Beranda » Review Film Hujan di Balik Jendela

Review Film Hujan di Balik Jendela

Film hujan di balik jendela adalah film drama Indonesia tahun 2021 yang disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo. Film ini merupakan film perdana KlikFilm Productions bersama dengan film Tentang Rindu. Film ini dibintangi oleh Clara Bernadeth, Bio One, dan Yasamin Jasem.

Film Hujan di Balik Jendela dibuka dengan romantisme antara Dika (Bio One) dan Alda (Yasamin Jasem). Dika adalah pemuda aktivis di LSM, sementara Alda adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas. Kehidupan percintaan mereka begitu romantis. Dika bahkan sudah melamar Alda untuk dia nikahi selepas Alda wisuda.

Namun, romantisme itu kemudian pudar ketika Dika bertemu dengan Gissel (Clara Bernadeth). Gissel adalah guru les piano Alda. Seorang wanita yang memiliki rahasia dan trauma mendalam. Dia tak pernah keluar rumah sejak peristiwa tahun 1998. Trauma kerusuhan membuat dia memilih berdiam diri selama lebih dari 20 tahun.

Lewat sebuah pertemuan, Dika berhasil membuat Gissel percaya. Bahkan, Gissel mau keluar dan menatap dunia untuk pertama kalinya sejak 20 tahun. Hingga, tumbuh rasa cinta antara Dika dan Gissel. Semua jadi begitu rumit karena Dika sudah berjanji pada Alda dan masih menjalin hubungan dengannya. Jadi, kira-kira siapa yang akhirnya Dika pilih? Tonton selengkapnya dalam film Hujan di Balik Jendela yang sudah mengudara di Klik Film.

Kisah cinta segitiga antara Alda, Dika, dan Gisel ini memang bikin baper. Bahkan romantisme yang ditampilkan Dika dan Alda di awal film benar-benar total. Mereka berhasil membuat penonton percaya jika keduanya memang sejoli sehidup semati. Bagaimana Alda manja, perhatian, dan menampakan kasih sayangnya pada Dika. Sementara Dika berlaku cool, romantis, dan begitu menjaga Alda dengan baik.

Namun, di sisi lain ketika Dika dan Gissel dekat, keduanya juga bikin penonton baper karena kesal. Bisa-bisanya janji yang sudah diukir Dika, semudah itu dia lunturkan, dan kemudian mencari kesalahan-kesalahan Alda untuk membuatnya jadi punya alasan untuk tinggalkan Alda. Semua itu ditampilkan cukup baik oleh para aktor.

Film ini disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo. Secara keseluruhan Sunu berhasil mengarahkan para pemeran sesuai porsinya. Mereka berlakon dengan begitu meyakinkan. Hanya mungkin film ini terlihat punya warna yang agak jadul, ditambah beberapa kali ada adegan dengan efek visual yang kurang rapi, jadi cukup mengganggu.

Satu lagi, nyaris satu setengah jam film, Hujan di Balik Jendela ini menyisipkan musik piano yang terus terdengar. Piano memang jadi salah satu bagian penting dari cerita film ini, tapi musik latar piano yang terus menerus jadi agak berlebihan.

Meski begitu, Sunu piawai merajut cerita demi cerita. Pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di benak penonton satu persatu terjawab dengan rapi.

Bagikan Artikel Ini