Membaca buku akan membuka jendela dunia yang lebih luas. Pepatah itu sering kali diucapkan oleh setiap orang tua dan guru jaman dahulu hingga sekarang untuk menanamkan minat baca terhadap anak-anaknya. Setiap anak pasti selalu mendegarkan pepatah ini sebagai semangat untuk bisa merasakan banyaknya ilmu yang didapat dari hanya dengan membaca buku. Hingga imajinasi pun suka tiada batas dalam membaca buku-buku fiksi dan dongeng di masa kecil. Memang seperti itulah pentingnya membaca segala hal. Karena keilmuan tiada batas dan bisa didapatkan dari membaca hal apa saja. Anak-anak memang masa yang paling indah dan sangat dinikmati. Karena di masa bayi, batita, balita, usia TK atau bahkan awal masuk Sekolah Dasar menjadi masa-masa yang tidak terlupakan. Dimana di usia segitu, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari melihat tingkah laku orang-orang di sekitar kita, dimulai dari orang tua kita sendiri, tetangga atau teman seusia yang berkenalan karena orang tuanya saling berteman. Masa-masa 1-5 tahun sering dibilang menjadi masa golden moments atau masa keemasan bagi sang buah hati. Karena pada rentang usia itu sang buah hati sedang banyak merekam hal-hal baru yang diajarkan atau yang mereka lihat. Momen emas ini sangat penting bagi kita sebagai orang tua. Karena pada momen ini, kita bisa menumbuhkan minat baca untuk anak-anak kita. Dimulai dari kita sering membacakan cerita dongeng untuk memancing stimulasi otak anak kita dalam hal imajinasi. Sesekali mungkin bisa saja selipkan pengajaran huruf atau menyebutkan nama-nama huruf ketika anak menunjuk poster huruf yang kita pasang di tembok. Hal lain yang bisa dilakukan sebagai orang tua adalah dengan membenarkan kata-kata anak yang mungkin “cadel”. Karena anak jadi terbiasa dengan kata-kata yang baik dan benar. Sehingga nanti ketika mereka sudah bisa membaca, mereka lebih mudah memahami bacaan karena kata-kata di buku sudah terbiasa didengar di alam bawah sadar mereka ketika di usia momen emas. Mengapa sejak dini? Karena membaca adalah suatu kebisaan yang dibiasakan. Semakin sering anak-anak terbiasa membaca, didengarkan kata-kata, dibacakan cerita-cerita, disebutkan perkenalan huruf-huruf, maka akan semakin mudah anak bisa membaca. Karena ketika anak sudah bisa membaca, ada banyak hal baru yang ia pelajari dari membaca buku. Kosakata-kosakata asing yang tidak pernah ia dengar, bahkan sampai Bahasa lain selain Bahasa Indonesia. Stimulus otak anak pun bisa berkembang dengan pesat ketika anak bisa membaca sejak usia dini. Daya kreatifitas dan juga keseimbangan otak kanan dan kiri bisa tercipta dengan baik. Maka itu, marilah biasakan anak-anak kita untuk mendengar banyak kata-kata, cerita, dan juga huruf-huruf sejak usia dini. Agar perkembangan otak anak kita menjadi lebih baik dan daya kreatifitas mereka semakin sempurna. Sebaiknya, jauhkan gadget dari anak-anak kita yang memasuki momen keemasan mereka, karena gadget hanya akan merusak stimulus otak anak kita di masa keemasannya. Lebih baik membiasakan untuk dibacakan, membenarkan kosakata, dan memperkenalkan banyak huruf dari permainan-permainan atau kartu huruf agar anak lebih kreatif dan cerdas.
Sekarang ini kita lebih sering menggunakan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari. Baik itu bahasa Inggris, Korea, bahkan Rusia. Jika ada bahasa yang belum kita mengerti artinya, dengan gampangnya kita membuka Google translate atau bahkan aplikasi kamus yang sekarang sudah bisa diunduh secara bebas. Tapi, apakah efektif untuk kita yang sedang belajar bahasa asing? Ada kekurangan dan kelebihan dari kamus fisik maupun kamus elektronik. Pada kamus elektronik, kita bisa dengan mudahnya salin dan tempel kata atau kalimat yang tidak kita mengerti. Lalu aplikasi tersebut secara otomatis menterjemahkannya. Tidak perlu waktu lama dan ribet untuk mencari kamus dan mencari satu per satu kata-katanya. Kita juga bisa melakukannya kapanpun dan dimanapun. Sedangkan kamus fisik, kita harus punya minimal satu kamus untuk satu bahasa. Jika kita ingin mempelajari lebih dari dua bahasa, kita juga harus mempunyai satu dari tiap bahasa yang ingin kita pelajari. Jika kita perlu menerjemahkan suatu kata pada saat kita sedang dalam perjalanan, kamus harus selalu berada di sekitar kita. Membayangkan hal-hal yang tadi disebutkan, sepertinya kita lebih memilih kamus elektronik daripada kamus fisik. Tapi, menurut pendapat saya yang juga sedang belajar bahasa asing justru lebih nyaman menggunakan kamus fisik karena kita bisa sembari kita mencari suatu kata yang kita cari, kita juga bisa melihat kata-kata lain yang kemungkinan bisa teringat secara tidak sadar. Misal, kita sedang mencari arti kata yang berawalan dari huruf T. kita bisa membuka kamus dari abjad T dari awalan Ta sampai Tz. Semua kata di abjad T secara tidak langsung akan terlihat. Bahkan mungkin nanti kita akan menemukan sebuah kata yang ternyata sebelumnya sering didengar tapi belum tahu artinya. Semuanya kembali lagi pada pilihan dan kebutuhan masing-masing. Jika ingin hemat uang, tenaga, dan waktu mungkin lebih efektif menggunakan kamus elektronik. Jika ingin mempelajari perlahan kata per kata dan menambah kosakata baru, pasti akan lebih memilih kamus fisik. Kalau kamu, pilih kamus yang mana?