Beranda » Demokrasi Pemilu

Demokrasi Pemilu

Ilustrasi - foto Dokumentasi Penulis

Mendengar kata demokrasi tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang didasarkan dari rakyat, untuk rakyat, dan juga oleh rakyat. Dimana suatu pemerintahan ini berpusat pada dari masyarakat itu sendiri, sehingga sebuah prinsip beserta nilai kemanusiaan bisa dijunjung tinggi. Kehidupan yang demokratis pastinya menjadi suatu dambaan bagi kita semua, maka dari itu, jika kita semua menginginkan suatu kehidupan yang demokratis, kita harus menenerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya demokrasi kita dibebaskan untuk mengemukakan pendapat kita, sudah waktunya yang muda turun tangan untuk menyuarakan pendapat serta gagasan kita.
Di dalam negara yang demokrasi sudah selayaknya pemerintah memiliki kewajiban untuk mendengarkan segala aspirasi yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik itu melalui aksi unjuk rasa, tanda tangan petisi, ataupun melalui media yang lainnya. Sebagai negara yang demokratis seharusnya para pemerintah mendengarkan keluhan ataupun usulan dari masyarakat bukan? Karena pada dasarnya didalam demokrasi itu kekuasaan tertinggi berada pada tangan rakyat.

Contoh dari demokrasi itu sendiri salah satunya adalah pemilu, kalian yang lagi baca ini pasti udah tau apa itu pemilu kan? Baiklah akan saya paparkan kembali apa itu pemilu. Menurut Wikipedia Pemilihan umum (disingkat Pemilu) adalah proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu. Jabatan tersebut beraneka ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil rakyat/legislatif di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.[butuh rujukan] Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih. Itulah sedikit penjelasan mengenai pemilu.

Kita ambil salah contoh dari pemilu yaitu pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, dimana dalam pemilu tersebut hak suara rakyat sangatlah dibutuhkan untuk menentukan pemimpin dari suatu negara, kita berhak untuk memilih siapa pun itu, karena dalam negara demokrasi dibebaskan untuk menentukan suatu pilihan tanpa adanya pemaksaan. Kita ambil salah satu pemilu yang terjadi pada tahun 2019 yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden, pada tahun tersebut terdapat dua kandidat presiden dan wakil presiden, yang mempunyai visi dan misinya masing-masing.

Selama masa kampanye masing-masing kandidat memiliki janji yang menjadikan daya tarik tersendiri untuk masyarakat. Contohnya yaitu janji yang dilontarkan oleh kandidat nomor satu yang akan mengeluarkan tiga buah kartu, atau disebut juga sebagai kartu sakti, diantaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Sembako Murah, Dan juga Kartu Pra-Kerja. Beliau mengatakan “Untuk ibu-ibu, nanti akan ada kartu sembako murah.
Dengan kartu ini, pembelian beras, gula, akan diberikan diskon besar-besaran.” Ujarnya Jokowi. Selanjutnya dikatakan pula KIP kuliah dan juga kartu pra-kerja. “Kartu pra kerja ini untuk menjamin memasuki dunia kerja dan industri. Untuk lulusan SMA/SMK, tolong cari kartu seperti ini. Akan dilatih, baik itu di BUMN, Kementrian, BLK, di dalam dan di luar negeri.” Ujarnya, beliau juga menjelaskan bahwa kartu tersebut akan memberikan fasilitas training dan intesif honor setelah dalam proses sampai penerima kartu itu mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya iming-iming kartu tersebut tentu saja bagi kalangan masyarakat yang kurang mampu akan tertarik dengan hal tersebut. Selain tiga kartu tersebut ada janji lainnya yang dikutip dari TribunWow.com dintaranya sebagai berikut :
1. Program Mekaar dan UMI (Pembiayayaan Ultra Mikro).
2. Sertifikasi tanah dan konsensi lahan.
3. Dana desa akan capai 400 Triliun.
4. Koperasi petani dan bank mikro nelayan.
5. Rasio elektrifikasi dan pemanfaatan energi terbarukan.
6. Pemudahan usaha generasi musa.
7. Akses internet cepat.

Pada kandidat nomor dua ini menjajikan sebuah pemberantasan kemiskinan dan kemakmuran masyrakat. Salah satunya adalah penurunan tarif listrik dalam 100 hari kerja jikalau terpilih menjadi seorang presiden. Dikatan bahwa dirinya telah mengumpulkan pakar-pakar, serta meminta masukan-masukan kepada mereka, menengai penurunan harga-harga yang menurut para pakar-pakar tersebut bisa terealisasikan dalam kurun waktu yang singkat. “Saya mengumpulkan pakar dan bertanya kepada mereka. Bisa ngga kita turunkan harga yang terlalu berat untuk rakyat. Mereka hitung dan mereka lapor, bisa kita turunkan harga-harga,” kata Prabowo saat berkampanye di kota Manado, Sulawesi Utara.

Beliau juga menjajikan akan harga daging yang akan turun. “Kita juga bisa menjaga agar harga-harga dan penghasilan petani-petani kita tidak turun.” Tuturnya kembali. Selain masalah perekonomian kandidat nomor dua juga menyampaikan mengenai masalah uang serta kekayaan Indonesia yang telah mengalir keluar negeri. Menurut beliau, memberantas korupsi adalah salah satu prioritas kerjanya. “Korupsi ini membuat negara kita lemah. Korupsi ini membuat kita selalu gapunya uang. Korupsi ini ibarat darah yang keluar dari badan kita tiap hari. Kita harus hentikan korupsi ini.” Ujarnya. Janji lainnya yang dilontarkan oleh kandidat nomor dua yang telah dikutip dari kompas.com diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Dana desa langsung, sebesar 1 miliar per tahun.
2. Perbaikan gaji hakim, polisi, guru, dan tenaga kesehatan.
3. Bangun bank tani dan nelayan.
4. Bangun bank tabungan haji.
5. Dirikan asrama haji milik Indonesia di Arab Saudi.
6. Kepastian hukum ojek online.
7. Perbaikan tata kelola BPJ.
8. Hentikan pembengkakan utan LN Indonesi.
9. Pemberdayaan dan insentif bagi usaha kecil.
10. Alih fungsi hutan rusak.

Begitu banyak sekali janji-janji yang dilontarkan oleh para kandidat yang bisa membuat para rakyat tergiur akan janji tersebut, masing-masing dari para kandidat itu mengeluarkan sebuah janji yang mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Dan semoga saja janji-janji tersebut tidak hanya sebagai omong kosong saja, karena dengan janji-janji tersebut para rakyat memiliki harapan penuh atas janji yang telah dilontarkan. Karena da dasarnya, tidak sedikit masyarakat yang putus asa dengan para pemimpin di negeri ini. Banyak harapan besar yang mereka percayakan pada pemimpin tapi akhirnya mereka malah merasa dikhianati.

Kita bisa mengibaratkannya pada sebuah pohon demokrasi. Bila semua sudah saling bersinergi, maka akan tumbuhlah pohon-pohon demokrasi. Yang akarnya akan menjalar ke bawah, tanpa melupakan mereka yang mendukungnya, mereka yang membuat dirinya terpilih. Itu artinya pohon yang tumbuh adalah bukti pemimpin yang mau mendengarkan suara-suara rakyatnya, menepati janji politik saat mencalonkan diri. Bila semua itu berjalan dengan baik, maka pohon demokrasi akan berbuah segar. Bisa dinikmati bersama, yang artinya kehidupan orang-orang yang dipimpinnya akan hidup tenteram, makmur dan sejahtera. Namun, bila pohon itu busuk atau mati (hatinya), maka dampaknya akan buruk bagi masyarakat yang dipimpinnya. Mereka akan sengsara, melarat dan jatuh miskin.

(***)

Bagikan Artikel Ini