Beranda » Wakil Rakyat yang Menjadi Penghianat

Wakil Rakyat yang Menjadi Penghianat

Ilustrasi - foto Dokumentasi Penulis

Diawali dengan segelas kopi dipagi hari berkhayal mendapatkan insprasi dan teori. tapi segelas kopi tidak sanggup mendatangkan inspirasi dan teori hingga akhirnya saya beranjak dari kursi dan mulai melangkahkan kaki untuk mendapatkan solusi.

Masih dipagi hari tapi sudah melangkah dengan kebingungan, kenapa secangkir kopi dan pendampingnya tidak cukup untuk mendatangkan inspirasi dan teori. hingga akhirnya mulai dengan langkah selanjutnya, apakah saya harus membuat secangkir kopi lagi agar bisa mendatangkan inspirasi, ternyata konsep seperti itu kurang cocok untuk mendatangkan inspirasi, teori dan solusi.

Hingga akhirnya saya melanjutkan perjalanan saya dipagi hari tanpa diiringi secangkir kopi dan pendampingnya lagi. Beranjak keluar rumah dan menyapa warga sekitar dengan ucapan “selamat pagi “Pak” “Bu” dan disambut dengan keramahan warga sekitar “selamat pagi kembali nak”.

Setelah saya datang ketempat biasa saya nongkrong ternyata sudah banyak teman-teman saya yang sudah lebih dulu berada disitu, hingga akhirnya saling sapa dan berjabat tangan seperti biasa yang sering kami lakukan.

Tidak terasa sudah memasuki pukul 4 sore lagi. tapi setelah saya pulang ke rumah, sudah ada tetangga yang berkumpul didepan rumah saya. Ada pak Ujang sebagai petani, pak Mul sebagai ketua pemuda desa dan pak Azis sebagai guru honorer.

Mereka membahas tentang demokrasi. hah….saya yang kurang paham tentang demokrasi bertanya-tanya?? Apa itu demokrasi? Pak Mul “menjelaskan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana warga negaranya memiliki hak untuk mengambil keputusan dan bisa berpartisipasi di dalamnya”. saya menjawab “berati kita memiliki hak dalam pemerintahan tapi kenapa kita tidak dikasih kesempatan untuk menyampaikan gagasan kita kepada mereka”,pak Ujang menjawab “yaa…beginilah yang sedang terjadi di negri kita saat ini, karena kita sebagai rakyat kecil mana mungkin omongan kita mereka dengar, karena mereka hanya mendengarkan orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan jabatan saja”.

Disini saya sedikit mengerti apa yang sedang mereka bicarakan dari tadi, saya bertanya lagi apakah demokrasi di negara ini baik-baik saja? “Pak Mul menjawab “sekarang demokrasi politik dan pemerintahan di negara ini sedang tidak baik-baik saja dan negara kita saat ini sedang mengalami banyak masalah dan tumpulnya keadilan”. Saya semakin penasaran dengan demokrasi ini.

Emang kenapa…kenapa pemerintahan di negri ini kurang baik…kenapa negri ini tidak adilll??

“Jadi begini nak karena hanya dengan jabatan dan kekuasaan kamu akan mendapatkan keadilan, sedangkan orang yang tidak mempunyai kekuasaan dan kekayaan hanya bisa mengharapkan keadilan datang pada dirinya” jawab pak Azis.

Disini saya sedikit menyimpulkan dari perkataan mereka “berati jika kita mempunyai kekuasaan dan jabatan maka kita akan mendapatkan keadilan di negri ini, tapi sebaliknya jika kita tidak mempunyai kekuasaan dan tidak mempunyai jabatan maka kita hanya bisa berharap keadilan datang pada diri kita”.

Pak Jaka juga menyampaikan bahwa hukum di negeri ini sedang kacau “tajam kebawah tapi tumpul ke atas dimana orang yang berkuasa di negri ini akan kebal dengan hukum, tapi sebaliknya orang biasa akan rentan dengan hukum”. Ada sebuah kisah dimana orang mencari makan disaat pandemi ini didenda dan dikenakan hukuman, sedangkan orang yang korupsi di potong masa tahanannya dikarenakan banyak di bully yang akhirnya masa tahanannya di potong padahal mereka banyak merugikan rakyat dan menjadi pencuri rakyat, jadi beginilah keadilan di negri ini.

Pak Ujang juga menyampaikan “bahwasanya negri ini sudah tak sehat lagi. Kita hanya dipaksa sehat di negri yang sakit. Dimana yang awalnya wakil rakyat malah menjadi penghianat rakyat”. Pak Azis juga berkata “sekarang ini untuk menjadi seorang pencuri tidak perlu wajah yang sangar dan berpenampilan yang berutal, justru mereka yang berpenampilan seperti itu yang berpenghasilan kecil. Tapi sebaliknya mereka yang mencuri dengan memakai baju kemeja,dasi dan jas. dengan menyampaikan janji-janji yang keluar dari mulut mereka, justru merekalah pencuri yang berpenghasilan sangat besar”.

“Isi kepala mereka sekarang berganti yang tadinya kepala berisi otak, menjadi kepala berisi uang, dimna mereka harus akan kekuasaan dan jabatan, segala cara mereka lakukan untuk mendapatkan itu semua. yang katanya konoha negara hukum, ehhh….tau-taunya malah jual beli hukum”. Kata pak Ujang.

“memang negri ini sedang tidak baik-baik saja, tapi tidak menutup kemungkinan negri ini untuk berubah menjadi lebih baik lagi” ucap saya kepada mereka.

“Semoga saja negri kita ini menjadi lebih baik lagi, karena negri yang baik berawal dari pemimpin yang baik.” ucap pak Mul.

(***)

Bagikan Artikel Ini