#IndonesiaGelap: Ketika Generasi Muda Tak Lagi Mau Diam

Sejak awal tahun 2025, ruang publik Indonesia kembali diramaikan dengan suara anak muda. Bukan karena konser, bukan pula karena tren media sosial biasa. Tapi karena satu hal: keresahan. Tagar #IndonesiaGelap menjadi simbol perlawanan generasi muda terhadap kebijakan negara yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.

Gerakan ini bukan soal kegelapan listrik atau minimnya penerangan. Ini soal rasa gelap dalam demokrasi, soal kebijakan yang tidak transparan, dan soal rakyat yang merasa ditinggalkan. Di media sosial, tagar ini viral. Di lapangan, mahasiswa turun ke jalan, menyalakan lilin sebagai bentuk protes simbolik. Aksi damai, tapi penuh makna.


Bukan Demo Tanpa Arah

Banyak yang menyangsikan gerakan ini. “Mahasiswa demo lagi? Bukannya tugasnya kuliah?” Tapi sejujurnya, aksi ini berangkat dari keresahan nyata.

Pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan demi program makan gratis menjadi titik pemantik. Tujuannya memang mulia. Tapi ketika dilakukan tanpa transparansi, tanpa kajian akademik yang terbuka, dan justru berpotensi menghidupkan kembali peran militer dalam urusan sipil, publik berhak bertanya.

Sebagai mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan, saya diajarkan bahwa negara wajib menjamin hak warga atas pendidikan, partisipasi, dan kehidupan yang layak. Ini jelas tertuang dalam Pasal 28C dan 31 UUD 1945, serta sila kelima Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


Aksi Digital yang Cerdas

Berbeda dari demo konvensional, gerakan ini menggunakan cara yang lebih relevan dengan zaman: aksi daring, visual kreatif, hingga kampanye literasi digital. Mahasiswa dan pemuda kini menyuarakan aspirasi dengan gaya mereka sendiri—tanpa harus berteriak, tapi tetap lantang.

#IndonesiaGelap bukan sekadar gimmick. Ia adalah simbol bahwa demokrasi tidak boleh hanya dimiliki segelintir orang. Generasi muda tidak tinggal diam saat suara mereka diabaikan.


Pentingnya Negara Mendengar

Dalam negara demokratis, kritik adalah vitamin, bukan racun. Pemerintah seharusnya melihat protes ini sebagai masukan, bukan ancaman. Gerakan ini adalah wujud partisipasi warga negara dalam menjaga kualitas kebijakan publik.

Alih-alih meredam dengan kekuatan, lebih baik membuka ruang dialog. Dengarkan anak muda, rangkul keresahan mereka, dan hadirkan kebijakan yang adil dan berjangka panjang.


Penutup: Cahaya Akan Datang dari Suara Kita

Gerakan #IndonesiaGelap menunjukkan bahwa generasi muda tidak pasif. Kami peduli. Kami membaca. Kami bergerak. Demokrasi bukan hanya tentang memilih saat pemilu, tapi juga mengawal jalannya kekuasaan setiap hari.

Kalau negara belum siap mendengar, bukan berarti kami berhenti berbicara.

Karena meskipun saat ini terasa gelap, cahaya akan selalu datang—dari suara rakyat yang tidak pernah padam.

Bagikan Artikel Ini