Beranda Peristiwa Gedoran China, Kisah Kelam Pembantaian yang Terjadi di Balaraja

Gedoran China, Kisah Kelam Pembantaian yang Terjadi di Balaraja

Ilustrasi - foto istimewa initu.id

Awan hitam menggantung kelam. Udara bau mesiu. Koreng dan debu pada kaki bocah 12 tahun. Jalanan lengang dan tegang. Warga keturunan Tionghoa nyaris putus asa.

Kerusuhan berbau rasial terjadi di Balaraja dan sekitarnya. Korban pembantaian hampir 10 ribu jiwa.

Peristiwa kelam itu terjadi Juni 1946 silam. Tragedi paling berdarah itu meletus di beberapa lokasi yakni Mauk, Rajeg, Cikupa, Teluknaga dan paling gawat meletus di Balaraja.

Masyarakat mengenangnya sebagai Gedoran China. Banyak WNI keturunan China menjadi korbannya.

Laporan Het Dagblad pada 19 Juni 1946, menyebut para bandit bersenjata menyusup di seberang Sungai Tjisadane. Pemerintah yang baru merdeka menggelar patroli di barat daya Ciseeng dan membubaran dua geng ekstremis. Kelompok Poh An Tui (milisi Cina keturunan), yang pro Belanda diduga kuat berada di balik gerakan kerusuhan.

Mereka terlihat memasok logistik dan persenjataan kepada penjajah. Juga terang-terangan mengibarkan benera Merah Putih Biru. Empat tersangka ditangkap dan penyitaan senjata jarak dekat.

Kerusuhan juga dipicu karena sentimen sosial antara pribumi dan warga keturunan yang berlangsung lama. Faktor lain karena ketergantungan ekonomi, utang piutang, dan dominasi WNI keturunan.

Pada pagi hari tanggal 16 Juni, pasukan mengatur evakuasi para tahanan Tionghoa yang ditahan di Curug. Dari para pengungsi ini diketahui bahwa ribuan orang Cina masih ditahan di Cikupa sebelah timur Balaraja.

Pasukan pemerintah di bawah Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan M. Nasir yang terjun langsung ke Balaraja akhirnya mampu mengendalikan situasi.

Perusuh dapat dipatahkan. Tiga mortir berat Jepang, dua senapan mesin berat, sejumlah senjata ringan dan pistol, serta sekitar 100 ton amunisi disita. Stok beras ± 100 ton juga ditemukan.

Sore harinya Balaraja berhasil diduduki pemerintah. Beberapa ribu orang Tionghoa ditemui. Semua sarana transportasi yang tersedia segera dikerahkan untuk mengevakuasi mereka. (You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini