Beranda Ramadan Warga Kota Serang Sambut Qunut dengan Tradisi Ngupat

Warga Kota Serang Sambut Qunut dengan Tradisi Ngupat

Ilustrasi - foto istimewa google.com

SERANG -Warga Kota Serang menyambut tradisi qunut atau pertengahan Ramadan yang akan jatuh pada Selasa (27/4/21), dengan membuat kupat. Bahkan sejumlah pedagang kulit ketupat musiman mulai marak menjajakan dagangannya di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang sejak Minggu (25/4/21).

Mumun asal Kubang Apu, Kelurahan Terondol, Kecamatan Serang, mengaku membeli janur buat menghadapi pertengahan Ramadan atau biasa disebut dengan istilah qunut.

“Beli lima ikat harganya Rp6.000 per ikat. Satu ikat ada 20 lembar. Bikin di rumah aja karena semua pada bisa bikin sendiri,” ujarnya.

Ia berharap tradisi ngupat dapat membawa berkah buat warga Kota Serang. Menurutnya selain menjadi tradisi, ngupat mendorong perekonomian di Kota Serang lebih hidup.

“Karena ada tradisi ngupat, ada jual beli kan di pasar. Semua kena berkah dari tradisi ngupat ini. Ekonomi jadi hidup kan,” ujarnya.

Salah seorang penjual kulit ketupat di Pasar Induk Rau (PIR), Iwan mengatakan, dirinya berjualan kulit ketupat hanya musiman saja. Biasanya saat menyambut tradisi qunut, menjelang hari raya Idul Fitri, dan jelang hari raya Idul Adha.

“Ini mah sementara doang pas mau qunut aja. Kalau hari-hari biasa saya jualan buah-buahan,” ujarnya.

Ia mengaku sejak pagi buta sudah mulai menggelar dagangannya. Sebab, animo pembeli di PIR biasanya ramai sejak pagi dini hari.

“Saya dari jam 04.00 subuh. Alhamdulillah sudah ada yang beli,” ucapnya.

Iwan menjelaskan, harga untuk kulit ketupat yang sudah jadi ia jual dikisaran Rp10 ribu untuk 10 kulit ketupat.

“Harganya Rp 10 ribu dapat 10 cangkang (kulit) ketupat,” ucapnya.

Ia mengaku sudah ratusan kulit ketupat yang sudah terjual. “Sudah terjual 100 cangkang kulit mah. Berarti baru dapat Rp100 ribu. Itu kotor,” ucapnya.

Kendatipun saat ini masih pandemi Covid-19, ia berharap penjualan kulit pada Ramadan 1442 Hijriyah mendatangkan banyak pundi-pundi keuntungan.

“Untungnya mah tipis, api namanya jualan ya kadang rame kadang sepi. Ya mudah-mudahan aja ya tradisi qunut tahun ini kayak yang udah-udah sebelum ada corona,” ujarnya.

Momen tradisi qunutan pun dimanfaatkan oleh pedagang kulit ketupat lainnya, Dodi. “Saya udah dua tahun jualan cangkang ketupat. Kalau hari-hari biasa mah serabutan,” ujarnya.

Dirinya terpaksa beralih menjadi penjual kulit ketupat lantaran berharap mendapatkan berkah dari momen tradisi qunutan.

“Tahun-tahun sebelumnya lumanyan bisa ngantongin Rp500 ribu dari hasil jualan selama tiga hari. Tahun ini ya mudah-mudahan aja namanya juga jualan ya,” ucapnya

Dodi menyebutkan, kulit ketupat yang ia jual bervariasi jika ukuran kecil dijual Rp5.000 untuk 10 kulit ketupat. Untuk ukuran kulit ketupat yang besar Rp10 ribu untuk 10 kulit ketupat.

“Kalau belum jadi 20 lembar daun janur Rp5.000. Janurnya dari Ciomas dan Cibaliung. Kalau yang udah jadi saya buat sendiri,” ucapnya.

(Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini