Beranda Ramadan Dari Mana Sih Asal Ketupat yang Muncul Setiap Lebaran?

Dari Mana Sih Asal Ketupat yang Muncul Setiap Lebaran?

Ilustrasi - foto istimewa google.com

Di Indonesia Ketupat merupakan hidangan khas di hari raya Idul Fitri. Pernahkah anda bertanya dari manakah asal ketupat ?

Dikutip dari ivoox.id, Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa muda (janur), atau kadang-kadang dari daun palma yang lain. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran sampai 5 hari berikutnya ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Sunda), katupat kandangan (Banjar), Grabag (kabupaten Magelang), kupat glabet (Kota Tegal), coto makassar (dari Makassar, ketupat dinamakan katupa), lotek, serta gado-gado yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau lontong. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai satai, meskipun lontong lebih umum.

Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.

Menurut Fadly Rahman, Penulis Buku “Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia”, Ketupat mulai populer di masa Sunan Kalijaga, saat mensyiarkan islam pada abad ke-15 hingga ke-16. Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman.

Menurut Fadly di Jawa dan Sunda menyebut ketupat sebagai kupat yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Simbolisasi lain dari ketupat,  laku papat (empat laku) yang juga melambangkan empat sisi dari ketupat.

Pada zaman pra Islam, nyiur dan beras sebagai sumber daya alam sudah dimanfaatkan untuk makanan oleh masyarakat di zaman tersebut. Juga di Bali hingga saat ini menggunakan ketupat (orang Bali menyebutnya tipat) dalam ritual ibadah. Hal ini menunjukan ketupat sudah ada sejak jaman Hindu Buddha menyebar di Indonesia.

Saat ini ketupat tak hanya menjadi identitas di Indonesia melainkan juga di Asia Tenggara khususnya negara Melayu identik menjadi santapan special di Hari Raya Idul Fitri. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini