Beranda » Asmara di Zaman Penjajahan dalam Novel “Burung-Burung Manyar”

Asmara di Zaman Penjajahan dalam Novel “Burung-Burung Manyar”

BURUNG-BURUNG MANYAR

Mungkin beberapa orang sudah mengenal dengan Novel Burung-Burung Manyar. Novel ini membawa kita mengenali peristiwa penjajahan pada Negara Belanda, Jepang dan juga Indonesia, Selain itu pada Novel ini kita akan mengetahui bahasa-bahasa yang kita tidak ketahui dari bahasa Belanda maupun Jepang. Maka dari itu kita akan mempelajari Bahasa yang ada pada Novel Burung-Burung Manyar. Sebelum menjelaskan tentang bahasa, disini Novel Burung-Burung Manyar diterbitkan pertama kali oleh Djambatan, Jakarta, Agustus tahun 1981. Selain itu Novel Burung-Burung Manyar ini sudah diterjemahkan dalam edisi bahasa jepang berjudul Arasi no Naka no Manyar 1987, dalam bahasa Belanda Het boek van de Wevervo van de Wevervogel 1987, dalam bahasa Inggris The Weaverbirds 1989. Dan Novel ini juga pernah memenangkan Hadiah Sastra Asean (SEA Write Award) dari Kerajaan Thailand.

Resensi Novel Burung-Burung Manyar Karya Y. B Mangunwijaya
Judul : Burung-Burung Manyar
Penulis : Y. B Mangunwijaya
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun Terbit : 2014
Jumlah halaman : 406
Genre : Roman
 

SINOPSIS

Burung-Burung Manyar merupakan novel yang mengisahkan tentang Setadewa (Teto) dan Larasati (Atik). Novel Burung-Burung Manyar menceritakan seorang “Anak Kolong” yang tumbuh besar dengan rasa kebencian kepada negara Jepang karena telah merebut orangtuanya dari nya. Ya betul Anak kolong itu bernama Setadewa (Teto) ia di lahirkan oleh ayah bernama Kapten Brajabasuki (Oom Bas) keturunan kerajaan dan ibu nya bernama Marice keturunan indonesia, memang muka dan kulit Teto mendekati ibunya, hanya dalam kejiwaan ia ikut ayahnya. Si bloon pengembala sapi,  aneh sebetulnya tetapi tidak di pungkiri itu Teto sangat tampan.  Dari keci Teto sudah mengenal tentang penjajahan antara Belanda, Jepang dan Indonesia, karena ia di lahirkan dari keluarga Letnan, ayah Teto yang bernama Oom Bas tamatan Letnan Akademik Militer Breda di Belanda dan Teto selalu hidup dalam kemewahan, maka ketika Jepang berhasil mengusir KNIL Belanda di Indonesia Teto merasa terpukul, kehidupan keluarga nya berubah menjadi kacau. Dan ketika itu terjadi lah permasalahan yang menyebabkan ayah Teto di tahan dan di siksa oleh pihak Jepang, dan membuat Teto dan ibunya merasa emosi dan dendam kepada Jepang, seketika ibu Teto yang bernama Marice semakin hancur, kurus dan mudah sakit, beberapa hari kemudian Marice mendapatkan ultimatum dari kepala kempetai yang berwenang atas nasib ayahnya. Marice mendapatkan pilihan dari pihak Jepang. Pilihan pertama ayahnya Teto/suami nya mati di bunuh atau Marice memilih menjadi gundiknya. Pada akhirnya Marice memilih menjadi gundik Jepang dan meninggalkan anak semata wayangnya yang bernama Teto. Betapa hancur Teto menyaksikan kenyataan itu, sehingga ia merasa memuncak rasa dendamnya kepada Jepang.
Pada suatu hari Teto dipertemukan dengan Mayor Verbruggeh yaitu Komandan Batalion Nica kemudian Teto di angkat menjadi tentara KNIL belanda, keputusan Teto sudah sangat bulat, ia ingin membalas dendam kepada jepang telah mengambil orangtuanya darinya. Namun ia harus berpisah dengan Larasati (Atik) , ya benar Atik adalah sahabat Teto, keluarga dari kedua belah pihak saling mengenal namun ketika orangtua Teto di tahan, Teto dan Atik tidak bertemu lagi. Dan bertemu lagi di tempat yang sama tetapi pihak yang berbeda,  Atik di pihak Indonesia karena ia seorang sekretaris Republik Indonesia dan Teto di pihak Belanda sebab ia menjadi tentara KNIL Belanda.

KELEBIHAN

Novel yang berjumlah 406 halaman. Saya membaca ketika ada tugas dari bapak dosen, mata kuliah Telaah Novel. Dari sini saya dapat melihat, bahwa pada novel Burung-Burung Manyar tidak semua pasangan akan hidup bersama, dan Narasi pada Novel ini begitu detail.

KEKURANGAN

kekurangan pada Novel tersebut ketika bagian ke dua dan ketiga terdapat jeda disitu si pembaca merasa bingung.

Bahasa yang terdapat dalam Novel Burung-Burung Manyar

– Canggah (Nenek dari Nenek)
– Siwur (Ayah atau Ibu dari canggah)
– Selir (Istri tak resmi / istri muda)
– Sepandri (Serdadu kelas 1)
– Krocuk (prajurit paling bawah)
– Kol ( Pertemuan besar)
Bagikan Artikel Ini