Beranda » Budikdamber : Upaya Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemik Covid-19

Budikdamber : Upaya Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemik Covid-19

Sayifullah, Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh : Sayifullah, Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Munculnya Virus Covid-19 yang kemudian menjadi pandemik global mengakibatkan segala aktivitas yang biasa dilakukan secara normal menjadi serba terbatas dan memerlukan kreatifitas baru. Setiap individu diharuskan untuk tetap menjaga jarak antar individu dan mengurangi segala aktivitas di luar rumah yang kurang penting untuk memutus rantai penyebaran virus. Di sisi lain, pemenuhan kebutuhan akan pangan bagi masyarakat harus tetap tersedia khususnya dalam unit terkecil yaitu rumah tangga.

Menghadapi situasi tersebut diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat guna pemenuhan kebutuhan pangan, khususnya dalam menjaga ketersediaan pangan untuk kebutuhan protein dan sayur. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan protein dan sayur dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru adalah dengan menerapkan sistem Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber). Sistem Budikdamber merupakan sebuah modifikasi pembudidayaan ikan secara sederhana dengan menggabungkan sistem pertanian hidroponik dengan budidaya perikanan air tawar. Sistem ini lebih dikenal dengan nama aquaponik yang dapat digambarkan sebagai penggabungan antara sistem budidaya akuakultur (Budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya sayuran tanpa media tanah), (BPTP, 2016).

Budikdamber adalah alternatif untuk menanam sayuran sekaligus membudidayakan ikan dalam satu wadah. Metode ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan sistem konvensional, yang salah satunya adalah penggunaan air sebagai pengganti media tanah dalam praktiknya, sehingga lebih praktis untuk diterapkan.

Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan Budikdamber diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia sekaligus menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Desa Sukamanah Kabupaten Serang dalam rangka KKM Tematik 2021  Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kegiatan Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam unit rumah tangga dan dapat dijadikan pilihan untuk menambah penghasilan.

Pada kegiatan pelatihan ini, metode yang digunakan adalah metode penyuluhan atau sosialisasi secara online meeting melalui Google Meeting. Pelatihan ini dalam pelaksanaannya terdapat beberapa tahapan yaitu : 1) Tahap Persiapan; 2) Tahap Pelatihan; dan 3) Tahap Evaluasi.

Pada tahap persiapan, dilakukan survei terhadap warga Desa Sukamanah mengenai pengetahuan masyarakat terhadap Budikdamber. Survei ini berupa kuesioner dalam bentuk google form yang berisi beberapa pertanyaan seputar Budikdamber. Tujuan diberikannya google form adalah untuk memperoleh informasi awal tentang pengetahuan warga Desa Sukamanah berkaitan dengan Budikdamber.

Tahap Pelatihan dilakukan melalui penyuluhan atau sosialisasi secara online melalui Google Meet di mana masyarakat Desa Sukamanah diberikan pelatihan tentang teknik melakukan Budikdamber mulai dari pembuatan alat Budikdamber, perawatan, hingga panen.

Alat dan bahan yang harus disiapkan untuk melakukan Budikdamber meliputi ember dengan kapasitas 80 liter, benih ikan lele, pakan ikan lele, benih kangkung, gelas plastik, media tanam, tang, kawat, dan solder.

Berikut adalah tahap perakitan Budikdamber :

  1. Lubangi gelas plastik 10-15 buah dengan solder;
  2. Potong kangkung, sisakan bagian bawah;
  3. Masukkan kangkung ke dalam gelas, kemudian isi gelas dengan media tanam;
  4. Potong kawat ±12 cm dan buat model kait yang bisa dijadikan pegangan gelas di ember;
  5. Isi air 60 liter kedalam ember, diamkan kurang lebih 1-2 hari;
  6. Masukkan benih ikan kedalam ember, diamkan 1-2 hari;
  7. Rangkai gelas kangkung di pinggir ember.

Berikut adalah pelaksanaan perawatan Budikdamber :

  1. Letakkan budikdamber ditempat yang terkena matahari masksimal;
  2. Cek kondisi daun kangkung setiap hari;
  3. Beri pakan ikan lele 2-3 kali sehari secara rutin;
  4. Lakukan penggantian air saat nafsu makan ikan menurun, air berbau busuk, dan ikan menggantung (kepala di atas, ekor di bawah);
  5. Sebaiknya lakukan penggantian air atau sipon (penyedotan kotoran di dasar ember dengan selang) setiap 10-14 hari sekali;
  6. Penyedotan dapat 50-80 persen dari keseluruhan air atau dapat seluruhnya apabila diperlukan. Kemudian ganti dengan air bersih;
  7. Kangkung yang membesar membutuhkan air yang lebih banyak sehingga air perlu ditambahkan setinggi leher ember;

Berikut adalah tahap pelaksanaan Panen Budikdamber :

  1. Panen kangkung pertama adalah 14-21 hari sejak tanam;
  2. Sisakan bagian bawah tunas kangkung untuk pertumbuhan kembali;
  3. Panen ke-2 dan selanjutnya berjarak 10-14 hari sekali;
  4. Panen ikan lele dapat dilakukan dalam 2 bulan, jika benih bagus dan pakan baik;
  5. Panen ikan dapat dilakukan dengan cara diserok atau dikuras.

Setelah selesai diberikan pelatihan secara online, dilakukan tahap evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan ini. Tingkat keberhasilan kegiatan diukur melalui kuesioner yang diisi oleh peserta melalui google form yang disebarkan melalui grup whatsapp warga Desa Sukamanah.

Berdasar hasil survey awal dan evaluasi, terhadap 15 pertanyaan yang diajukan, dapat dilihat bahwa sebelum diberi pelatihan rata-rata jumlah jawaban yang dijawab benar adalah 7,5 dan setelah diberikan pelatihan rata-rata jumlah jawaban yang dijawab benar adalah 10,4. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan ini telah berhasil memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pengetahuan dan praktik Budikdamber. Selain itu juga bahwa berdasarkan perbandingan hasil kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah diberi pelatihan mengenai Budikdamber, dapat disimpulkan bahwa warga Desa Sukamanah dapat memahami cara melakukan Budikdamber serta mampu berpraktik secara mandiri.

(***)

Bagikan Artikel Ini