Beranda » Mengubah Nama Jembatan BOGEG Menjadi MUNAJAB Bridge

Mengubah Nama Jembatan BOGEG Menjadi MUNAJAB Bridge

Jembatan lama akan dibongkar. Nama kalau perlu disayembarakan, jangan namanya Bogeg,” kata Wahidin.

Sebut Saja …. MUNAJAB Bridge, seperti nama Tol Layang Cikampek diganti menjadi Tol MBZ

Sharing  Session  dalam  BINWAS Perencanaan Bidang Infrastruktur

Jika pembangunan Jembatan Bogeg ini selesai diakhir Februari 2022, rencana akan diresmikan oleh Bapak Gubernur Banten sebagai buah tangan hasil kinerja selama 5 tahun menjadi Pemimpin Nomor 1 di Provinsi Banten. Potret keberhasilan pembangunan Jembatan Bogeg sebagai bentuk nyata pengabdian birokrat yang sangat berpengalaman dalam melakukan terobosan pembangunan di daerah. Penulis hanya ingin memberikan alternatif penamaan sebuah Jembatan Nomor satu yang terlebar di Indonesia ini dengan kearifan lokal dan inspirasi dari ulama besar Banten.

Istilah MUNAJAB diambil dari nama Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani atau Syekh Nawawi al-Bantani (lahir di Tanara, Serang, 1230 H/1813 M – meninggal di Mekkah, Hijaz 1314 H/1897 M) adalah seorang ulama Indonesia bertaraf Internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram. Ia bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten, Indonesia. Ia adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani kemudian dijuluki Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A’yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain, (Imam ‘Ulama Dua Kota Suci).

Syekh Nawawi lahir di Kampung Tanara Desa Tanara, sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa (dulu, sekarang Kecamatan Tanara), Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1230 Hijriyah atau 1815 Masehi, dengan nama Muhammad Nawawi bin ‘Umar bin ‘Arabi al-Bantani. Dia adalah sulung dari tujuh bersaudara, yaitu Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah. Ia merupakan generasi ke-12 dari Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Nasabnya melalui jalur Kesultanan Banten ini sampai kepada Nabi Muhammad.

Ayah Syekh Nawawi merupakan seorang Ulama lokal di Banten, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani, sedangkan ibunya bernama Zubaedah, seorang ibu rumah tangga biasa. Syaikh Nawawi menikah dengan Nyai Nasimah, gadis asal Tanara, Serang dan dikaruniai 3 orang anak: Nafisah, Maryam, Rubi’ah. Sang istri wafat mendahului Beliau.

Oleh : Slamet Haryono

 

letak lokasi Jembatan Bogeg yang terletak di Jl. Syekh Moh. Nawawi Albantani No.Rt 01, RW.02, Banjaragung, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten 42121 yang kiranya sangat mendukung penamaan ini.

Penulis mencoba mencari arti dari nama MUNAJAB yang arti sebenarnya dari beberapa referensi baik media online maupun cetak, ditemukan istilah MUNAJAB dengan arti sebagai berikut :

“Orang yang namanya Munajab adalah orang yang berani, cerdas, dan pekerja keras. Orang ini juga seorang teman yang setia. Ia memberikan banyak nasehat yang baik dan menjadi pasangan yang sangat dapat diandalkan.”

Berdasarkan arti kata MUNAJAB tersebut disimpulkan sebuah nama yang memberikan pengertian dan pemahaman yang sangat baik dan jauh dari suatu keburukan (tidak baik). Kenapa penulis harus mencari arti kata MUNAJAB ini? Penulis ingin meyakinkan diri bahwa “MUNAJAB” memiliki arti yang sesungguhnya adalah baik, bukan sesuatu yang buruk. Sehingga penamaan dengan kata “MUNAJAB” yang mengandung singkatan dari nama seorang ulama Indonesia bertaraf Internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram yang bergelar An Bantani dan masih ada silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW yaitu Ulama Banten “Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani” menjadi suatu yang baik. MUNAJAB sebagai bentuk penghormatan pula pada masyarakat Banten yang berani, cerdas, pekerja keras, setia, dan sangat dapat diandalkan, hal ini juga diharapkan selalu dapat melekat pada seluruh ASN Pemerintah Provinsi Banten.

Penulis mencoba mencari referensi terkait Ulama besar ini, ditemukan data sebagai berikut :

Berikut adalah silsilah Syekh Nawawi al-Bantani sampai kepada Rasulullah ﷺ:

Syekh Nawawi al-Bantani bin

Syekh Umar al-Bantani bin

Syekh Arabi al-Bantani bin

Syekh Ali al-Bantani bin

Syekh Jamad al-Bantani bin

Syekh Janta al-Bantani bin

Syekh Masbuqil al-Bantani bin

Syekh Maskun al-Bantani bin

Syekh Masnun al-Bantani bin

Syekh Maswi al-Bantani bin

Syekh Tajul Arsy al-Bantani (Pangeran Sunyararas) bin

Sultan Maulana Hasanuddin bin

Sultan Syarif Hidayatullah bin

Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan bin

Sayyid Ali Nurul Alam Azmatkhan bin

Sayyid Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini (Syekh Jumadil Kubro) bin

Sayyid Ahmad Jalal Syah Azmatkhan bin

Sayyid Abdullah Azmatkhan bin

Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin

Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadramaut) bin

Sayyid Muhammad Shahib Mirbath (Hadramaut) bin

Sayyid Ali Khali’ Qasam bin

Sayyid Alawi ats-Tsani bin

Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin

Sayyid Alawi Awwal bin

Sayyid al-Imam ‘Ubaidillah bin

Sayyid Ahmad al-Muhajir bin

Sayyid ‘Isa Naqib ar-Rumi bin

Sayyid Muhammad an-Naqib bin

Sayyid al-Imam Ali Uradhi bin

Sayyidina Ja’far ash-Shadiq bin

Sayyidina Muhammad al-Baqir bin

Sayyidina Ali Zainal Abidin bin

Sayyidina Husain bin

Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah az-Zahra binti

Sayyidina Muhammad

Terlepas dari penamaan tersebut, Penulis menyampaikan beberapa fungsi dari pembangunan jembatan yaitu :

  1. Sebagai alat penyeberangan (menghubungkan dan akses)
  2. Sebagai sarana infrasutruktur.
  3. Sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan (dalam hal ini jalan Tol).
  4. Meningkatkan perekonomian Daerah dan Negara karena akses untuk mengangkut barang dan permintaan jasa menjadi lebih mudah.

Pertimbangan penamaan “MUNAJAB Bridge” untuk Jembatan Bogeg yang baru, sudah berdasarkan pada Kearifan Budaya Lokal, penghormatan pada Ulama Besar yang produktif menulis (kitab) dan yang menginspirasi tidak hanya masyarakat Banten tapi masyarakat Indonesia pada umumnya, simbol masyarakat yang berani (positif), cerdas, pekerja keras, setia dan bisa diandalkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, serta sebagai pengingat agar kita selalu berperilaku dan berakhlakul karimah sesuai misi dan tujuan dibentuknya Provinsi Banten.

Sebagai perbandingan penulis sampaikan Jembatan-Jembatan yang ada di provinsi lainnya (seperti Jembatan Sukarno di Manado-Sulsel, Jembatan Merah Putih di Ambon-Maluku, Jembatan Teluk Kendari-Sultra, Jembatan Suramadu-Jawa Timur, dll), sebagaimana gambaran,

Sosok jembatan-jembatan di atas, saat ini sudah menjadi simbol “icon” di kota besar di provinsinya masing-masing. Demikian halnya dengan jembatan yang dimiliki Provinsi Banten dengan nama “MUNAJAB Bridge” akan menjadi icon Banten dan bahkan icon di Indonesia, yang akan mampu menggambarkan wujud dan inspirasi kearifan lokal dan penghormatan kepada Ulama besar Banten, serta menggambarkan Masyarakat Banten yang berakhlakul karimah dan menjadi simbol masyarakat yang berani, cerdas, pekerja keras, setia, dan sangat dapat diandalkan, sebagaimana misi dan tujuan dari Pemerintah provinsi Banten.

Penulis tidak berharap banyak dengan tulisan ini, tapi paling tidak penulis sudah bisa menyampaikan suatu jawaban dari pertanyaan Pemimpin Nomor 1 di Provinsi banten saat melakukan kunjungan ke Jembatan Bogeg bahwa “Nama Jembatan Bogeg kelihatannya harus diganti dengan yang lebih pas (pantas)….”. Terlepas dari pantas atau pas dengan penamaan jembatan yang baru terbangun dengan nama “MUNAJAB Bridge” sebagai pengganti nama Jembatan Lama (BOGEG), Penulis sudah membahas dan menjelaskan secara singkat terkait latar belakang, alasan pertimbangan dan penjelasan untuk mengangkat nama Ulama besar Banten dan internasional dengan akronimisasi dari nama Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani (Syekh MUNAJAB) menjadi Jembatan MUNAJAB atau MUNAJAB Bridge.

Dengan nama ini semoga akan memberikan keberkahan bagi Pemerintah Banten dan Masyarakat Banten pada umumnya. Semoga manfaat….. Salam Sehat Selalu ….(25122021)

 

Bagikan Artikel Ini