Beranda » Tren E-commerce Indonesia

Tren E-commerce Indonesia

Sumber foto : https://www.graphie.co.id/uploads/blog/masa-depan-ecommerce.jpg

Oleh: Kanidia Andini, Mahasiswa Prodi Akuntansi FEB UPN Veteran Jakarta

E-commerce. Siapa yang tidak kenal dengan e-commerce? Kata ini tentu sudah tidak asing ditelinga masyarakat, khususnya generasi milenial. Sebelum mengenal e-commerce, masyarakat berbelanja secara langsung melakukan transaksi jual beli dan tawar-menawar di tempat dengan penjual.

Kemudian, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menumbuhkan inovasi untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hariannya yang kita kenal dengan e-commerce. Kebutuhan masyarakat sangat beragam, tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Masyarakat juga perlu merasakan kepuasaan batin dalam bentuk pelayanan, kualitas, dan harga suatu produk.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah satu satu strategi pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19. Kemudian, dilanjut dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di daerah-daerah di Indonesia dengan level berbeda-beda. Hal tersebut menyebabkan ruang gerak masyarakat dibatasi. Kini masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas di dalam rumah jika tidak ada kepentingan di luar rumah. Fenomena itu menjadi pendorong e-commerce makin penting peranan nya di masa pandemi Covid-19.

E-commerce muncul di Indonesia memang sudah ada sejak tahun 1996 tetapi tren e-commerce baru terjadi saat-saat ini. Ada top sepuluh marketplace e-commerce yang paling banyak digunakan, yaitu Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli, Bhinneka, Orami, Ralali, JD.ID, dan Zalora. Dari sepuluh marketplace yang disebutkan diatas tentu ada beberapa yang kita ketahui atau mungkin semuanya.

Semakin banyak marketplace yang bekembang di Indonesia tentu akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Banyaknya produsen beralih ke e-commerce akan meningkatkan barang dan jasa yang ditawarkan dan hal itu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dimana PDB ini menjadi indikator perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, produsen juga bisa mengenalkan produk lokal ke pasar internasional melalui e-commerce.

Melalui teknologi dan internet, tidak menutup kemungkinan bahwa produk yang ditawarkan akan menarik konsumen luar negeri karena dengan e-commerce konsumen bisa membeli kapan pun dan dimana pun mereka berada baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Dari sisi pemerintah, pertumbuhan e-commerce akan meningkatkan penerimaan pajak, mengurangi pengangguran karena e-commerce  menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan kreativitas masyarakat untuk memlilih layanan dan produk yang akan ditawarkan.

Di masa pandemi Covid-19, e-commerce membantu para pelaku usaha kecil dan UMKM yang terdampak pandemi untuk melanjutkan bisnis nya supaya tidak gulung tikar. Para pelaku usaha kecil dan UMKM harus bisa memanfaatkan perkembangan tekonologi dengan semaksimal mungkin. Ada banyak kasus UMKM yang tidak mampu melanjutkan bisnis nya karena terdampak pandemi, sebenarnya UMKM bisa terus melanjutkan bisnis nya dengan beralih dalam e-commerce, pelaku usaha harus mampu bertahan dan berdaptasi dengan perubahan yang ada. Kemudian, pelaku usaha juga harus mengetahui kebutuhan dan minat masyarakat, berkolaborasi dengan perbankan untuk sumber pembiayaan, serta memperluas jejaring dan bisnis dengan himpunan UMKM.

Pemerintah juga telah mensosialisasikan program “UMKM Go Online”. Program ini merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mendukung UMKM Indonesia. Pemerintah menganggap penting sektor UMKM karena UMKM adalah pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia yang menyerap banyak tenaga kerja, maka dari itu pemerintah sangat memberi perhatian terhadap UMKM, seperti memberikan subsidi kepada UMKM yang terkena dampak pandemi.

Sebanyak 85 persen generasi milenial dan generasi Z menjadi penyumbang tertinggi transaksi e-commerce. Hal ini sangat wajar karena Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbanyak terutama untuk kaum milenial yang berada di rentang usia 18 – 25 tahun. Namun, ada juga pengguna e-commerce di kisaran usia 45 – 56  keatas walaupun tidak sebanyak kaum milenial. Intinya, tidak ada larangan siapa yang boleh dan tidak boleh memakai e-commerce asal dipergunakan dengan baik dan bijaksana.

Hal menarik dari e-commerce di Indonesia adalah adalnya program acara televisi dari perusahaan e-commerce, seperti acara Shopee 9.9, Tokopedia TV Show, dan Lazada Super Party. Perusahaan e-commerce saling berlomba memajukan perusahaan nya dan menarik minat masyarakat dengan program acara ditambah dengan brand ambassador dari boyband atau girlband asal Korea Selatan. Pemilihan brand ambassador menjadi daya tarik utama masyarakat apalagi Indonesia salah satu negara dengan fans Kpop terbesar , misalnya BTS sebagai brand ambassador Tokopedia, Stray Kids sebagai brand ambassador Shopee, Park Seo Jun sebagai brand ambassador Blibli, dan Hyunbin sebagai brand ambassador Lazada. Dengan para brand ambassador ini masyarakat Indonesia antusias dan menjadi pengguna e-commerce tersebut.

Banyak sekali keuntungan dan kemudahan yang masyarakat dapatkan dengan e-commerce.

Pertama, kemudahan pembayaran. Di era digital yang sangat canggih, pembayaran bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Sehingga konsumen lebih bebas memilih metode pembayaran yang diinginkan ketika berbelanja misalnya transfer bank, melalui gerai supermarket, cash on delivery (COD) bahkan kredit. Konsumen bebas melakukan pembelian dan pembayaran apa saja seperti, membayar tagihan pulsa, tagihan air dan listrik, membayar tagihan berlangganan layanan video streaming, top up game, serta memesan transportasi.

Kedua, promo yang ditawarkan. E-commerce selalu menyediakan berbagai macam promo menarik suatu produk, entah itu melalui media sosial maupun iklan. Promo yang ditawarkan misalnya, promo minggu ini, promo bulan ini, gratis ongkos kirim, flash sale, potongan harga hingga cashback.

Ketiga, harga lebih terjangkau. Kemudahan e-commerce selanjutnya adalah harga lebih terjangkau. Banyak sekali produk-produk yang dijual dengan harga murah. Hal ini tentu menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Produk yang ditawarkan dalam toko di e-commerce sangat beragam dengan berbagai harga. Suatu produk tidak hanya dijual oleh satu toko e-commerce, jadi konsumen bisa memilih produk yang sama dari berbagai toko yang disediakan dalam e-commerce untuk membandingkan harga dan kualitas.

Keempat, kenyamanan dan kepercayaan. Selain faktor diatas, faktor kenyamanan dan kepercayaan pun turut menjadi pendorong seseorang berbelanja secara online. Hal ini pun akan menyebabkan konsumen melakukan pembelian secara berulang. Sehingga bisa menumbuhkan loyalitas antara konsumen dengan e-commerce. Adanya peningkatan kepercayaan dan kenyamanan dalam berbelanja online membuat konsumen merasa lebih yakin saat ingin bertransaksi dalam jumlah besar.

Kelima, jangkauan yang luas. Konsumen bisa bebas mencari produk yang ingin dibeli nya, dan masih banyak lagi manfaat dan kemudahan e-commerce bisa dirasakan sendiri oleh konsumen.

Hingga kini pandemi covid-19 masih menjadi persoalan di setiap negara. Peningkatan dan penurunan ekomoni suatu negara menjadi sorotan publik dimana masyarakat dapat menilai bagaimana pemerintah mengatasi krisis tersebut. Pemerintah perlu membuat kebijakan, salah satunya memanfaatkan bidang teknologi melalu e-commerce. Dikeluarkannya kebijakan tersebut masyarakat ikut andil dalam memulihkan perekonomian Indonesia, baik pelaku usaha maupun masyarakat beralih dalam e-commerce. E-commerce memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beralihnya masyarakat ke e-commerce dapat menekan angka covid-19 dan sektor ekonomi Indonesia akan terus kearah yang lebih baik.

(***)

 

Bagikan Artikel Ini