Beranda » Online Shopping, Tak Selalu Positif ?

Online Shopping, Tak Selalu Positif ?

Ilustrasi - Sumber Foto : Dokumentasi Penulis

Pandemi virus corona berdampak pada banyak aspek kehidupan manusia, mulai dari kesehatan, ekonomi, sosial, juga budaya. Budaya, salah satunya gaya hidup, juga terkena dampak Covid-19, namun kemajuan digital dan teknologi  saat ini terbilang mampu menyokong segala aktivitas yang harus tetap dilaksanakan meski secara online, Mulai dari KBM sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang diharuskan online atau yg lebih dikenal E-learning, meeting online bagi para pekerja sampai belanja secara online.

Saat ini bisnis ataupun marketplace dalam khasanah waralaba berbasis online cenderung lebih menguntungkan daripada penjualan secara ofline selain peminatnya yang cenderung lebih banyak sebab mencakup hampir semua daerah di nusantara keuntungan dari diskon atau promonya pun terbilang menggiurkan, tak aneh bila saat ini penjualan secara ofline sepi pembeli, semua hal berbasis online memiliki dampak baik serta buruk seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat mengingat kondisi ekonomi nusantara yang berangsur – angsur pulih ditandai dengan maraknya aktivitas belanja online.

Namun, segala hal pasti memiliki konsekuensinya sendiri begitu juga dampak yang ditimbulkan dari  budaya belanja online yang secara sadar menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap khalayak. Dampak positif dari belanja online, yaitu : Pertama, memudahkan belanja dan menyediakan banyak pilihan. Dahulu ketika kita hendak mencari barang-barang yang berbeda, biasanya kita pergi ke setiap toko untuk menemukan yang kita cari. Namun, saat ini kita dapat memilih barang-barang yang disukai dengan membuka aplikasi saja.

Disini kita dapat membandingkan harga dan mencari berbagai jenis model yang kita cari. Kedua, mempermudah dalam akses pembelian secara global, zaman sekarang kita bisa membeli barang yang berasal dari luar negeri dengan sangat mudah menggukan aplikasi yang sudah diizinkan oleh pemerintah.

Cara transaksi pembayarannya juga mudah karena tersedia pilihan-pilihan metode pembayaran. Ketiga, fenomena belanja online ini memberi peluang untuk membuka usaha tanpa memerlukan modal yang cukup banyak, karena dengan sistem online yang hanya diperlukan adalah handphone yang mampu mengakses segala hal.

Itulah alasan kenapa situs marketplace di Indonesia setiap tahun semakin banyak penggunannya. Karena dari segi efisiensi dan kemanfaatannya, lebih menguntungkan. Tentunya tidak sekedar menguntungkan, tetapi juga memberikan kemudahan. Sayangnya, bagi calon pembeli yang tidak memiliiki ATM atau kartu pembayaran online, akan mengalami kesulitan melakukan transaksi jual beli online.

Sedangkan dampak negatif, diantaranya : Pertama, munculnya perilaku konsumtif atau menjadikan khalayak untuk membeli atau mengkonsumsi barang secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan pemborosan dan hanya mengedepankan keinginan tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang yang dibeli. Kedua, barang yang diterima tidak sesuai dengan keinginan. Seperti adanya kecacatan barang, ukuran yang tak sesuai, barang yang dikirim palsu dan lain sebagainya.

Hal tersebut dapat merugikan khalayak sebagai konsumen karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Ketiga, sering terjadi penipuan yang berkedok belanja online, saat ini para penipu kian canggih dan mampu meyakinkan dengan memasang iklan yang menggiurkan. Untuk mengatasi hal ini, para khalayak diharapkan mampu mengenali modus penipu belanja online seperti : sering mengganti nama, aktivitas kolom komentar, tanggal bergabung, cek nomor rekening dan banyak pembeli yang menandai foto.

Sedikit pesan ada baiknya kita mengecek marketplace online sebelum membeli baik rating, ulasan, ataupun detail gambar dagangan tersebut sebelum kita melakukan transaksi.

Bagikan Artikel Ini