Beranda » Pelan-Pelan Pasti Terbiasa

Pelan-Pelan Pasti Terbiasa

Bermula saat aku lulus SMK sekitar 2 tahun lalu. Aku memiliki impian sebuah bisnis.

Karena belum memiliki kegiatan setelah lulus sekolah, Aku membantu saudaraku berjualan seblak di tengah kota Wonogiri. Berawal dari mempelajari resep yang turun temurun, cara memasak seblak, dan cara menyajikan seblak dengan baik. Ya, semua itu ternyata di tulis di sebuah buku yang diberi judul oleh kakekku “Seblak Coy Joyo”. Dengan kosa kata yang kurang aku mengerti, aku meminta bantuan saudaraku untuk menjelaskannya.

Setelah mempelajari buku resep, Aku mulai mencoba membuat seblak dengan melihat buku. Sempat kesal karena seblak yang aku buat belum sesuai dengan rasa khas kedai kakek. Tiba-tiba ayah saudaraku memberikan nasihat “Sabar, alon-alon waton kelakon, sing ikhlas, sing tenan (Sabar, pelan-pelan pasti terbiasa, yang ikhlas, yang serius”. Entah kenapa, mendengar kalimat itu aku merasa lega.

Aku mencoba mempelajari buku itu lagi, sampai di akhir halaman ada sebuah kalimat yang membuatku berpikir. “Aja dadi uwong sing rumangsa iso lan pinter, nanging dadio uwong sing iso lan pinter rumangsa (Jangan jadi orang yang merasa bisa dan pintar, tapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa). Setelah memaknai kalimat itu, aku mencoba membuat masakan itu lagi. Sehari, dua hari ku lalui, rasa masakanku semakin hari semakin mendekati dengan resep yang ada di buku. Suatu ketika, ayah saudaraku melihat hidangan yang aku sajikan, kemudian beliau menyicip sedikit masakanku dan berkata “Weh, lha kok iki malah luwih enak rasane (Loh, kok ini malah lebih enak rasanya)”. Mendengar ucapan itu, saudaraku dan karyawan yg lain langsung menyicipi seblak yang aku buat. Dan benar saja, mereka juga memuji hidangan yang aku sajikan itu. Merasa puas, aku pun langsung bersemangat untuk menghidangkan kepada para pelanggan.

Sekarang, aku percaya dengan kalimat “usaha yang kuat tidak akan menghasilkan hasil yang sia-sia”. Memang di awal pasti merasa sangat menyulitkan. Ya, alon-alon waton kelakon. Pelan-pelan pasti akan terbiasa. Saya selalu mengingat kata-kata itu. Dan buat semua, jangan pernah putus asa terhadap apa yang ingin kamu gapai, dan jangan jadikan kata tidak bisa sebagai alasan untuk berhenti berjuang.

Terima Kasih,

Zalfa Fadilah Karim.

Universitas Pamulang.

Bagikan Artikel Ini