Beranda » Lukisan Jurit Malam LDKO HIMATIKA UNPAM 2022/2023

Lukisan Jurit Malam LDKO HIMATIKA UNPAM 2022/2023

Oleh : Intan Idaman Halawa, Mahasiswa UNPAM Prodi Matematika, Pengurus HIMATIKA

Detik-detik Jurit Malam yang disisipkan pada LDKO HIMATIKA UNPAM Periode 2022/2023 menulis sejarah pada hidup yang kuhidupi. Jurit malam yang katanya menyeramkan membuat rasa penasaranku membuncah di dada yang berdetak. Sebelum waktu itu tiba, senyum dan bahagia pun singgah sejenak di garis bibir yang merah itu, melukis lengkungan yang indah, dan terlalu indah hingga lupa akan waktu yang kelam itu. Lelah yang bergelantugan di pundak yang kokoh, membuatku sedikit merintih dalam tawa yang nyaring itu. Inikah yang dinamakan sendu yang meneduhkan? Terlalu indah garis-garis kertas yang dicorat-coret oleh jemari yang meletih hingga kantuk yang menghinggapi pelupuk lari tak berjejak.

Setelah games berakhir, seluruh peserta diarahkan untuk tidur pada pukul 22.10 WIB. Seperti biasanya, wanita ketika berkumpul pastinya tidak bisa diam begitu saja, selalu saja ada cerita yang harus dibahas apalagi ketika hp disita, tidak ada kesibukan pribadi. Berbagai topik yang muncul baik dari masa lalu, sekarang dan yang akan datang ataupun perihal penting dan tidak penting. Semuanya akan dikupas habis dalam forum dadakan wanita. Tak heran jika topik pembahasan tak pernah habis hingga ‘lelah’ turun tangan menghentikan pembicaraan.  Pembicara dan pendengar memiliki gaya sendiri, ada yang sambil skincare-an, rebahan, duduk, ngemil, cuci muka dan lainnya.

Tepat pada pukul 22.45 WIB, terdengar suara nyaring, keras dan lantang serta bunyi gedoran pintu.

“Woiiii, tidur! Matikan lampunya, cepat! Cepat! Atau pintunya saya dobrak!?” ujar suara yang tak dikenali itu.

Seketika, rasa kaget dan takut berpaut bersamaan di dada yang tak tak tahu-menahu siapa orangnya. Sempat menyangka bahwa orang itu adalah kang Villa, namun dilain sisi menyangka itu alumni. Dikarenakan lampu sudah dimatikan, mereka yang masih di kamar mandi pun segera keluar. Karena takut dimarahi untuk kedua kalinya, semua langsung mengambil posisi tidur  sesuai kenyamanan masing-masing. Suasana yang hening dan gelap itu mengundang kantuk untuk singgah meski detakan jantung masih terasa kuat.

“Kalian telah disuruh untuk membawa slayer dan gula merah, ambil dan bawa ke sini pada hitungan ke-10. Cepat!” ucapnya dengan lantang.

Dan ternyata terdapat 3 peserta laki-laki yang tidak berhasil mengambil gula merah dikarenakan kesulitan mencari di tengah kegelapan. Ketiga peserta tersebut diberi konsekuensi oleh alumni, dimarahi dan diomelin.

“Sekarang, kalian kumpul di lapangan belakang memakai sepatu. Pada hitungan ke-15 kalian cari dan pasang sepatu kalian serta sudah berada di lapangan. Mengerti?!” tegasnya.

Saat itu, semua berlari keluar hingga ada yang terjepit di pintu karena sempit. Masing-masing mencari dan memakai sepatunya dalam kondisi gelap. Ada yang kesusahan mencari sepatunya, ada yang salah mengambil sepatu, ada yang belum pasang tapi sudah lari, ada juga yang tidak pakai sepatu karena sepatunya dipakai orang lain. Seluruh peserta berlari kelapangan pada waktu hari masih gelap sekitar pukul 01.45 WIB. Banyak diantaranya tersandung jatuh dan sebagainya.

Kemudian, seluruh peserta dibagi dalam 6 kelompok untuk menemukan dan memasuki ke-5 pos dengan mata tertutup, kecuali ketua. Dalam hal ini ketua berperan untuk menuntun anggotanya, dan anggota mengikuti arahan ketuanya. Kerjasama, kesabaran, dan ketangguhan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Saat itu, saya masuk dalam kelompok 1, sehingga kami yang terlebih dulu pergi mencari pos. Tiba di pos 1 bernama Kepemimpinan dengan clue T, kami dimarahin, diomelin sampai-sampai name tage kepesertaan LDKO diambil oleh salah satu alumni. Kemudian, kami masuk ke pos 5 bernama review dengan clue R. Saat itu kami disuruh duduk dan ditanyakan materi tadi siang, pelajaran dari pos sebelumnya dll. Kami juga disuruh push-up sebanyak 7 kali. Hal yang sedikit menggelitik yaitu, ketika aku ditanyakan pemateri IGTC.

“Siap, namanya kak Hamil dan kak Agung.” Ucapku dengan polos, tak sadar ada kesalahan.

“Yakin namanya kak Hamil?” tanyanya dengan sambil tersenyum.

“Siap, salah kak. Namanya kak Hilmi.” Jawabku dengan tenang.

Pos berikutnya ialah pos 2 bernama Fisik dengan clue I, air dalam plastik yang dibawa oleh ketua disuruh untuk dipecahkan serta lilinnya dipadamkan. Saat ini, kami disuruh duduk, squat jump, push-up, membuat jargon dll. Pos selanjutnya adalah pos 4 bernama Mental dengan clue U, kami ditanyakan mengenai keterlibatan organisasi sebelumnya dan sebagainya. Beberapa hal yang menegangkan adalah ketika ditanya mukanya disenterin, disuruh berbaring ditanah lapang dengan mata tertutup serta disuruh menanyakan nama-nama pos berulang kali tanpa senter dan penerang lainnya. 

Kemudian pos terakhir yang kami masuki adalah pos 3 bernama Cinta Tanah Air dengan clue D. Saat ini kami ditanyakan mengenai peranan mahasiswa sebagai wujud cinta tanah air, disuruh mencium tanah, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lainnya. Proses memasuki pos tidak berurut dikarenakan jika pos sudah diisi, maka harus mencari pos yang kosong. Setelah kami selesai memasuki ke-5 pos, aku berkata dalam hati “tidak ada yang menakutkan, namun terlalu menyenangkan.” Lalu, kami disuruh kelapangan untuk mengikuti acara api unggun.

Bagikan Artikel Ini