Oleh: Sherly Agustina, M.Ag, Penulis dan owner @tilah Bakery Cilegon
Allah Swt. berfirman: “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (TQS. Al Baqarah: 269)
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa Virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah bermutasi dalam beberapa varian baru, salah satunya varian B.1.1.7. Virus baru ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada November 2020, dan telah menyebar ke berbagai negara. Sudah puluhan negara yang terkena virus baru ini, di antaranya AS, Denmark, Australia, Turki, Malaysia, Cina, Selandia Baru, Singapura, Belgia, Brasil, Kanada, Prancis, India dan Indonesia (Kompas.com, 7/3/21).
Satu tahun virus Covid-19 berada di negeri ini, sudah memakan korban begitu banyak. Jika sudah terjadi, insya Allah merupakan skenario yang terbaik dari Allah. Bagi yang tak selamat atau menjadi korban mendapat pahala syahid. Bagi yang terkena virus dan sakit, menjadi penggugur dosa. Bagi yang selamat, Allah masih memberi kesempatan hidup agar bisa lebih baik dari waktu ke waktu.
Tentu tak ada yang sia-sia, namun wabah ini bukan untuk dibiarkan dan manusia pasrah sepasrah-pasrahnya. Menerima kehendak-Nya pasti, setelah itu berfikir bagaimana agar wabah ini tidak menyebar dan segera berakhir. Tanggung jawab utama ada pada pemerintah karena pemerintah yang memiliki wewenang secara langsung mengurus rakyat.
Evaluasi dari virus Covid-19 selama setahun belum bisa tersolusi dan terselesaikan dengan baik, maka mengahadapi mutasi virus Covid-19 yaitu virus B117 harus lebih waspada. Protokol kesehatan harus terus dilakukan di manapun berada. Karena virus ini begitu mudah menular, dengan beberapa gejala. Di antaranya demam, sesak nafas, batuk, hilangnya penciuman dan rasa, berubah warna pada kulit. Di samping itu, harus lebih hati-hati karena ketika berinteraksi tidak bisa dipastikan mana yang OTG atau tidak.
Lebih berbahaya jika yang terkena virus ini orang yang memiliki penyakit bawaan, seperti asma dan penyakit pernafasan lainnya. Manusia hanya bisa berbuat pada ranah pencegahan dan pengobatan semaksimal mungkin. Hal ini harus menjadi renungan, ada hikmah apa di balik semua ini yaitu Allah mengutus virus tersebut ke muka bumi. Lalu, sudahkah mengikuti petunjuk Baginda Nabi Saw. dalam menangani wabah.
Mungkin manusia harus banyak muhasabah dan istighfar atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Setelah itu, segera ikuti petunjuk Nabi dalam menangani wabah karena di masa Nabi pernah terjadi dan bisa tertangani dengan segera. Saat ini pemerintah sedang melakukan vaksinasi, rakyat berharap vaksinasi ini sesuai dengan petunjuk para ahli.
Kemudian, rakyat pun berharap vaksin bisa diakses dengan mudah tanpa ada komersialisasi atau tarik-menarik kepentingan di jajaran pemerintahan dengan para pengusaha. Karena sejatinya, tugas pemerintah melayani rakyat dan memberi kemudahan dalam fasilitas terutama kesehatan. Terlebih, pandemi ini berdampak resesi dan rakyat banyak mengalami kesulitan terutama ekonomi.
Hal terdekat yang harus dilakukan oleh rakyat, saling peduli dan perhatian di lingkungan sekitar. Saling mengingatkan terkait protokol kesehatan, jikapun ada tetangga atau saudara yang terlanjur terkena virus tetap perhatian dan peduli. Membangun emosi yang positif, karena aspek psikologis itu sangat penting. Tidak membuat orang terkena virus down, saling membantu karena ini masalah bersama.
Muslim itu bagai satu tubuh, jika ada bagian tubuh yang sakit maka anggota tubuh lain merasakan sakit. Pemerintah harus lebih meningkatkan upaya pencegahan penyebaran virus, terutama akses dari luar negeri. Karena diketahui virus ini berasal dari luar negeri.
Memang hal ini menambah berat kerja pemerintah, satu virus belum selesai ditambah virus baru mutasi dari virus sebelumnya. Namun, tidak mungkin Allah memberikan penyakit jika tidak ada obatnya. Hal ini pernah disampaikan oleh Baginda Nabi Saw.
Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma’ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin ‘Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku ‘Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari ‘Abdu Rabbih bin Sa’id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah ‘azza wajalla.” (HR Muslim).
Hanaya kepada-Nya berharap, semoga wabah ini segera berakhir. Manusia dan kehidupan kembali beraktivitas normal seperti semula. Semoga setelah melewati ujian pandemi, seperti terlahir kehidupan yang baru. Kehidupan yang diridhai Allah, dengan cara menerapkan aturan Allah secara sempurna. Agar berkah dan selamat di dunia dan akhirat.
Allahu A’lam bi ash Shawab.
(***)