Author: Fauziana ulfy suherman adalah mahasiswa aktif S1 akuntansi di UPN Veteran Jakarta

Kejahatan Genosida kembali Guncang Dunia, Apa Yang Akan Terjadi?

Apakah anda pernah mendengar tentang kejahatan keji ini, apa yang akan anda lakukan jika kejadian ini terjadi kepada anda? jangan biarkan kejahatan ini terus terjadi dengan menolak dan berpegang teguh kepada hukum. Kejahatan genosida adalah kejahatan satu kelompok atau ras untuk menghancurkan kelompok lain, bisa juga disebut kejahatan berantai yang melanggar hak asasi manusia. Pasal 8 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 menjelaskan lima jenis genosida, antara lain: 1. Pembunuhan terhadap anggota suatu kelompok. 2. Pembunuhan yang menyebabkan penderitaan fisik atau mental suatu kelompok. 3. Kasus pembunuhan yang menyebabkan penderitaan bagi seseorang individu. 4. Pemimpin menyuruh paksa untuk mencegah kelahiran dalam suatu kelompok. 5. Pemindahan paksa dari satu kelompok ke kelompok lain. Genosida sendiri juga merupakan kejahatan teroris, yang dilakukan oleh sekelompok orang tertentu dengan tujuan mengurangi populasi ras dan etnis. Aksi ini terjadi di Indonesia tepatnya di Westerling, Sulawesi Selatan. Kejahatan genosida ini terjadi dari Desember 1946 hingga Februari 1947 Pembantaian itu dilakukan oleh tentara Belanda, Depot Speciale Troepen (DST) di bawah komando Raymond Pierre Paul Westerling. Diperkirakan 40 ribu orang tewas akibat kejahatan ini di Sulawesi Selatan. Sementara itu, genosida terbesar di dunia terjadi pada abad ke-13, yaitu menyerang dan menggulung bangsa Mongol yang menelan korban jiwa paling banyak sepanjang sejarah, yakni 60-100 juta korban. Bangsa Mongol melakukan perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain, membunuh, mengepung, dan menjarah semua yang mereka temukan. Bangsa Mongol dikenal karena kavaleri mereka yang terampil, yang memungkinkan mereka menggulung korbannya dengan cepat dan mudah. Selain kematian dan kehancuran yang meluas, menyerang tersebut juga menyebabkan perpindahan penduduk terbesar dalam sejarah manusia, khusus di Asia Tengah dan Eropa Timur, di mana seluruh penduduk meninggalkan rumah mereka di bawah teror dan ancaman. Akibat dari aksi Genosida Aksi Genosida di dunia memberikan dampak yang merugikan bagi sejahteraan populasi manusia dan juga penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap masyarakat. pada pasal 7 UU pengadilan HAM dinyatakan bahwa kejahatan Genosida merupakan kejahatan yang melanggar HAM yang berat karena tindakannya dilakukan dengan cara membunuh, Dampaknya : •Terbantainya masyarakat. •Menyebabkan kerusakan fisik atau mental serius terhadap masyarakat. •Secara tidak sengaja memberikan kondisi hidup tidak menyenangkan terhadap masyarakat. •Menerapkan tindakan-tindakan untuk mencengah kelahiran populasi masyarakat baru. •Dan secara paksa memindahkan sekelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Banyak dari kasus kekerasan yang ditunjukan masyarakat yang terjadi sepanjang sejarah dan bahkan perjanjian yang dilakukan ialah kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang dan kejahatan agresi. Penyebab Genosida masalah yang dapat membuat dirinya dalam berbagai bentuk dan terjadi dalam berbagai situasi Ketika suatu kelompok menentang, disebut juga jenis pemberontakan, antara lain: • konflik pribadi dan individu. • konflik antara dua orang. • konflik di Jerman, yaitu antar klien, agama atau antar wilayah konflik. konflik sebagai contoh penyebaran konflik melalui siklus kekerasan yang panjang merupakan dinamika utama konflik. Melalui sarana perang dan kekerasan, mereka juga membekukan identitas etnis dan memperkuat permusuhan antar komunitas etnis yang membentuk enclave etnis di wilayah tersebut. Pencegahan Genosida Genosida merupakan kejahatan yang melanggar hak asasi manusia, sehingga kejahatan ini harus terselesaikan dengan hukuman yang berat. Ada beberapa cara untuk mencegahnya, yaitu kesadaran akan perdamaian antara hak asasi manusia masyarakat dan patuh terhadap norma yang ada. Bentuk-Bentuk Genosida • Pembunuhan adalah tindakan yang merenggut jutaan nyawa seperti tragedi Westerling di Sulawesi Selatan. • sterilisasi paksa adalah kejahatan melalui operasi sehingga seorang wanita tidak bisa lagi berproduksi untuk menekan populasi manusia. • Penghancuran adalah bentuk kekerasan yang dilakukan oleh komunitas tertentu. • Perampasan kebebasan fisik adalah bentuk penghinaan terhadap orang cacat, orang sakit, di mana mereka tidak diizinkan untuk hidup dan tubuh mereka digunakan untuk studi anatom oleh otoritas saat itu. Peran Indonesia dalam Penanganan Genosida Dalam Genosida Myanmar, Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN yang berpengaruh, yang antara lain berperan dalam mengakhiri konflik: 1. Mengutus Menteri Luar Negeri untuk menuntut diakhirinya konflik kekerasan kelompok etnis Rohingya. 2. Bantuan resmi untuk membantu krisis ekonomi Myanmar. 3. Mendirikan rumah sakit darurat bekerja sama dengan beberapa organisasi ASEAN lainnya. 4. Terlibat dalam tindakan sebagai upaya untuk mengakhiri konflik.

Khawatir Gejala Cerdas Emosional!

Definisi kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta pengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini banyak dari mereka yang salah melakukan mengontrolan dalam segi fisik maupun non fisik. Satu kajian ilmiah menemukan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting. Dalam buku Daniel Goleman yang berjudul Kecerdasan Emosional dijelaskan bahwa kecerdasan emosional bertanggung jawab atas keberhasilan sebesar 80%, dan 20% ditentukan oleh IQ. Kecerdasan emosional didefinisikan oleh Peter Salovey dan John Mayer sebagai, “kemampuan untuk mengatur emosi diri sendiri dan orang lain yang mana kecerdasan ini bertujuan untuk membedakan antara emosi yang beragam dan memberi label secara tepat, serta menggunakan informasi emosional untuk mengatur pikiran dan perilaku.” Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni: 1. mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, 2. memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, 3. mampu merespons dan Kemampuan melakukan negosiasi dengan orang lain secara emosional, 4. serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri, 5. mudah dipercaya, dapat beradaptasi dengan baik, mudah bergaul dan bekerja sama dalam tim, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta memiliki motivasi yang tinggi. Aspek Kecerdasan Emosional • Salovey dan Mayer Salovey dan Mayer mengungkapkan aspek-aspek yang ada dalam kecerdasan emosional yaitu mampu merasakan empati, berani mengungkapkan dan memahami perasaan, bisa mengendalikan amarah, mampu beradaptasi, mandiri, setia terhadap pertemanan, ramah, dan hormat kepada yang lain. • Goleman Menurut Goleman, seseorang yang memiliki kecerdasan emosi memiliki aspek untuk memotivasi diri sendiri, apabila frustasi lebih siap untuk bertahan, bisa menghadapi sesuatu yang sulit dan tetap percaya diri, serta memiliki empati yang tinggi. • W.T Grant Consortium Menurut W.T Grant Consortium kecerdasan emosional bisa dilihat dari cara mengungkapkan perasaan dan bisa mengidentifikasi perasaan tersebut. Perasaan tersebut selain bisa diungkapkan, juga bisa dikelola juga dikendalikan, serta bisa membedakan dan menyeimbangkan antara perasaan dan tindakan. Sejarah kekuatan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Abraham Maslow pada tahun 1950-an. Istilah “kecerdasan emosional” muncul pertama kali dalam makalah tahun 1964 oleh Michael Beldoch dan dalam makalah tahun 1966 oleh B. Leuner berjudul “Emotional intelligence and emancipation” yang muncul pada jurnal psikoterapi yang bernama Practice of Child Psychology and Child Psychiatry. istilah kecerdasan emosional baru dipopulerkan pada tahun 1995 oleh psikolog dan jurnalis ilmu perilaku Dr. Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul “Emotional Intelligence – Why it can matter more than IQ”. Selanjutnya, buku tersebut mendapatkan popularitas yang kemudian berakibat pada kepopuleran Daniel Goleman itu sendiri. Akhir tahun 1998, artikel Goleman di Harvard Business Review berjudul “What Makes a Leader?” menarik perhatian manajemen senior di Johnson & Johnson’s Consumer Companies (JJCC). Kelompok emosi • Marah Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan ketidakstabilan emosi. Sebagai cirinya sering mengalami rasa cemas, sedih, takut, dan mengalami tingkat kemarahan yang tinggi. Marah adalah ekspresi emosi yang bersifat agresif. Marah bisa dipicu akibat frustasi, merasa kecewa, dan rasa kesal terhadap suatu hal. Dampak positif dari marah, bisa meredakan rasa kesal dan bisa membuat emosi tenang. Selain itu, marah juga bisa berdampak buruk apabila tidak bisa mengendalikan emosi marah tersebut. • Rasa Takut Rasa takut bisa menyebabkan stres gangguan emosional. Stres tersebut timbul karena adanya ancaman dan tekanan dan perubahan. Dampaknya akan menyebabkan respons tubuh, seperti napas dan detak jantung yang semakin cepat. Selain itu otot menjadi kaku, serta tekanan darah menjadi tinggi. Rasa takut bisa disebabkan oleh ancaman karena merasa diri dalam bahaya. Ancaman tersebut bisa ditimbulkan dengan ancaman fisik, psikologis, hal yang imajiner, serta emosional. • Cinta Cinta merupakan salah satu jenis emosi yang timbul karena rasa intim, menyebabkan gairah, dan komitmen. Cinta juga juga merupakan emosi yang dipengaruhi oleh kedekatan, rasa tertarik, juga rasa percaya terhadap satu sama lain. Selain itu, cinta juga bisa timbul karena reaksi biologis yang timbul pada diri manusia. Rasa cinta bisa diekspresikan dengan bentuk persahabatan, rasa percaya, rasa hormat terhadap seseorang, hingga rasa kasih sayang antar manusia. • Terkejut Terkejut merupakan salah satu emosi yang bisa terjadi dalam waktu yang singkat. Rasa terkejut bisa muncul karena menemukan sesuatu hal yang baru. Emosi terkejut bisa diekspresikan dengan rasa takjub, kejutan, muak, tertanam hingga rasa mual ingin muntah. • Malu Malu merupakan rasa yang tidak nyaman yang muncul karena kondisi sosial dalam menghadapi orang baru, yang terjadi karena kondisi interaksi sosial yang buruk. Rasa malu merupakan hal yang normal, karena dapat terjadi dalam beberapa kondisi saja. Rasa malu bisa berdampak negatif apabila disertai dengan rasa sepi, cemas, hingga frustasi. Rasa malu bisa diekspresikan dengan rasa bersalah, rasa hancur, kesal, hingga timbul karena adanya aib. Cara Memaksimalkan Kecerdasan Emosional 1. Mengenali emosi diri 2. Mengelola emosi melalui mengekspresikan dengan tujuan yang jelas 3. tingkatkan rasa empati pada orang lain untuk mencegah gangguan narsistik 4. membangun relasi dengan orang sekitar 5. melatih kemampuan berkomunikasi Dampak Kecerdasan emosional memiliki dampak pada diri kita sendiri, dampak tersebut memiliki level tinggi dan rendah. 1. Tinggi Dampak kecerdasan emosional kategori tinggi, pertama sulit memberi dan menerima kritik yang negatif. Hal ini dikarenakan orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki empati yang tinggi pula. Oleh karena itu, ketika akan memberikan kritik yang tajam, mereka selalu memikirkan dampak terhadap orang lain, hingga enggan memberikan kritik. Begitu pun saat menerima kritik negatif, orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi tidak akan merasa sedang dikritik. 2. Rendah Dampak negatif kecerdasan emosional kategori rendah bisa mempengaruhi kesehatan fisik. Hal ini dikarenakan ujung dari gangguan emosional salah satunya stres. Dampaknya bisa menjadi penyakit kurangnya imun, jantung, hingga tekanan darah tinggi. Selain kesehatan fisik, juga mempengaruhi kesehatan mental. Misalnya bisa membuat depresi, hingga susah bersosialisasi dengan orang lain. Kritik Beberapa peneliti pernah mengangkat korelasi antara pengukuran kecerdasan emosional dengan dimensi kepribadian yang sesungguhnya. Umumnya, pengukuran kecerdasan emosional dan aspek-aspek kepribadian dianggap sebagai satu hal yang sama karena keduanya memiliki tujuan untuk mengukur sifat dari suatu kepribadian.