Beranda » Intan di Tengah Citugu

Intan di Tengah Citugu

Foto Dokumentasi penulis

Oleh : Intan Idaman Halawa, Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Matematika, semester 3. Merupakan salah satu anggota tim PHP2D HIMATIKA

Siapa sih yang tidak mengenal Intan, barang berharga yang menjadi Idaman setiap orang. Intan kerap kali disebut dengan berlian atau permata, penuh kilauan yang menyilaukan mata dan hati yang melihatnya. Wahh, keren ga sihhh? Yahh kerenlah, masa enggak. Heheh, menjawab pertanyaan sendiri.

Ohhh, bukan bukan, Intan yang dimaksud bukan itu. Intan adalah seorang mahasiswi Universitas Pamulang Prodi Matematika, semester 3. Nama lengkapnya ialah Intan Idaman Halawa. Sebagian orang memanggilnya Idaman ataupun Idamanku. Ohhh, cute sekali.

Intan termasuk mahasiswi yang cukup aktif dan lumayan pintar di kelasnya. Wkwkkw muji diri sendiri, ga pa-pa lah sekali-kali.  Yahh, setidaknya bisa membedakan mana memberi, mana meminta. Terkadang kita lebih suka menerima dari pada memberi, sekalipun kita tahu bahwa memberi lebih baik dari pada menerima.

Ohhh, tidak, tidak! Saya tidak bermaksud menjelaskan itu. Saat ini, Intan mengikuti salah satu kegiatan di kampusnya, yaitu PHP2D (Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa). Kegiatan ini mendapat pendanaan dari pemerintah sebesar 35 jt. Ohhh, lumayanlah bisa membeli sandal jepit, Hehhehheh.

Adapun tempat yang menjadi sasaran dari tim PHP2D Ormawa Matematika ini adalah Kampung Citugu Desa Puraseda Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Namanya juga Bogor, sudah pasti dingin. Sehingga, setiap pagi seselesai mandi tubuh gemetaran, bibir menghitam, kulit tangan berkeriput.

Setiap pagi, antrian mandi diawali oleh gugus wanita. Yahhhh, selain wanita harus bersih, wanita memang dasarnya rajin. Yahhh, muji kaum sendiri, hehheh. Tapi itu fakta, bukan mitos. Jika tidak percaya, tanyakan saja pada hatimu.

Sedangkan setiap malam tiba, perlengkapan tidur pun tidak jauh berbeda dengan perlengkapan perang. Ohhh, tidak bisa dibayangkan hanya bisa dikhayalkan saja. Hehhehhe. Baju berlengan panjang, celana panjang, jacket tebal, dan kaos kaki serta selimut adalah perlengkapan satu paket.

Owhhh, lalu bagaimana dengan Intan? Berbeda atau sama saja? Hehheh, setiap malam Intan tidur hanya dengan jacket tebal dan celana gantung tanpa selimut. Dingin ga tuhhh? Hehheh, dingin sihh, tapi harus gimana lagi.

Selain itu, Intan adalah satu-satunya Kristen diantara 13 anggota tim, 12 lainnya muslim. Pada saat Intan beribadah, yang lainnya sholat. Meskipun begitu, Intan tidak pernah mendapat persudutan maupun sindiran dan penghinaan dari anggota lainnya. Toleransi beragama dalam tim ini sangat luar biasa, dan patut dipuji.

Kemudian, ada suatu hal yang mengesankan ialah yang memasak, mencuci piring dan membersihkan kontrakan tidak hanya perempuan, laki-laki pun turut membantu. Bahkan, ada hari ketika yang mengerjakan semuanya hanya laki-laki saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka juga peduli dan tidak hanya mengharapkan wanita saja.

Selain itu, satu hal yang harus kalian ketahui tentangnya ialah kebobrokannya. Tak jarang menjahili menjadi rutinitas di kontrakan. Tak ada keheningan ketika Intan ada di sana. “Diamlah weii, apasihh Ntan, yaelahhh Intan lagi, berisik Intan dan seterusnya.” Itulah ungkapan familiar setiap harinya.

Tidak sedikit dari anggota tim yang bengek bahkan ngakak setiap kali Intan bertingkah. Meskipun begitu, Intan tetap tau batas bercanda. Sehingga, selama di Citugu tidak ada percekcokan hanya karena candaannya. Wahhh, keren ga tuhh.

Kemudian, Intan dan tim juga berkontribusi di Kampung Citugu dengan mengajar Paud dan TK, SD, SMP dan mengajar anak-anak untuk mengaji. Kegiatan tersebut memberi pelajaran baru untuk Intan dan tim. Karena dengan begitu, mereka bisa belajar memahami anak-anak dan membangun relasi dengan masyarakat Citugu.

Begitulah keadaan Intan di tengah Citugu, bagaikan berlian diantara bebatuan. Asyiiappp, puitis bangetkan? Wkwkwkkw.

(***)

Bagikan Artikel Ini