Beranda » Media Sosial: Makna Sosial yang Berbeda

Media Sosial: Makna Sosial yang Berbeda

Keberadaan media sosial saat ini memberikan dampak yang besar bagi perkembangan kehidupan manusia. Khususnya bagi mahasiswa, media sosial merupakan sarana yang sangat berguna untuk melakukan beberapa tugas yang diberikan oleh dosen.
Selain itu, mahasiswa sering menggunakan media sosial untuk bertukar pikiran dengan mahasiswa lain dan berkomunikasi sesuai keinginan mereka tentang topik yang sedang hangat. Media sosial juga digunakan untuk menunjukkan keberadaan virtual dan kebutuhan hidup yang sama pentingnya dengan makan dan minum siswa.
Dari penjelasan mengenai topik yang dibahas, mari kita kupas dampak yang ditimbulkan media sosial, media sosial dapat memberikan dampak negatif yang cukup besar jika tidak sesuai penggunaannya.
Kecanduan adalah dampak negatif media sosial yang paling banyak dibicarakan. Kecanduan media sosial sangat buruk bagi mahasiswa yang memiliki terlalu banyak kehidupan virtual di pikiran mereka.
Salah satu contoh kecanduan menetap di dunia maya yaitu, membandingkan diri sendiri dengan unggahan orang lain. Ini disebut perbandingan sosial atau proses penentuan milik seseorang dengan orang lain. Saya sendiri adalah orang yang pernah mengalami kecanduan media sosial.
Dengan hal tersebut, bisa merugikan diri sendiri bukan? Bermain media sosial sering menjadi kecanduan. Karena apa yang kita lakukan sebenarnya dapat merangsang produksi hormon dopamin di otak. Saat tubuh kita mengonsumsi lebih banyak hormon ini, otak secara otomatis berasumsi bahwa aktivitas yang kita lakukan, seperti bermain media sosial, adalah aktivitas bermanfaat yang perlu kita ulangi.
Namun, perasaan positif yang kita alami saat menggunakan media sosial pada dasarnya bersifat sementara. Ini sebenarnya bisa membuat pengguna ketagihan di media sosial. Lagi pula, merekalah yang merasa sulit untuk melepaskan diri dari kemalasan yang mengakar, dan pada titik tertentu fokus mereka pada kuliah terhalang.
Mungkin dampak dari media sosial pada mahasiswa yang akrab adalah munculnya sikap individu masing-masing mahasiswa. Sekalipun media sosial mengandung kata sosial, kita terlalu fokus pada kehidupan virtual media sosial, jadi jika siswa tidak menggunakannya dengan bijak, kita tidak peduli dengan lingkungan di sekitar kita. Dan lama-lama terasa canggung dan menyebabkan kurangnya sosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Pada dasarnya, media sosial hanyalah alat untuk memudahkan, dan sebenarnya ini adalah awal yang baik, tetapi semakin lama menggunakannya, semakin menakutkan dan semakin tidak punya privasi dan meningkatkan kecanduan dan kecemasan yang luar biasa.
Lalu bagaimana cara kita meminimalisir permasalahan untuk mengatasi kecanduan dan kapan kita harus mengontrol menggunakan media sosial?
Kuncinya ada pada diri Anda sendiri. Kita harus tahu dan mematuhi setiap perubahan, tetapi kita harus mengendalikan diri kita sendiri. Banyak hal yang tidak penting dan tidak perlu kita ketahui. Sebagai pribadi, saya tidak pernah berhenti belajar. Seiring bertambahnya usia, setiap tahap kehidupan kita berubah. Tentunya kita akan selalu belajar dan mengetahui hal-hal baru.
Bagikan Artikel Ini