Beranda » Ngabreg, Tradisi Garut yang Mengasyikan

Ngabreg, Tradisi Garut yang Mengasyikan

Di Garut, lebih tepatnya di Desa Karangsari dimana saya dibesarkan terdapat tradisi menangkap ikan yang biasa disebut “Ngabreg”.

Ngabreg berasal dari bahasa Sunda “abreg,ambreg,ngabreg” dalam kamus bahasa Sunda loba jelema datang babarengan, artinya ( banyak orang datang ). Ngabreg sendiri biasanya dilakukan di balong (kolam ikan) yang berukuran cukup besar. Tradisi ini merupakan cara pemilik kolam untuk memanen ikan hasil budidaya dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun. Sebelum tradisi ngabreg dilakukan biasanya kolam ikan akan dikuras atau dalam bahasa sunda disebut juga disaatkeun/dibedahkeun. Tradisi ngabreg sendiri mempunyai makna lain bagi si pemilik kolam yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan berbagi ikan lewat tradisi ini.

Waktu kecil saya selalu antusias jika diajak kakek untuk ngabreg di balong (kolam ikan) yang akan di bedahkeun (dikuras). Sebelum tradisi ngabreg ini dimulai biasanya para warga dikumpulkan sembari membawa alat tempur seperti jala,jaring ikan,ayakan dan ember untuk menyimpan hasil tangkapannya. Ikan yang biasa didapat warga cukup beragam seperti: ikan nila, ikan mas , ikan nilem bahkan ikan lele.

Masih teringat jelas di memoriku euforia para warga saat balong dibedahkeun (kolam dikuras), ada yang sibuk dengan jala , ada yang bersorak ria bahkan ada yang hanya menonton saja. Dikeluargaku ikan hasil ngabreg ini biasanya dimasak dan disantap bersama seperti peribahasa Sunda Bengkung ngariung bongkok ngaronyokartinya bersama-sama dalam suka dan duka.

Sumber :

https://www.literasipublik.com/ungkapan-peribahasa-tradisional-masyarakat-sunda

https://www.sundapedia.com/arti-kata-abreg-dan-ngabreg-bahasa-sunda/

Salam hangat,

Mila Fitri Fauziah

Bagikan Artikel Ini