Author: MUHAMMAD FAUZAN

Scenes pada Film Si Doel Anak Sekolahan sebagai Media Informasi Kosakata Bahasa Betawi

Saat ini masyarakat betawi sudah jarang yang menggunakan bahasa betawi asli, faktor ini terjadi adanya modernisasi pembaruan kosakata dikalangan masyarakat. Terlepas dari adanya modernisasi pembaharuan kosakata baru di kalangan tersebut. Hampir kita jarang melihat percakapan-percakapan bahasa betawi tempo dulu pada saat ini. Pada fim Si Doel Anak Sekolahan, kita banyak di tampilkan scenes yang menghadirkan kosakata bahasa betawi tempo dulu, hal ini tentunya menambah wawasan pengetahuan bahasa betawi pada saat ini. Terkhusus untuk kalangan anak muda yang masih di garis keturunan putra-putri betawi. Pentingnya pengetahuan akan kosakata bahasa betawi sangatlah diharuskan, hal ini merupakan bagian dari salah satu peninggalan kebudayaan masyarakat betawi tempo dulu. Dari scenes film Si Doel Anak Sekolahan banyak sekali kosakata bahasa betawi yang ditampilkan. Sebelum kita masuk ke bagian-bagian scenes tersebut, alangkah baiknya kita mengenal sedikit literature tentang suku betawi, baik dari segi budaya maupun leksikografinya. Suku betawi ialah salah satu suku etnik yang mendominasi kota Jakarta sejak puluhan tahun lalu, kekhasan dialeknya mampu menjadi ciri khas dari suku-suku lain yang mendiami kota Jakarta. Dialek khas suku betawi sering kita jumpai didalam scenes film Si Doel Anak Sekolahan, yang pada akhirnya memberikan pengetahuan kosakata baru yang sebelumnya belum pernah kita ketahui. Diantara kosa kata yang digunakan pada scenes tersebut, seperti: Mobil dimandiin mulu kisut juga nih…. Disuruh kepasar jalan-jalan, keder lu dipasar…. Kantor polisi lu seruduk… Jadi lu ketilang? Ketilang!! blekok… Tuh kan, gw kata juga ape… dandanan lu menor kaya biji mede… Emangnya si Lela juga bunting… Ngapain lu tua-tua bangka marahan… Warung lu siapa yang mau gondol… percuma ade gandaran… Pada scenes tersebut  kisut mengartikan menciut, keder mengartikan bingung, seruduk mengartikan menabrak,  blekok mengartikan bodoh atau biasa diartikan dengan oon, menor mengartikan dandanan yang berlebihan, bunting mengartikan hamil, Bangka mengartikan tua bangka atau biasa menyebutnya alot, gondol diartikan dicuri atau dibawa, sedangkan gandaran diartikan kendaraan. Tentunya sangatlah penting kita menghadirkan tontonan-tontonan yang bisa menambah wawasan akan budaya suatu daerah, terkhusus pada dialeg yang memberikan informasi dan pengetahuan baru akan kosakata bahasa daerah, seperti pada film Si Doel Anak Sekolahan.

Angkringan Kopi Memikat Daya Tarik Membaca Anak Muda

Oleh : Muhammad Fauzan, Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang Siapa yang tidak asing dengan angkringan kopi? terkhusus anak muda di zaman sekarang ini.  Konsep penataan ruang dalam angkringan kopi, tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik para pemuda untuk singgah. Ada beberapa daya tarik yang dihasilkan jika konsep nuansa angkringan kopi didesain dengan melengkapi bacaan-bacaan sebagai media pelengkapnya. Mengganti kebiasaan pada umumnya, dan beralih ke kebiasaan meminum kopi sambil membaca buku ataupun novel-novel. Novel-novel ataupun buku-buku bacaan yang ditampilkan tidak perlu bernuansa berat, cukup dengan menampilkan bacaan-bacaan yang ringan-ringan saja. Karena output tujuannya membiasakan, kebiasaan meminum kopi sembari bercengkrama berubah meminum kopi sambil membaca. Berharap dengan adanya konsep ini, dapat meningkatkan sumber wawasan pengetahuan para remaja yang terbiasa nongkrong berlama-lama di angkringan kopi, sehingga tetap mendapatkan berbagai informasi ataupun pengalaman-pengalaman dari buku-buku yang dibaca. Jika kita telaah dengan sudut pandang aspek psikologis, kebiasaan yang dimulai dari kebiasaan yang disukai akan dengan mudah melekat dalam daya ingatan pikiran seseorang, dimana nongkrong sambil minum kopi sambil membaca buku-buku ibarat kata “sambil menyelam minum air”. Aktifitas minum kopi di angkringan tanpa disadari juga memberikan manfaat yaitu sebagai gerbang media pengetahuan dan pengalaman dari buku-buku ataupun bacaan yang disediakan. Aspek yang Perlu Diperhatikan agar Angkringan Kopi Layak Menjadi Tempat Baca Buku Ada beberapa aspek desain yang perlu dipersiapkan jika ingin menciptakan suasana angkringan kopi berkonsep bacaan-bacaan, yang tentunya tetap berkesan menarik perhatian para pengunjung. Pertama, Buatlah Konsep Angkringan Tetap Pada Gaya Khas Angkringan Kopi. pada umumnya bernuansa santai. Kedua, Sediakan Rak-rak Buku yang Berisikan Buku-buku Bacaan di Tiap Batch Kursi Pengunjung. Posisikan rak-rak buku-buku bacaan tersebut se strategis mungkin, agar pengunjung dengan mudah mengambilnya. Ketiga, Letakkan Buku-buku Bacaan yang Bertema Unik ataupun Berciri Khas pada Bagian Depan. Agar menarik perhatian pengunjung untuk mengambilnya. Keempat, Sesekali Mengadakan Bedah Buku, Di Tiap Akhir Pekan. Cukup dengan mengambil buku-buku yang bertema sederhana namun menarik perhatian, misalnya dengan mengangkat buku-buku yang sedang hangat diperbincangkan di pekan itu.