Beranda » Menanamkan Ekopedagogik Melalui Pendidikan Agama

Menanamkan Ekopedagogik Melalui Pendidikan Agama

Oleh

Salsabila Maharani

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Tahukah kamu bahwa saat ini telah banyak pendidikan Islam dan pendidikan umum yang mengembangkan kesadaran berbudaya dan peduli lingkungan? Hal ini dilatarbelakangi karena keadaan lingkungan Indonesia yang sudah sangat tercemar. Misalnya, banyak orang membuang sampah di sungai sehingga menyebabkan pencemaran air laut, dan dapat mengakibatkan banjir. Selain banjir, juga terjadi tanah longsor yang disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang menebang pohon sembarangan.

Seperti yang kita ketahui saat ini muncul berbagai macam penyakit seperti kanker dan virus yang penyebarannya sangat cepat dan disebabkan oleh pencemaran udara (Polusi Udara). Pencemaran udara ini berasal dari asap kendaraan, asap pabrik, dan dapat juga berasal dari polusi limbah sampah anorganik yang sulit terurai. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan perlu adanya kesadaran berbudaya dan peduli lingkungan, yang diharapkan nantinya para siswa mampu menjaga dan memelihara lingkungan, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), bahwa saat ini telah banyak sekolah-sekolah umum maupun sekolah islam yang mendapat penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata. Dapat dibuktikan bahwa pada tahun 2019 sebanyak 434 sekolah yang terdiri atas 376 sekolah negeri dan 58 sekolah swasta dari 164 kota/kabupaten di 32 provinsi, berhasil mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional (333 sekolah) dan Adiwiyata Mandiri (101 sekolah).

Kata Adiwiyata sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu dari kata ADI yang berarti besar, agung, baik, sempurna, dan kata WIYATA berarti tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika. Sedangkan ADIWIYATA artinya tempat yang besar, agung, baik dan indah dimana tempat itu digunakan  seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah.

Menurut pendapat Kahn tahun 2010 ekopedagogik merupakan gerakan akademik yang bertujuan mendidik para peserta didik menjadi pribadi yang memiliki pemahaman, kesadaran dan keterampilan hidup yang selaras dengan kepedulian terhadap pelestarian alam. Artinya ekopedagogik merupakan pendidikan untuk mengenali alam, sehingga tumbuh rasa cinta terhadap alam beserta isinya.

Dalam peraturan pemerintah RI telah dijelaskan bahwa Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya. Dalam agama islam sendiri kita diperintahkan untuk menjaga dan melestarikan alam, sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 205:

وَاِذَاتَوَلَّى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّٰهُ لاَ يُحِبُّ الْفَسَادَ

Artinya : “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa kita dilarang untuk membuat kerusakan dimuka bumi. Oleh karena itu, kita sebagai khalifah dimuka bumi ini harus memiliki kesadaran dalam melestarikan alam. Kesadaran akan pelestarian alam (Lingkungan) dimulai sejak dini yaitu melalui proses pendidikan. Sesuai dengan pengertian pendidikan agama yaitu membentuk keterampilan dalam mengamalkan ajaran agama, maka dalam pendidikan agama Islam kita diajarkan untuk melestarikan alam (lingkungan).

Hal yang dilakukan dalam upaya melestarikan alam dalam proses pendidikan adalah menanamkan kepada diri peserta didik akan kecintaan pada lingkungan. Cara pertama dimulai dari hal yang mudah yaitu dengan memberikan contoh dan mengajak para peserta didik untuk membuang sampah pada tempatnya. Dalam membuang sampah alangkah baiknya membuang sampah sesuai dengan jenisnya, tujuannya untuk memudahkan dalam proses mendaur ulang sampah. Misalnya, tempat sampah yang berwarna hijau untuk sampah organik seperti dedaunan, ranting pohon, dan sisa makanan; tempat sampah berwarna kuning untuk sampah anorganik seperti plastik, kaleng, styrofoam dan lain sebagainya; dan tempat sampah berwarna merah untuk sampah berbahaya seperti kaca, bahan kimia dan lain sebagainya. Biasanya sekolah mewajibkan peserta didiknya untuk membawa tempat makan dan botol minum dari rumah, tujuannya agar dapat mengurangi penggunaan sampah plastik. Sekolah adiwiyata ini memiliki program bank sampah, yang nantinya para siswa akan diajarkan cara mengolah sampah.

Cara kedua yaitu dengan menanam tanaman di lingkungan sekolah.  Tanaman yang dapat ditanam di lingkungan sekolah seperti lidah buaya, daun saga, daun sirih, bunga matahari, bunga melati dan lain-lain. Biasanya di sekolah terdapat Green House yang fungsinya untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman dapat berkembang secara optimal. Tujuan dari penanaman berbagai macam tanaman di lingkungan sekolah untuk mempercantik dan memberikan udara yang segar di lingkungan sekolah. Selain itu, berbagai jenis tanaman di sekolah juga dapat bermanfaat bagi kesehatan. Nantinya para siswa akan diajarkan cara menanam tanaman yang baik dan benar. Selain itu, para siswa juga akan diajarkan cara mengelola dan memanfaatkan tanaman tersebut.

Cara ketiga agar lingkungan sekolah tetap terjaga kebersihannya, alangkah baiknya diadakan gotong royong bagi seluruh warga sekolah. Contohnya setiap hari jumat sebelum dimulai kegiatan belajar mengajar diadakan kegiatan bersih-bersih yang biasa dikenal dengan istilah “Jumat Bersih (Jumsih)”. Pembagian tugas dapat dilakukan berdasarkan kelas, seperti ada kelas yang membersihkan lapangan utama, membersihkan kolam, membersihkan masjid, membersihkan kantin dan lain sebagainya. Dengan adanya pembagian tugas ini, maka pelaksanaan dan pengawasan terhadap anak-anak akan lebih mudah. Dengan jumlah murid yang besar, memerlukan pengawasan yang serius dari para guru dan karyawan.

Selain jumat bersih juga terdapat kegiatan lain untuk memelihara lingkungan sekolah yaitu kegiatan pembasmian jentik-jentik atau yang dikenal dengan istilah “Jumantik”. Jumantik (Juru Pemantau Jentik) adalah anggota yang terdiri dari warga sekolah yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungan sekolah,dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin.

Memelihara lingkungan (melestarikan alam) merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia. Kesadaran akan pelestarian alam dimulai sejak dini melalui proses pendidikan disekolah. Tidak hanya disekolah, pelestarian alam juga diterapkan di lingkungan masyarakat. Tujuan dari pelestarian lingkungan adalah untuk melindungi wilayah Indonesia dari berbagai macam pencemaran. Sedangkan tujuan pelestarian di lingkungan sekolah itu sendiri adalah untuk memberikan kenyamanan dalam proses belajar mengajar bagi seluruh warga sekolah. Apabila kita dapat belajar dengan nyaman, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai dengan baik.

Bagikan Artikel Ini