Beranda Opini Tahun Baru dan Pandemi

Tahun Baru dan Pandemi

Ilustrasi - foto istimewa beritagar.id

Oleh: Sherly Agustina, M.Ag, Kontributor media dan pemerhati kebijakan publik

 

Allah Swt. berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al Hasyr: 18).

 

Tak terasa sudah berada di penghujung tahun 2020, banyak sekali peristiwa yang dilewati di sepanjang tahun ini. Tentu banyak hikmah yang bisa dipetik untuk diambil pelajaran, bekal mengarungi kehidupan. Masih banyak yang harus dibenahi dari negeri ini, mulai dari keadilan yang belum bisa ditegakkan dengan baik. Masih ada kriminalisasi ulama dan ajaran Islam, pornografi, aborsi, free sex di kalangan remaja masih menjadi PR.

 

Terutama, pandemi yang sudah sembilan bulan di negeri ini belum ada tanda-tanda berakhir. Bahkan, di luar negeri ada jenis virus Covid-19 baru dan warga Indonesia harus benar-benar melakukan tindakan preventif bersama-sama. Selain itu, munculnya cluster-cluster baru di pabrik, pasar, dan tempat-tempat lainnya masih menjadi PR bersama.

 

Mungkin, tugas Covid-19 di dunia khususnya di negeri ini belum selesai. Bisa jadi, manusia belum menangkap pesan dari Allah melalui Covid-19 ini. Maka, di penghujung tahun ini harus digunakan sebagai sarana muhasabah. Jika dua tahun lalu Banten diberi Tsunami oleh Allah, maka tahun ini diberi pandemi. Tugasnya mungkin ada kesamaan, sebagai reminder bagi manusia sebagai hamba-Nya.

 

Bahwa manusia itu lemah dan terbatas, Allah lah Sang Maha yang bisa melakukan apapun. Jika tahun-tahun sebelumnya banyak yang merayakan tahun baru dengan kumpul-kumpul, senang-senang, di pantai, hotel, atau tempat wisata lainnya. Maka, di tahun ini Allah beri kesempatan merenung jauh dari kerumunan dan keramaian dan cukup di rumah saja.

 

Selain agar lebih khusyu’ merenungi apa saja selama ini yang telah dilakukan selama tahun ini, juga membantu pemerintah dari mitigasi Covid-19. Jenuh karena selama sembilan bulan banyak aktifitas yang pindah ke rumah, tentu hal yang manusiawi. Mengeluh dengan keadaan, hal yang wajar. Namun, masalah tak akan selesai hanya dengan mengeluh, sebaliknya akan bisa dinikmati dan dijalani jika tetap mensyukuri apapun yang terjadi.

 

Karena sebagai muslim meyakini, bahwa apa yang terjadi di muka bumi seburuk apapun adalah yang terbaik dari-Nya. Selalu mengedepankan berfikir positif, dan melakukan hal-hal yang baik agar jiwa dan raga tetap sehat. Kemudian, menebarkan energi positif ini kepada yang lain karena efek dari energi positif sangat baik bagi kesehatan.

 

Beberapa kepala daerah mengambil kebijakan agar tak melakukan perayaan tahun baru yang mengumpulkan banyak orang atau berkerumun. Hal ini wajar, sebagai upaya dari pemerintah menekan angka penyebaran Covid-19. Tugas sebagai warga negara yang baik ialah patuh pada peraturan pemerintah. Untuk kebaikan bersama, dan tugas menghadapi Covid-19 ini adalah tugas bersama.

 

Semoga segala kesulitan dan masalah di tahun ini tidak terulang kembali di tahun yang akan datang. Keadilan bisa ditegakkan dengan baik, tidak tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Pornografi, pornoaksi, aborsi dan permasalahan sosial lainnya bisa diminimalisir. Termasuk permasalahan ekonomi, krisis bahkan resesi bisa segera diatasi. Juga permasalahan lainnya agar negeri ini lebih baik dan mendapat keberkahan dari Allah.

 

Keberkahan itu akan didapat manakala sebagai hamba-Nya hanya patuh dan taat pada perintah Allah saja bukan yang lain di dalam semua aspek kehidupan. Karena sejatinya sebagai hamba adalah patuh pada perintah-Nya. Bisa jadi, segala permasalahan yang terjadi adalah sebuah peringatan dan teguran dari Allah karena hamba-Nya tak patuh pada perintah-Nya, tak melaksanakan aturan-Nya. Momen pergantian  tahun ini jangan disia-siakan sebagai sarana muhasabah agar pribadi dan negeri ini bisa lebih baik di tahun yang akan datang.

 

Firman-Nya patut menjadi renungan: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (TQS. Al A’raf: 96).

 

Allahu A’lam Bi Ash Shawab.

(****)
 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini