Beranda » Agrowisata Membangkitkan Pertanian Indonesia

Agrowisata Membangkitkan Pertanian Indonesia

Oleh : Gema Putri Suratna

Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Email : gemaputri_21@mhs.uinkt.ac.id

Kebanyakan orang selalu memandang sebelah mata pertanian, namun hal itu dapat diinisiasi dengan mengkombinasikan antara pariwisata dengan sektor pertanian. Agrowisata merupakan kegiatan yang memadukan pariwisata dan edukasi yang berkaitan dengan pertanian. Menurut Arini (2017) Agrowisata atau agrotourism juga dapat diartikan sebagai pengembangan industri wisata alam yang bertumpu pada pembudidayaan kekayaan alam. Hal ini di perkuat oleh pendapat Ni Wayan Wahyu Astuti (2013), bahwa agrowisata dipandang sebagai suatu konsep dan merupakan produk baru bagi agribisnis yang dijadikan sebagai pariwisata alternatif dan sebagai langkah dalam menetralisir dampak dari kegiatan kepariwisataan.

Pariwisata sendiri merupakan salah satu sektor ekonomi yang menjanjikan di Indonesia. Pariwisata dapat memberikan kontribusi yang baik bagi perekonomian nasional. Menurut Kementerian Pariwisata , kontribusi pendapatan pariwisata telah meningkat antara tahun 2010 dan 2015, dan kontribusinya terhadap devisa negara mencapai Rp. 184 triliun pada tahun 2016. Pariwisata juga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Pada tahun 2016, industri pariwisata mampu menyerap 12 juta tenaga kerja atau 10,6% dari total tenaga kerja Indonesia (Kementerian Pariwisata, 2016). Mengingat sebagian besar masyarakat indonesia berprofesi sebagai petani, membuat pertanian di Indonesia memiliki potensi yang sama besar dengan sektor pengembangan pariwisata. Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah, apabila hal tersebut dapat ditangani dengan baik dan benar maka akan meningkatkan manfaat bagi para penduduk. Oleh karena itu, dengan membangun agrowisata secara tidak langsung akan mempengaruhi kesejahteraan petani.

Seperti yang kita ketahui bahwa agrowisata pertanian mencakup banyak ruang lingkup, tidak hanya meliputi bercocok tanam saja. Selain itu, terdapat beberapa daya tarik yang termasuk ke dalam agrowisata pertanian. Diantaranya adalah agrowisata tanaman pangan dan hortikultura, agrowisata perkebunan, agrowisata perikanan, agrowisata peternakan serta agrowisata kehutanan. Berikut merupakan beberapa jenis agrowisata berdasarkan potensi daya tariknya :

  1. Agrowisata Tanaman Pangan dan Hortikultura

Agrowisata ini merupakan kegiatan yang meliputi prapanen dan pasca panen yang berupa pengolahan hasil pertanian. Agrowisata tanaman pangan dan hortikultura meliputi buah, sayur, bunga dan tanaman obat-obatan. Adapun contoh agrowisata  tanaman pangan dan hortikultura di Indonesia adalah Agrowisata Petik Stroberi di Ciwidey, Bandung dan Agrowisata Petik Apel di Kawasan Batu, Malang.

  1. Agrowisata Perkebunan

Agrowisata perkebunan merupakan kegiatan yang menawarkan pemandangan yang memiliki udara segar sebagai bentuk refreshing. Agrowisata ini juga dapat berinteraksi langsung mengenai proses pemanenan ataupun proses pengolahannya. Contohnya adalah agrowisata kebun teh di Puncak, Bogor dan Merapi Farma Herbal di Yogyakarta.

  1. Agrowisata Perikanan

Agrowisata perikanan menyediakan sarana wisata berupa rekreasi seperti snorkeling dan pemancingan. Contohnya adalah Cape Kri di laut Raja Ampat yang sudah terkenal dengan kehidupan biota lautnya yang indah.

  1. Agrowisata Peternakan

Agrowisata peternakan lebih tertuju pada farm-tourism dimana seperti aktivitas mengenal budidaya hewan seperti peternakan ungags dan ternak potong. Adapun contoh agrowisata peternakan adalah kawasan penggemukan sapi di Kabupaten Bangli dan Pulau Nusa Penida.

  1. Agrowisata Kehutanan

Agrowisata kehutanan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan hutan produksi berupa aktivitas rekreasi yang dilaksanakan dihutan, dengan begitu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Biasanya agrowisata ini dilakukan untuk penelitian dan pendidikan, namun dapat menjadi objek wisata yang unik karena dapat mengeksplor apa yang ada di dalam hutan. Contoh agrowisata kehutanan adalah Kebun Raya Eka Karya di Bali.

Dari beberapa contoh tersebut membuktikan bahwa peran wisata terhadap pertanian sangat membantu, dikarenakan masyarakat menjadi lebih tertarik terhadap pertanian karena dapat melihat dan berkontribusi secara langsung. Di samping itu income petani juga meningkat berkat kunjungan dari para wisatawan.  Hal ini dapat terus berkembang seiring dengan inovasi-inovasi baru yang dapat di realisasikan dan dapat diterima oleh masyarakat luas.

Target pasar agrowisata kebanyakan adalah masyarakat perkotaan yang jauh dari hiruk pikuk pedesaan. Dengan demikian, maskarakat perkotaan akan datang untuk mencari suasana baru dan belajar mengenai pertanian sekaligus berekreasi. Sebagai inovasi baru, agrowisata menjadi peluang bagi para petani untuk mendapatkan penghasilan selain mengandalkan hasil taninya, hal ini dapat meminimalisir kerugian yang akan di alami petani nantinya. Selain itu, agrowisata juga memanfaatkan lahan pertanian yang sudah ada, sehingga para petani tidak perlu membuka lahan yang baru. Dapat dilihat bahwa kini sektor pertanian tidak lagi terpinggirkan karena adanya kegiatan agrowisata.

Seperti yang diungkapkan oleh Database Kementrian Pertanian Republik Indonesia, bahwa agrowisata merupakan bagian dari objek wisata berkelanjutan yang memiliki peran untuk mempromosikan pertanian dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi masyarakat luas. Di samping itu semua, agrowisata juga termasuk kedalam sumber perekonomian nasional (Kementan RI, 2004).

Agrowisata memberi kesempatan bagi para petani agar mampu meningkatkan sumber daya yang dimiliki dan mempromosikan produk hasil pertanian kepada wisatawan serta memberi gambaran secara nyata kepada wisatawan mengenai kehidupan pertanian. Dengan adanya agrowisata diharapkan mampu meningkatkan dan melestarikan sumberdaya alam yang telah ada serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Seperti yang sudah dibahas, secara tidak langsung agrowisata dapat menarik minat wisatawan dan generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian sehingga kedepannya pertanian dapat lebih diperhatikan lagi. Karena sejatinya, bila ditekuni dengan serius agrowisata dapat menjadi peluang yang potensial untuk mengedepankan sektor pertanian Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa agrowisata memberikan dampak positif bagi sektor pertanian. Para petani sangat merasakan perubahan dengan adanya agrowisata diantaranya seperti memanfaatkan lahan yang telah ada, produk hasil pertanian lebih dikenal masyarakat sehingga membantu pengembangan wilayah usaha pemasaran, menciptakan peluang bagi petani lokal yaitu meningkatkan pendapatan yang dapat meningkatkan taraf hidup kelangsungan bisnis, mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat memiliki mampu memperoleh penghasilan yang cukup besar dari usaha desa, menjadi cara yang efektif untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya, menciptakan nilai tambah dan pemasaran langsung sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi dan masyarakat di daerah. Di samping itu, agrowisata juga memberikan  dampak bagi negara yaitu menjadi peluang yang potensial untuk mengedepankan sektor pertanian Indonesia, yang secara harfiah pertanian dapat meningkatkan kegiatan perekonomian negara. Oleh karena itu, kita sebagai generasi milenial harus bisa dan siap untuk mengambil alih tata pertanian dengan pikiran terbuka, kreatif, serta inovatif agar kedepannya pertanian Indonesia menjadi lebih baik dan dapat bersaing dengan pertanian dunia.

Bagikan Artikel Ini