Beranda Opini Vaksinasi dan Penanganan Covid-19

Vaksinasi dan Penanganan Covid-19

Presiden Joko Widodo tengah divaksin Covid-19. (Dok. Humas Istana Negara)

Oleh : Ummi Hani S.D.A, Mahasiswi Prodi Sekretari Universitas Pamulang

 

Beberapa waktu yang lalu masyarakat Indonesia sudah sedikit merasa tenang karena jumlah kasus Covid – 19 yang sempat menurun, namun dibuat panik kembali akhir – akhir ini karena jumlah kasus kembali melonjak di beberapa daerah seperti Tangerang Selatan yang kini menjadi zona merah kembali.

Pembatasan sosial pun diberlakukan kembali mulai tanggal 11 hingga  25 Januari 2021 mendatang untuk menekan penyebaran virus tersebut. Namun bukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dulu sempat dilakukan pemerintah pada awal-awal virus muncul, tetapi berganti menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ).

Pemerintah menyadari bahwa PSBB sangat merugikan berbagai sektor yang menyebabkan perputaran ekonomi menjadi sangat lambat, dengan kegiatan masyarakat yang  sangat dibatasi sehingga ekonomi mengalami penurunan. Maka dari itu PSBB tidak diberlakukan kembali dan diganti menjadi PPKM yang memberlakukan jam malam bagi kegiatan masyarakat. Dengan begitu, kegiatan ekonomi tetap berjalan dengan harapan perputaran uang tetap terjadi dan ekonomi akan pulih kembali.

Kebijakan pun tak luput diberikan kepada masyarakat yang ingin bepergian ke luar kota, pada saat itu pemerintah mengharuskan masyarakatnya untuk menunjukkan surat yang berisi hasil test rapid antigen kepada para petugas kepolisian yang diberikan tugas untuk menjaga perbatasan wilayah. Jika para petugas mendapati ada masyarakat yang melanggar kebijakan tersebut dan terbukti tidak memiliki hasil rapid test, maka akan dilakukan test rapid on the road kepada para pelanggar pada saat itu juga.

Namun ditengah kepanikan yang terjadi saat ini, pemerintah mulai mencoba kebijakan baru untuk memberikan vaksin kepada masyarakat dengan harapan masyarakat dapat terhindar dari virus ini walaupun tidak seratus persen.

Isu vaksin yang pertama kali terdengar di telinga masyarakat Indonesia adalah vaksin Sinovac yang datang dari negara China. Namun muncul rumor yang mengatakan bahwa vaksin ini merupakan vaksin yang paling lemah menurut WHO, yang telah diuji melalui perbandingan 10 kandidat. Walaupun hingga detik ini belum ada dokumen resmi dari WHO yang menyatakan bahwa vaksin Sinovac adalah yang paling lemah. Bahkan ada isu yang mengatakan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memesan vaksin Sinovac.

 

Akibat dari isu negatif yang memberikan image bahwa vaksin Sinovac merupakan vaksin yang lemah terlanjur membekas dibenak masyarakat sehingga menimbulkan keraguan terhadap kebijakan vaksinasi. Tidak sedikit pula yang menolak dengan keras rencana vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah karena kurangnya informasi yang mereka dapat mengenai vaksin tersebut.

Salah satu ketakutan terbesar masyarakat adalah efek yang akan ditimbulkan setelah pemberian vaksin, karena minimnya pengetahuan dan informasi mengenai kebijakan vaksinasi, ditambah dengan berita kegagalan vaksin Pfizer di luar negeri yang menyebabkan kematian. Sehingga masyarakat meragukan keampuhan vaksin Sinovac dan timbul pemikiran yang berlebihan mengenai efek samping dari vaksin yang akan diberikan. Sehingga mereka menolak dengan keras untuk divaksin dengan alasan bahwa setiap orang memiliki hak atas dirinya sendiri dan tidak dapat dipaksa oleh siapapun.

Berbagai cara pun dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan ketakutan masyarakat yang dianggap tidak berdasar mengenai kebijakan vaksinasi, mulai dari menggandeng influencer atau artis agar para pengikutnya tertarik untuk mengikuti langkah yang diambil oleh para idolanya, melakukan vaksinasi perdana kepada presiden Joko Widodo dan selanjutnya vaksinasi kepada para tenaga medis agar masyarakat yakin bahwa tidak ada efek yang membahayakan, hingga upaya pemerintah yang berjanji akan memberikan vaksin secara gratis kepada masyarakat . Namun tetap saja ada pihak yang menolak meskipun BPOM sudah mengizinkan.

 

Lalu kira – kira kebijakan apa yang tepat untuk menangani Covid – 19 di Indonesia? Jika sebagian masyarakat saja menolak untuk divaksin, lalu bagaimana cara menghentikan penyebaran virus yang terus menerus menghantui masyarakat Indonesia?

Semoga pemerintah Indonesia cepat menemukan cara yang tepat untuk menekan penyebaran virus corona yang terus menerus melonjak ditengah pro dan kontra vaksinasi yang sedang di uji coba di berbagai negara.

(***)
 

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini