Beranda » Bahasa dan Sastra: Antara Digital vs Konvensional

Bahasa dan Sastra: Antara Digital vs Konvensional

Seiring berjalannya waktu, perkembangan bahasa dan sastra kian meningkat pesat. Adanya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dirilis dalam bentuk aplikasi menjadi bukti bahwa era digital mulai merambah bidang tersebut. Sementara untuk sastra, contoh yang paling sering kita temui yaitu adanya platform kepenulisan seperti Wattpad, NovelToon, Joylada, dan lainnya.
Sebelum adanya era digital seperti sekarang, bahasa dan sastra lebih dulu populer dalam bentuk konvensional, yaitu dengan media cetak seperti buku. Tentu sebelum KBBI atau platform kepenulisan versi aplikasi atau website ada, kita punya buku cetak KBBI serta koleksi buku-buku novel dari para novelis favorit. Adanya pergeseran zaman yang semakin canggih membuat kita secara tidak sadar masuk ke dalam lingkup tersebut dan ikut menyesuaikan diri.

Namun, manakah yang lebih baik bagi eksistensi bahasa dan sastra? Apakah media digital atau konvensional?

Tidak bisa dipungkiri bahwa media digital membuat segalanya menjadi mudah dan praktis, eksistensi bahasa dan sastra dalam media digital membuat kita tidak perlu repot untuk membawa buku yang memerlukan ruang di dalam tas. Cukup mengunduh aplikasi KBBI atau e-book dan mengetik judul buku atau kata yang diinginkan, maka dalam hitungan detik langsung muncul buku atau kata yang kita minta. Kita bisa langsung membacanya kapanpun dan dimanapun.
Sementara untuk era konvensional, novel atau KBBI berbasis cetak memberikan kita pengalaman membaca yang tak terlupakan. Adanya buku fisik membuat kita lebih merasa hidup ketika membaca sekaligus dapat kita jadikan koleksi. Di sisi lain, media konvensional ikut serta dalam membuat industri penerbitan tetap eksis dan tidak tergerus oleh zaman yang semakin modern.
Bagi saya pribadi, jika diharuskan memilih antara digital vs konvensional, maka saya lebih memilih seimbang, yaitu 50 persen digital dan 50 persen konvensional. Digital bagi perkembangan bahasa yaitu aplikasi atau wesbite KBBI sementara konvensional bagi perkembangan sastra yaitu novel berbasis cetak.
Alasannya, karena bahasa itu dinamis dan terus mengalami perkembangan. KBBI versi aplikasi atau website memudahkan penggunanya untuk mencari kata dengan cepat tanpa perlu repot dalam membuka buku yang begitu tebal, jadi efisiensi dan kemudahan menjadi alasan saya memilih digital dalam perkembangaan bahasa. Sementara untuk perkembangan sastra, saya lebih menyukai novel dalam bentuk cetak karena saya senang mengoleksinya.
Baik antara digital dan konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung pada selera pembaca. Nah, menurut kalian, manakah yang lebih baik bagi eksisnya bahasa dan sastra? Apakah media digital atau konvensional?
Bagikan Artikel Ini