Beranda » Bias di Dunia Kerja, Perempuan Juga Bisa Sukses Di Dunia Kerja

Bias di Dunia Kerja, Perempuan Juga Bisa Sukses Di Dunia Kerja

Oleh: Muhammad Iqbal Ash Siddiq Sudjaya

Bias dalam dunia kerja acapkali menjadi masalah yang terjadi, hal ini perempuan dianggap sebagai kaum yang tidak berkompeten dalam dunia kerja, Laki-laki dianggap sebagai pemilik peran utama dalam dunia perkerjaan. Posisi yang diterima oleh perempuan dalam dunia kerja tidak lebih sebagai karyawan biasa-biasa saja. Tidak mendapatkan prioritas layaknya laki-laki yang selalu diutamakan untuk mendapatkan promosi naik jabatan. Oleh karena itu bias ini harus dihilangkan oleh kaum perempuan.

Diskriminasi didalam dunia pekerjaan perempuan sering mengalaminya, seperti gaji yang tidak sama dengan karyawan laki-laki, pelecehan seksual yang dialami perempuan, dan perempuan jarang mendapat promosi jabatan dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu hal ini menjadi acuan untuk dikaji lebih mendalam.

Dalam artikel (M.Arief, 2022) Perempuan masih menghadapi diskriminasi gender di dunia kerja meskipun sebagian industri kini sudah banyak yang menekan hambatan tersebut. Beberapa tantangan itu diantaranya adalah diskirminasi upah hingga jabatan struktural. Kondisi itu dikisahkan Plt Direktur People & Culture Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Lucia Karina dalam sesi wawancara bersama wartawan secara daring, Kamis (21/4).”

Seiring berkembangnya zaman perempuan kini memiliki peran didalam dunia pekerjaan melalui organisasi yang menyuarakan kesataraan gender dalam dunia kerja. Kini dalam dunia kerja kantoran tidak hanya di isi oleh kaum laki-laki tetapi kini sudah banyak di isi oleh kaum perempuan Dalam artikel (Rizaty, 2022) Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),Pada tahun 2021 sebanyak 39,52% atau 51,79 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja adalah perempuan.Angka tersebut bertambah 1,09 juta orang dari tahun sebelumnya yang sebanyak 50,7 juta orang.

Pada 2021, sebanyak 28,6% pekerja perempuan di Indonesia merupakan tenaga usaha penjualan. Angka tersebut naik 1,05 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 27,55%.

Kemudian pekerja perempuan yang merupakan tenaga usaha tani, kebun, ternak, ikan, hutan, dan perburuan mencapai 24,38%, sedangkan perempuan yang menjadi tenaga produksi, operator alat angkutan, dan pekerja kasar 20,51%.

Sebanyak 10,48% pekerja perempuan merupakan tenaga profesional, teknisi dan tenaga lainnya. Kemudian, pekerja perempuan yang ada di posisi tenaga usaha jasa sebesar 8,65%.Pekerja perempuan yang menjadi pejabat pelaksana, tenaga tata usaha dan sejenisnya sebesar 6,56%. Sementara sebanyak 0,7% pekerja perempuan merupakan tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, dan 0,12% pekerja perempuan ada di jenis pekerjaan lainnya.

Melihat data diatas kita bisa simpulkan tiap tahun persentase perempuan berkerja semakin meningkat hal ini menjadi acuan bahwa bias di dunia kerja telah dipatahkan oleh kaum perempuan. Namun tidak menutup kemungkinan perempuan yang bekerja terus menerus akan melupakan kewajibannya dirumah dan hanya akan mengandalkan asisten rumah tangga (ART). Dimana kewajiban yang tadinya diemban oleh perempuan yang sudah menikah dan bekerja ini dialihkan oleh asistennya. Ini yang menyebabkan hubungan antara suami dan istri tidak humoris dirumah bisa berakibatkan akan terjadinya perceraian.

Terlepas dari masalah diatas, zaman terus mengalami perkembangan dan kian hari kian maju. Hal inilah yang menjadi sebuah acuan bahwa perempuan aku memiliki posisi yang penting dalam dunia pekerjaan. Bukan lelaki saja yang bisa sukses namun perempuan juga bisa sukses di dunia kerja, karena peran yang dimiliki oleh perempuan semakin bertambah dari tahun ke tahun.

Pada dasarnya perempuan memiliki posisi yang tertinggi di mata dunia, hal ini bisa dibukti dari banyaknya keterlibatan perempuan yang mempengaruhi perkembangan zaman, perempuan juga yang mengambil peran penting seperti di Indonesia pahlawan perang yang memerdekaan Indonesia tidak hanya dari kaum lelaki namun dari kaum perempuan juga banyak. Seperti cut nyak dien dan lalu seperti R.A Kartini yang mengerakan supaya perempuan mendapatkan Pendidikan yang sama seperti lelaki dari buku yang beliau buat (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Dari tulisan diatas bis akita simpulkan bahwa perempuan sangatalah penting berkontribusi di dunia kerja dan dunia lainnya. Namun diskriminasi perempuan di dunia kerja harus kita patahkan agar perempuan mempunyai andil dalam segala bidang. Dan mematahkan apa yang menjadi sebuah perbedaan antara gender dan tidak hanya melihat dari sudut pandang lelaki saja. Kita harus melihat dari sudut pandang perempuan supaya kesetaraan gender inilah yang menjadi sebuah pendoman perempuan memiliki kehidupan yang semestinya.

Daftar Pustaka

M.Arief, A. (2022, april 21). Kisah Perempuan di Industri, Hadapi Diskriminasi Upah hingga Jabatan. Retrieved from katadata.co.id: https://katadata.co.id/tiakomalasari/berita/6260fe6ac99a0/kisahperempuan-di-industri-hadapi-diskriminasi-upah-hingga-jabatan

Rizaty, M. A. (2022, april 09). Mayoritas Perempuan Indonesia Bekerja sebagai Tenaga Penjualan. Retrieved from databoks.katadata.co.id: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/09/mayoritasperempuan-indonesia-bekerja-sebagai-tenaga-penjualan

Bagikan Artikel Ini