Beranda » Pengaruh Pendidik Pesantren dan Non Pesantren pada Akhlak Peserta Didik

Pengaruh Pendidik Pesantren dan Non Pesantren pada Akhlak Peserta Didik

Di Indonesia terdapat beberapa lembaga pendidikan diantaranya sekolah pesantren dan non-pesantren, yang menjadi pembedanya adalah sekolah berbasis pesantren mengiringi pelajaran IPTEK atau SAINS dengan pelajaran-pelajaran agama juga hafalan Qur’an. Berbeda dengan sekolah non-pesantren yang lebih fokus mempelajari SAINS atau IPTEK dan menjadikan pelajaran agama sebagai pelajaran umum.
Jika dilakukan observasi lebih lanjut dari lembaga-lembaga pendidikan tersebut, ternyata efeknya sangat mempengaruhi peserta didik terutama pada akhlak. Tidak heran jika banyak orang tua zaman sekarang yang bingung ingin menyekolahkan anaknya ke pesantren atau non-pesantren, karena setiap sekolah memiliki konsekuensi tersendiri. Seperti pesantren yang mana siswa/santrinya menetap di asrama yang membuatnya jauh dari orang tua, namun jika dilihat dari sisi lain ini akan melahirkan sifat mandiri, akhlak yang baik dan melatih untuk bersikap disiplin pada sang anak.
“Dulu, pesantren identik dengan pilihan terakhir siswa yang tidak diterima di sekolah-sekolah negeri maupun perguruan tinggi. Wagub Uu memaparkan bahwa sebelumnya pesantren dijadikan opsi terakhir bagi anak. Namun sejak ditetapkannya HSN sejak 2015 lalu, kata Uu, kini pesantren mulai kebanjiran santri, bahkan menjadi opsi prioritas. Terlintas di pikiran masyarakat umum pondok adalah sebuah penjara suci.
Wajar, karena pondok identik dengan pagar tembok yang mengelilinginya. Tujuannya untuk keamanan bersama dan menghindari santri yang melarikan diri. Fasilitas pondok pada umumnya sebuah masjid ataupun mushola untuk tempat beribadah dan tentunya ada ruang untuk belajar. Menurut sejarahnya, munculnya pondok pesantren di Indonesia sejak 300-400 tahun silam, terutama di sekitar daerah Jawa. Jika kita melihat pesantren tempo dulu, pada masa transisi ke Orde Baru pendidikan pesantren lebih terstruktur dan kurikulum menjadi tetap. Di negara kita pada umumnya pondok pesantren terbagi dua jenis yaitu Modern dan Salafi” (Administrator, 2018) Perbedaan keduanya yaitu terletak pada pelajaran yang diberikan, pada pondok modern diberikan pelajaran umum sedangkan pondok salafi khusus pelajaran pondok. Namun pada esensinya sama-sama mengajarkan pendidikan agama.
Pesantren bisa dikatakan sebuah lembaga yang unik, karena mampu mempertahankan metode tradisional dan kultur agama di era modern saat ini. Seiring berkembangnya zaman penyebaran pondok pesantren cukup luas di penjuru negeri kita dan juga minat siswa cukup tinggi untuk menuntut ilmu di pesantren. Sebuah pendidikan pondok pesantren bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, peserta didik untuk menjadi ahli agama atau memiliki keterampilan untuk membangun kehidupan di masyarakat yang islami.
Hal tersebut menandakan bahwa peran pesantren begitu besar bagi masyarakat bangsa. Dari sudut pandang lain bisa dikatakan pesantren sebagai sosial kontrol bagi masyarakat, lebih khusus pada kasus persoalan islami. Terkadang ada kalangan masyarakat yang meragukan masa depan para-alumni pesantren. Para santri jangan khawatir dengan pandangan orang seperti itu. Karena kualitas kalian tidak kalah dengan alumni sekolah umum, bahkan kalian mempunyai nilai plus dari segi pelajaran islami.
Banyak anak muda sekarang yang sangat minim akhlaknya dikarenakan kurangnya ilmu agama dan beberapa faktor lainnya, dilain sisi mereka yang menetap di asrama (pesantren), akan kesulitan mengakses internet karena fasilitas atau kondisi yang tidak mendukung yang mengakibatkan kurangnya informasi tentang dunia luar. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan mereka yang bebas berkeliaran dan bebas mengakses internet kapan dan dimanapun. Mereka yang pernah dan bersekolah di pesantren cenderung memiliki akhlak yang bagus.
Pondok pesantren juga memiliki peran penting bagi generasi bangsa Indonesia, seperti:
1) Pesantren sebagai pembentuk kader umat.
2) Pesantren sebagai pemersatu bangsa.
3) Pesantren sentral pendidikan diri terbaik.
4) Pesantren sebagai aset negara.
5) Pesantren menciptakan kemandirian generasi bangsa. (Liansari, 2019)
Non pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang lebih memfokuskan santrinya kepada pelajaran-pelajaran umum saja, jadi tidak heran mengapa anak-anak sekolah luar (non-pesantren) itu yang kebanyakan sangat minim akhlaknya, hal tersebut dikarenakan kurangnya pelajaran agama juga kurangnya didikan yang mendidik seperti halnya pesantren. Akhlak memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa akhlak manusia dalam kehidupannya dapat menuju ke arah martabat yang rendah, baik di hadapan Allah Swt. atau manusia karena tidak mengenal perbedaan perbuatan baik dan perbuatan buruk. (Irawati, 2018).
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak. Salah satu dari tujuan tersebut adalah masalah akhlak, dimana akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, akhlak adalah pokok-pokok kehidupan yang esensial, yang diharuskan agama. Sebagai Agama yang sempurna, menjadi satu-satunya Agama yang diridhoi oleh Allah Swt.,
kesempurnaan Agama Islam ini dalam firman Allah sebagai berikut:
َسْلا مكل تیضرو یتمعن مكیلع تممتأو مكنید مكل تلمكأ مویلا
مل
Artinya: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Ma’idah: 3)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Swt. telah menetapkan agama Islam sebagai agama yang ridhai-Nya. Allah telah menyempurnakan agama ini, sehingga tidak memiliki kekurangan sedikit pun dan sesuai untuk seluruh umat muslim di zaman apapun sampai hari kiamat. Dalam Agama Islam, akhlak menepati kedudukan yang istimewa, hal ini berdasarkan kaidah bahwa Rasulullah SAW. menetapkan penyempurnaan akhlak sebagai misi pokok risalah Islam. Seperti dalam haditsnya yang berbunyi yang Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al Baihaqi dari Abu Hurairah ra.).
Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa untuk mencapai kesempurnaan akhlak (akhlaqul karimah) dibutuhkan pembentukan akhlak. Selain di keluarga dalam diri seorang anak juga diperlukan. Sebab, akhlak merupakan hasil usaha mendidik dan melatih dengan sungguh-sungguh terhadap potensi rohani yang terdapat dalam diri manusia. Jika program pembentukan akhlak itu dirancang dengan baik, maka akan menghasilkan orang-orang yang ber-akhlaqul karimah, disinilah letak peran dan fungsi Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren berperan penting sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang keberadaannya dituntut untuk dapat meningkatkan partisipasinya dalam mewarnai pola kehidupan di lingkup pesantren. Jika pendidikan dipandang sebagai proses, maka proses tersebut akan berakhir pada pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan adanya Pondok Pesantren secara umum adalah adanya perubahan tingkah laku atau perubahan akhlaqul karimah dan tujuan secara khususnya adalah tazkiyatun Nafs (menyucikan hati), pendekatan diri kepada Allah melalui mujahadah. Pada hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi seseorang. Jika kita tinjau lagi anak yang sekolah di pesantren lebih berakhlak mulia dibandingkan dengan anak yang sekolah non pesantren. Dan juga kalian para alumni pesantren jangan takut untuk bersaing dengan alumni sekolah umum lainnya. Karena kualitas kalian tidak kalah dan mereka, tunjukan bahwa kalian mampu berkontribusi untuk bangsa dengan berlandaskan nilai akhlak yang didapatkan dalam pendidikan pesantren. Dapat dikatakan bahwa akhlaqul karimah akan membawa kebahagiaan bagi setiap manusia dan membuat kehidupan lebih tenang dan nyaman.
Selaras dengan tujuan pendidikan islam yaitu untuk mewujudkan manusia seutuhnya, sedangkan tujuan pendidikan agama islam adalah membimbing akhlak agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat agama dan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator. (2018, Oktober 22). Hari Santri Sukses Ubah Pandangan Masyarakat Terhadap Pesantren. Retrieved from PikiranRakyat.com: https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01302538/hari-santri-sukses-ubah-pandangan-masyarakat-terhadap-pesantren-431996
Irawati, E. (2018, Maret 12). Peran Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Baitul Kirom Desa Mulyosari Kecamatan Tanjungsari . Institut Agama Islam Negeri Metro, p. 17.
Liansari, N. (2019, Maret 25). Pengaruh Pondok Pesantren untuk Generasi Bangsa. Retrieved from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/normalian/5c9878ad7a6d88201b42bab2/pengaruh-pondok-pesantren-untuk-generasi-bangsa#
Bagikan Artikel Ini