Kritik sastra juga bagian dari ilmu sastra , kritik sastra ini juga digunakan untuk menilai atau mengkritik suatu karya sastra selain itu kritik sastra juga dapat berperan untuk mengkaji sebuah karya sastra secara detail dan lebih rinci lagi. Tugas kritik sastra adalah mencari kelemahan, kelebihan, serta mengapresiasi suatu karya tersebut. Menurut Widyamartaya dan Sudiati, Kritik sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat akan sebuah sastra yang dikemukakan oleh para ahlinya, dan pertimbangan yang adil terhadap baik buruk terhadap kualitas, nilai, kebenaran karya sastra Novel Lampuki merupakan novel karya Arafat Nur, Novel ini juga dinobatkan sebagai pemenang unggulan dalam Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010. Novel ini mengisahkan tentang masa – masa gejolak di Aceh setelah keruntuhan bapak Soeharto sebagai presiden. berawal dari kisah Ahmadi, berandalan kampung berkumis tebal, tiba – tiba muncul memimpin pasukan kecil melawan pemerintah. Kisah kian menarik dengan bumbu cinta terlarang antara Halimah, istri Ahmadi yang bertugas mengutip pajak perjuangan, dengan jibral seorang pemuda rupawan namun penakut yang menjadi pujaan hati para gadis. Lampuki ini adalah novel yang amat sangat menyentuh. Berlatar di Aceh pada masa penuh gejolak setelah keruntuhan Soeharto. Dan novel ini juga dapat menggambarkan seacara terperinci tentang perang, perilaku sosial, karakter masyarakat, budaya, dan nilai – nilai kemanusiaan serta disajikan dengan gaya bahasa yang mengundang gelak tawa, tapi tidak menghilangkan rasa simpati kepada orang – orang tak berdosa yang menjadi korban. Kekurangan dari novel ini adalah banyaknya kata – kata yang sulit untuk difahami, kita harus membaca berulang – ulang kali untuk memahami makna dari kata – kata tersebut. Jadi apakah kalian penasaran akan isi dari Novel Lampuki Karya Arafat Nur ini ???
Apakah kalian tau definisi variasi ragam bahasa yang dipelajari dalam ilmu Sosiolinguistik ? ya, variasi ragam bahasa adalah pemakaian bahasa yang selalu berkaitan erat dengan masyarakat, hal ini disebabkan oleh banyaknya keragaman suku yang ada di Indonesia. Bahasa Indonesia biasanya disebut bahasa ibu, karena bahasa tersebut yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaannya oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang apalagi luntur. Ragam bahasa ini juga sangat berpengaruh sekali terhadap proses interaksi antara penutur dan lawan tutur. Kita ambil contoh variasi ragam bahasa dari suku jawa yang tinggal di Solo dengan yang tinggal di Yogyakarta, keduanya mempunyai variasi bahasa yang berbeda, mengapa demikian ? karena itu menjadi ciri khas tersendiri suatu daerah, tidak mungkin masing – masing daerah tidak mempunyai ciri khas dalam berbahasa. Perbedaan pada penggunaan jumlah kata/istilah ini jelas sangatlah berbeda tujuannya agar dapat membedakan keragaman bahasa antar daerah. Selain sebagai ciri khas suatu daerah, variasi dan jenis ragam bahasa ini juga menjadi tolak ukur untuk tingkat kesopanannya juga.