Beranda » Campur Kode di Lingkungan Pondok Pesantren

Campur Kode di Lingkungan Pondok Pesantren

Ilustrasi - Foto dokumentasi penulis

Bahasa merupakan salah satu hal yang mutlak dan wajib dimiliki oleh seluruh negara di belahan dunia manapun, bahkan bahasa juga dijadikan sebagai identitas suatu negara. Tak bisa di pungkiri, negara kita tercinta ini terdapat berbagai ragam bahasa. Keberagaman ini juga membuat kita memiliki 652 bahasa daerah maka dari itu untuk mempermudah komunikasi, kita mempunyai bahasa persatuan yaitu bahasa indonesia, karena bahasa dan penggunanya tidak bisa di pisahkan maka terbitlah sebuah ilmu yang mengkaji keduanya yakni sosiolinguistik dari cabang ilmu linguistik tersebut kita dapat mempelajari bahasa-bahasa yang ada di masyararakat. Mulai dari alih kode, campur kode, jargon, variasi bahasa, dan slang. Salah satu yang akan di bahasa adalah campur kode, Chaer dan Agustina (1995:114) menjelaskan bahwa campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur.

Pada saat ini banyak sekali fenomena tersebut di berbagai elemen masyarakat tertentu, contoh yang paling banyak saya dengar di kalangan pesantren adalah bahasa indonesia yang sudah terkontaminasi dengan bahasa asing seperi Arab. Contoh kata mudzakaroh, muhadatsah, ataupun idofah.

‘’malam ini jadwalnya mudzakaroh kan?’’, mudzakaroh ini sangat terkenal di kalangan orang-orang yang notabennya adalah seorang santri, mudzakaroh berarti diskusi mengenai salah satu kitab.

Bahkan banyak sekali ustadz-ustadz muda di kalangan milenial yang berceraramah menggunakan campur kode seperti itu. Banyak juga bahasa serapan yang kita ambil dari bahasa arab contohnya kata kursiyyun yang berarti kursi dalama bahasa indonesia

Itulah beberapa perubahan kata yang sering kita jumpai di masyarakat, perubahan ini memang sangat terasa apabila benar-benar kita analisis, lingkungan pun menjadi salah satu faktor yang membuat terjadinya campur kode dalam masyarakat. itulah mengapa bahasa dan masyarakat tidak bisa di pisahkan. Karena dari masyarakat bahasa-bahasa bisa di produksi dan jenis bahasa akan bertambah.

Bagikan Artikel Ini