oleh pengawas yang diutus langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan laporannya diberikan setiap hari.

Persyaratan PTMT ini harus dipahami juga oleh Guru, Siswa-siswi dan pedagang kaki lima (PKL). Karena ada salah satu aturan yang tidak membolehkan adanya pedagang kaki lima di lingkungan Sekolah.

Dilansir dari beritasatu.com Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kota Tangerang mengatakan bahwa

“Salah satunya adalah kita memperingatkan pihak sekolah untuk melarang adanya pedagang kaki lima (PKL) yang biasa mangkal di sekitar Sekolah apabila nantinya PTM digelar. Jika kedapatan ada PKL yang buka saat PTM, Sekolahnya yang kami tutup tidak diizinkan PTM lagi,” Ujar Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kota Tangerang, Eni Nurhaeni.

Sebagaimana persyataran PTMT yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kota Tangerang Ini adalah hal penting karena memang adanya kekhawatiran jajanan yang disediakan oleh pedagang kaki lima (PKL) tidak steril atau tidak sehat yang nantinya membuat imun Siswa-siswi turun.

Kepala SMP Muhammadiyah 5 Kota Tangerang telah membentuk tim Satgas Covid untuk lingkungan Perguruan Muhammadiyah Cibodas sebagai pelengkap untuk ketertiban PTMT. Karena Siswa-siswi sangat rawan sekali dalam pelanggaran Protokol Kesehatan seperti tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah pembelajaran dan jajan sembarangan.

Selama masa pandemi Covid-19, banyak dan kegiatan yang ditiadakan seperti halnya Ekskul Sekolah dan lain-lainnya, jadi sekolah tatap muka hanya bisa belajar seperti biasa dengan jumlah yang telah ditentukan sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Ketika beralihnya sistem belajar-mengajar dari Online ke Offline banyak perdebatan mengenai kesepakatan bersama untuk tatap muka, sehingga SMP Muhammadiyah 5 mengeluarkan surat persetujuan untuk Tatap muka dengan mengisi Form dan Tanda tangan bermaterai.

Perihal ini maka Orang Tua Siswa-siswi atau Wali Murid telah mengetahui bahwa Sekolah telah melakukan upaya untuk mewujudkan Sekolah PTMT. Namun hal ini tidak semua menyambut dengan baik karena ada beberapa Orang Tua yang tidak menyetujui adanya PTMT ini karena khawatir anaknya akan terkena virus Covid-19, di sisi lain ada pula yang tidak ingin vaksin dengan berbagai macam alasan untuk menghidari Vaksinasi Pelajar. Tentu hal ini membuat hambatan dalam proses PTMT yang beberapa Sekolah di Tangerang Raya sudah melakukannya.

Guru Bimbingan Konseling (BK) dan Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan mulai melakukan pemberitahuan terkait dengan ketertiban siswa/i yaitu rambut yang harus rapih dan jilbab yang menutupi dada. Awal PTMT tidak menekankan pada kelengkapan seragam atribut hingga sepatu, karena ada beberapa Orang Tua Siswa/i ada yang terkena pengurangan pekerja yang membuat mereka keberatan jika harus melengkapi kelengkapan seragam sekolah dari hari Senin hingga Jum’at.

Menurut saya, Keputusan ini sangat tepat karena memang untuk awal masuk Sekolah setelah beberapa tahun ini belajar melalui online tentu banyak Orang Tua yang kurang siap menyambut Sekolah Tatap Muka karena terkendala dengan seragam, maka sudah seharusnya pihak Sekolah memaklumi akan hal ini dan yang terpenting Siswa/i bisa masuk dengan tertib dan dapat belajar secara maksimal.

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas ini para Siswa-siswi memberikan efek yang cukup besar bagi anak-anak, salah satunya turunnya semangat belajar.

“Ketika dilaksanakan PTMT para Siswa-siswi seperti tidak semangat dalam mengikutinya ini terlihat dari respon anak pada saat PTMT.” Ujar Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum.

Menurut saya dari kasus ini nampak bahwa Siswa-siswi SMP Muhammadiyah 5 seperti sudah terlalu nyaman dirumah sehingga membuat mereka tidak dapat merasakan kebebasan dalam dirinya karena sudah terbiasa santai dirumah yang bisa menunda-nunda dalam tugas Sekolahnya. Hal ini tentunya kurang pengawasan dari Orang Tua kepada anaknya selama belajar online dirumah yang selalu menunda-nunda dalam pengerjaan tugas sekolahnya. Jangan sampai hal ini berdapampak pada proses berfikir Siswa-siswi yang kedepannya akan menghadapi kerasnya kehidupan Dunia.

Mari Awasi keluarga kita dalam pembelajaran Online agar para Siswa-siswi bisa tetap fokus dalam pengerjaan tugas sekolahnya dan Ayo berikan dukungan kepada mereka untuk semangat Belajar Tatap Muka di Sekolah.

Bagikan Artikel Ini