Beranda » Anak-anak di Ruhama Belajar Drama

Anak-anak di Ruhama Belajar Drama

Pada dasarnya naskah drama menjadi karya sastra jika dihadirkan hanya sebagai sebuah naskah tertulis. Karya tersebut akan memiliki dimensi yangberbeda jika divisualisasikan dalam bentuk seni pertunjukan. Penyimak pertunjukan drama tersebut dapat menikmati dan menilai sebuah karya melalui bacaan maupun menyaksikannya melalui seni pertunjukan.

​Pada kesempatan kali ini saya datang ke salah satu rumah Yatim dan Pesantren Ruhama untuk mengajarkan bagaimana belajar drama atau pertunjukan. Metode pembelajaran bemain peran (role playing) akan membangkitkan kreatif, inovasi dan mengembangkan peran siswa selama proses pembelajaran. Kejadian atau proses analogis yang dimunculkan dalam bemain peran (role playing) akan memudahkan siswa untuk memahami

proses atau kejadian sebenarnya yang tidak dapat diamati secara langsung. Pengembangan kosa kata, istilah, wawasan pengetahuan, keterampilan menjawab, sikap menghargai teman serta imajinasi berperan memiliki kontribusi besar dalam pembentukan kepribadian siswa. Siswa juga akan lebih paham unsur-unsur drama seperti tokoh dan perwatakan, alur, tema dan amanat yang tekandung dalam drama.

Penerapan pembelajaran dengan metode bemain peran (role playing) akan mampu mengembangkan ranah kognitif, psikomotorik dan afektif siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa bisa maksimal dengan penggunaan metode bermain peran (role playing).

Bagikan Artikel Ini