Beranda » Harapan Rangga Riantiarno, Buat Teater Untuk Apresiasi Seniman Produktif di Tengah Pandemi

Harapan Rangga Riantiarno, Buat Teater Untuk Apresiasi Seniman Produktif di Tengah Pandemi

Seni teater merupakan kajian seni pertunjukan estetik yang disajikan dalam bentuk yang beraneka ragam garap, mulai dari tradisional, modern, sampai kepada penciptaan baru yang dapat dimainkan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Salah satu contohnya adalah pementasan teater koma “Wabah” Karya Budi Ros.

Pertunjukan yang digarap oleh Rangga Riantiarno memang selayaknya diberikan apresiasi atau dukungan, terutama seniman-seniman yang produktif di tengah pandemi. Dengan mengaklerasikan dan mengaktualisasikan diri terhadap hasil karya, teater yang berdurasi pendek memberikan makna yang tersirat dari seri punakawan, pesan atau nasihat yang mungkin belum kita ketahui dan sangat menguntungkan bagi orang yang melihatnya sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat diluar sana yang mementingkan dirinya sendiri tanpa melihat kesusahan atau penderitaan orang lain.

Pembukaan yang mengejutkan, Romo Semar yang memerintahkan Gareng untuk ke ladang menanam jagung, tetapi Gareng memikirkan hal lain, kotak sabun, Petruk yang sedang mengelap sepeda Romo Semar dan Bagong yang masih tidur. Gareng mempunyai ide cemerlang dengan berjualan sabun dikarenakan di tengah pandemi ini orang-orang selalu membeli sabun untuk membersihkan segala sesuatu, niscaya keuntungan dengan berjualan sabun akan dibelikan alat tes pendeteksi covid.

Namun, Romo Semar tidak setuju karena kodrat mereka adalah petani. Gareng dan Petruk tetap kekeh dengan berjualan sabun dan alat tes pendeteksi covid. Peluang besar bagi mereka untuk memanfaatkan situasi yang sedang kacau. Romo mengingatkan kepada mereka berdua bahwa “bisnis boleh dijalankan, tetapi tidak melebihi batas. Ketika kebutuhan masyarakat terhadap alat tes pendeteksi covid dan sabun seharusnya harganya jangan dinaikkan” ucap Romo Semar. Romo Semar tegas kepada mereka untuk bertani kembali daripada berjualan atau berbisnis seperti ini.

Dari sisi panggung, memberikan kesan estetik,disediakan hand-property, Dari sisi musik, Pementasan teater menggunakan kendang dan gong. Selain ditujukan sebagai pengantar suasana musik juga dimanfaatkan sebagai pengidentifikasi latar tempat pertunjukan, dan Tata cahaya dalam pementasan teater menggunakan flood, spot atau setitng lighting seperti pementasan teater panggung prosenium pada umumnya. Pencahayaan menggunakan efek-efek khusus dalam pertunjukan atau membantu para pemain dalam melambangkan emosi dan memperkuat penjiwaan serta rias dan busana menampilkan kostum wayang.

Sebuah Karya yang Maha Agung, Teater berjudul “Wabah” sampai saat ini sudah mendapatkan 49+ juta penonton di kanal Youtube Teater Koma, tetapi nyatanya Ratna Riantiarno mengungkapkan bahwa apresiasi terhadap pementasan teater masih belum merata, Dia menaruh harapan kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya anak-anak untuk menonton teater sebagai pertunjukan budaya digitalisasi koma,bila tidak pernah menonton pertunjukan akan sulit untuk bisa merasakan bahwa ada kenikmatan dan sesuatu yang beda menonton langsung.

(Teguh Firman Saputra)

Bagikan Artikel Ini